Humblebrag: Pura-pura Rendah Hati Padahal Maksudnya Kemaki

humblebrag

humblebrag

Humble: rendah hati
Brag: kemaki
Humblebrag: pura-puranya rendah hati padahal maksudnya mau kemaki

Sosial media memang isinya pamer. Semua orang juga paham itu. Apa yang kemudian membedakan adalah cara pamernya.

Berdasarkan studi-studi ilmiah di bidang psikologi maupun teknik komunikasi, humblebrag itu tidak disukai orang. Kenapa ya karena otak manusia itu bisa langsung membedakan mana yang jujur pamer dan mana yang niatnya pamer tapi ditutupi dengan kalimat-kalimat yang kayaknya rendah hati, atau purak-puraknya jengkel padahal niatnya mau pamer.

Bahasa kasarnya itu muna, alias munawaroh, bojone munarman alias munafiqun. Ya kalo mau pamer sih pamer aja ngapain juga niatnya pamer tapi pake acara sok rendah hati atau sok komplain.

Contoh: “Suamiku tu ya masak aku bangun tidur masik ileran juga langsung ditubruk aja, katanya aku makin seksi kalo bangun tidur. Me like: haa ????”

Netijen berasa pengen jawab: “Pedahal yang bener kayak kuntilanak ya sis?”

“Ya ampun orang-orang bilang enak ya aku bisa kerja di rumah aja ga usah ngantor, mereka ngga tau aja gimana capeknya aku tiap hari ngerjain orderan ratusan paket sendirian ?

Netijen be like: “apalagi eug, hari ini aja ngepel ubin 1.837.8181,6 meter persegi sendirian, ga dibayar lagi ?.”

“Suka kesel tiap kali keluar rumah pasti ditanya mbaknya keturunan bule ya. Gara-gara rambut pirang gw niihh.”

Netijen: “Pirang-pirang sis??”

dll dll dll dll.

Kamu bisa aja bilang, “ih itu sih yang kesel mereka yang julid aja dasarnya”.

Ya seterah sih. Tapi kenapa ada yang namanya ilmu teknik komunikasi ya salah satunya buat mengetahui bagaimana cara-cara komunikasi yang baik dan efisien supaya orang yang kita ajak komunikasi itu nyaman, senang, sehingga maksud dan tujuan kita jadi mudah tercapai.

Orang kadang engga menyadari kalau nyetatus di sosial media itu sebenernya bentuk komunikasi yang ada tujuannya. Dan banyak yang engga menyadari kalau tujuannya adalah membangun citra diri. Diakui atau tidak diakui, begitulah hubungan antara sosial media dan penggunanya.

Sudah paham tentang humblebrag tapi masih gak peduli dan nganggap yang julid itu emang julid aja, ya terserah. Ga masyalah. Bebaas. Hal-hal kayak gitu kan cuma penting bagi orang yang merasa perlu memperbaiki cara-cara mereka berkomunikasi. Engga cuma di sosial media, di dunia nyata juga banyak lagi yang humblebrag mah. Dan yang ngga ngerasa kalo itu nyebelin juga buanyaak hahaha.

Tapi gini, kalo Nia Ramadhani, mau humblebrag kayak gimana juga bakal tetap banyak yang memaklumi. Soalnya dalam hidupnya, ngomong apa adanya aja kayak kemaki gitu.

“Ya ampuuun aku tu di rumah sendiri aja nyasaar cobaa..”

Netijen be like: “NIA RAMADHANI NYASAR DI RUMAH SENDIRI. OKE.”

Nah, laen lagi kalo kamu cuma Nia Raimudiidoni atau Nia Ratemi…

BACA JUGA Menghindari Perilaku Humblebrag Si Kemaki terselubung atau tulisan Nia Perdhani lainnya. Follow Facebook Nia Perdhani.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version