Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

IAIN Ponorogo Menyimpan 3 Kebohongan yang Perlu Diluruskan

Miftakhu Alfi Sa'idin oleh Miftakhu Alfi Sa'idin
15 Agustus 2023
A A
IAIN Ponorogo Menyimpan 3 Kebohongan yang Perlu Diluruskan (Unsplash)

IAIN Ponorogo Menyimpan 3 Kebohongan yang Perlu Diluruskan (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak yang mengira IAIN Ponorogo adalah STAIN. Bohong itu!

Pertama, soal status kampus. Jadi, status kampus saya berubah menjadi IAIN Ponorogo pada 2016. Namun, meski sudah berubah, nama kampus saya tetap kurang dikenal, bahkan oleh masyarakat Ponorogo sendiri. 

Misalnya, saya pernah ditanya oleh seseorang saat hendak membayar UKT di bank. Orang itu bertanya kepada saya kuliah di mana. Saya menjawab kalau saya kuliah di IAIN. Spontan, orang itu langsung menjawab, “Oalah, STAIN to, Mas.”

Masih banyak masyarakat Ponorogo yang masih lekat dengan nama STAIN dan kurang mengenal IAIN. Memang, nama STAIN yang disandang oleh kampus ini cukup lama sekali, ya mulai sekitar 1997 hingga 2016. Mungkin ya ini sebabnya masyarakat Ponorogo lebih familiar dengan nama STAIN Ponorogo daripada IAIN Ponorogo.

Saya menemukan hal berbeda ketika ngobrol dengan orang yang lebih tua. Mereka justru tidak mengenal nama STAIN Ponorogo atau IAIN Ponorogo. Yang mereka kenal adalah Watoe Dhakon atau IAIN Sunan Ampel. 

Ya maklum, nama Sunan Ampel sudah melekat pada kampus ini. Secara dulunya kampus IAIN Ponorogo merupakan cabang dari UIN Sunan Ampel (yang dulunya masih bernama IAIN Surabaya). Sementara itu, nama Watoe Dhakon diambil dari nama gedung yang menjadi ikon IAIN Ponorogo. Dulu, gedung ini sangat megah dan tinggi menjulang, ya karena dulu gedung kampus nggak banyak yang tinggi, gak kaya sekarang.

Sehingga, bagi maba IAIN Ponorogo, jangan kaget ya. Misalnya nanti ditanya orang harus jawab apa. Atau jika ada orang yang menyebut kampus kamu ini dengan sebutan lain, jangan bingung, ya.

Mendapat julukan kampus hijau. Bohong!

Sebagaimana kampus lain di tanah air, kampus IAIN Ponorogo juga memiliki julukan yang sangat melekat dan khas. Julukan tersebut adalah “kampus hijau”. Yaps, adanya julukan kampus hijau yang melekat pada satu-satunya kampus Islam negeri di wilayah karesidenan Madiun ini juga tak lepas dari polemik yang menyelimuti.

Wajar sih, jika kampus ini dijuluki kampus hijau. Sebab, jika kalian berkunjung di kampus ini (baik kampus 1 maupun kampus 2), semua bangunan kampus didominasi dengan cat warna hijau, kecuali gedung Graha Watoe Dhakon serta gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Ya, kalau cuma warna cat gedung, cukup sesuai dengan julukan ini.

Baca Juga:

Alasan Saya Nggak Kecewa Masuk UIN Jogja meski Bukan Kampus Impian 

Jalan Ponorogo-Pacitan Bertahun-tahun Nggak Punya Lampu Jalan, Bikin Pengendara Waswas Saat Melintas

Secara nomenklatur, julukan “kampus hijau” diberikan kepada perguruan tinggi yang sudah bisa mengelola lingkungan hidup. Namun, apakah ini sesuai dengan realita di kampus ini? Bohong, sih, tapi sudah diupayakan.

Di samping itu, dengan dominannya warna hijau di kampus ini, masih banyak orang Ponorogo yang beranggapan bahwa kampus ini adalah underbow dari salah satu ormas Islam yang itu. Yaps, itu loh yang diketuai sama Gus Yahya. Agak menggelitik emang, tapi ya itu sudah menempel di masyarakat. Di sini saya mau sedikit meluruskan ya, bahwa IAIN Ponorogo itu kampus negeri. Sehingga tidak hanya ada satu ormas tertentu saja, tetapi juga mewadahi seluruh mahasiswa Islam.

Kuliah di IAIN? Mau jadi modin? Ya nggak, lah!

Salah satu cap yang sangat salah melekat di IAIN Ponorogo. Yaitu, kalau kamu bilang kuliah di IAIN, pasti orang keukeuh menganggap kamu akan “berprofesi” sebagai modin. Jadi, modin adalah sebutan lain bagi seorang perangkat desa yang tugas utamanya mengurusi masalah agama dan sosial, misalnya mengurus kematian seseorang.

Saya akui bahwa kampus IAIN merupakan institusi di bawah naungan Kemenag yang berisikan berbagai jurusan agama. Terlebih lagi, IAIN Ponorogo dulunya merupakan cabang dari kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang UIN Sunan Ampel). Jurusan yang pertama kali dibuka saat itu adalah jurusan Ahwal Syahsiyah (sekarang Hukum Keluarga Islam) dan Qodlo.

Ya, dengan sejarah tersebut, tidak salah juga sih kalau ada yang beranggapan demikian. Namun, ya pendapat ini tidak benar. Sebab, sekarang, jurusan yang dibuka sudah sangat beragam, mulai dari Pendidikan, Hukum, Ushuluddin, dan juga Ekonomi. Jadi nggak melulu soal modin ya.

Itulah tadi cap dan kebohongan yang melekat pada IAIN Ponorogo. Saya memang hendak meluruskan, tetapi juga nggak sepenuhnya menyalahkan juga. Ada juga cap lain yang melekat di kampus ini. Misalnya saja Madrasah Kulon Bangjo. Ya, mau gimana lagi? Orang isinya lebih kaya sekolah, bukan institusi perguruan tinggi. Gitu sih.

Penulis: Miftakhu Alfi Sa’idin

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Ponorogo, Kota dengan Sejuta Julukan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 5 September 2023 oleh

Tags: iain ponorogoponorogoUIN Sunan AmpelUIN Sunan Kalijagauin surabaya
Miftakhu Alfi Sa'idin

Miftakhu Alfi Sa'idin

Seorang introvert yang bertekad menjadi penulis dan berintelektual. Putu Warok Ponorogo. Instagram @miftakh_al.13

ArtikelTerkait

Hujan di Jalur Ponorogo-Pacitan, Mimpi Buruk bagi Pengendara, Berubah Jadi Jalur Neraka!

Hujan di Jalur Ponorogo-Pacitan, Mimpi Buruk bagi Pengendara, Berubah Jadi Jalur Neraka!

13 Maret 2024
Parenting Day di SMA Ponorogo, Acara Perekat Hubungan Orang Tua dan Anak yang Seharusnya Ditiru Sekolah Lain

Parenting Day di SMA Ponorogo, Acara Perekat Hubungan Orang Tua dan Anak yang Harus Ditiru Sekolah Lain

13 September 2023
5 Tempat Wisata Tersembunyi di Kabupaten Ponorogo terminal mojok.co

5 Tempat Wisata Tersembunyi di Kabupaten Ponorogo

16 Desember 2021
Jalan Searah di Segi 8 Emas Ponorogo Jadi Masalah, Kelewat Sedikit Bikin Mumet Pengendara

Jalan Searah di Segi 8 Emas Ponorogo Jadi Masalah, Kelewat Sedikit Bikin Mumet Pengendara

14 Maret 2024
Review Bus PO Narendra Rute Ponorogo-Semarang: Berasa Melaju di atas Awan

Review Bus PO Narendra Rute Ponorogo-Semarang: Berasa Melaju di atas Awan

26 Februari 2023
Nggak Cuma di Jogja: Ternyata, Malioboro Punya Cabang di Beberapa Kota terminal mojok.co

Nggak Cuma di Jogja: Malioboro Juga Punya Cabang di Beberapa Kota

8 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.