Saya punya kenalan, yang saya yakin, tingkat kesetiaannya tak bisa lagi diragukan, dan dianggap sepele. Dari mana saya tahu? Sebab, dia adalah pemilik sebiji Honda BeAT generasi pertama yang usianya cukup renta untuk ukuran skutik.
Meski skutik tersebut sudah tergolong tua, tapi itu adalah motor yang dia sayang. Mungkin lebih dari apa pun di dunia. Banyaknya motor matic keluaran anyar tak sedikit pun membuatnya berpaling. Sebagai motor pertama yang penuh kenangan, Honda BeAT dianggap sudah lebih dari cukup untuk menemani mobilitas tiap hari.
Untuk menjaga hal yang dia sayangi, dia mau-mau saja untuk berusaha goes beyond extra miles. Soal pemotoran bukan perkara yang bisa dibilang mudah, tapi ia juga tak mau memasrahkan semua ke bengkel. Ia berusaha mencari informasi dari manapun. Informasi untuk membuat ia bisa merawat Honda BeAT lebih lama, bahkan menjadikan skutik ini sebagai warisan.
Daftar Isi
Berbekal koneksi internet, ia mencari beragam tips
Honda BeAT generasi pertama adalah motor kesayangan. Tiap lika-liku hidupnya ditemani motor ini. Dari bolak-balik skripsian, healing ke daerah-daerah yang belum pernah didatengin, semua tuntas dijelajahi sebiji Beat ini. Meski agak boros, tapi bodi yang simpel membuat perjalanan ke mana pun tetap enteng. Urusan geser-geser posisi motor nggak pernah jadi soal.
Demi merawat motor ini agar sanggup lebih lama menapak bumi, ia berselancar di internet, mencari informasi cara merawat kendaraan yang tokcer.
Di pencarian browser, ia mengetikkan “cara merawat motor matic”. Beberapa detik kemudian laman para pemberi tips soal motor matic muncul. Ada banyak, ia sampai kebingungan. Namun hal sepele kayak begini nggak serta merta bikin pusing. Membaca satu per satu adalah opsi yang dipilih. Luar biasa.
Pilihan pertama ia lakoni dengan membaca tips yang dibagikan oleh Terminal Mojok. Di situ, banyak sekali yang menulis soal motor matic. Ada yang menulis soal penyakit motor matic dan cara mendeteksi, ada pula bahasan soal motor matic saat menerjang banjir dan lain sebagainya. Semuanya tuntas dibaca.
Namun, belum puas sampai di situ, dan di laman yang lain, dia membaca cara paling benar merawat motor matic dengan servis rutin. “Ah, sudah tahu kalau servis rutin kudu dilakoni,” ia berpikir itu adalah tips klise tapi memang benar harus begini.
Terus ada tips lain yang menyarankan untuk mengganti oli setelah 2000 km atau 3000 km atau sekitar dua bulan sekali. Tanpa tahu oli yang cocok, ia tak langsung aja mencatat dengan pulpen berwarna merah.
Itulah cara klise yang biasanya orang-orang katakan. Sekarang ia makin mafhum dan yakin kalau Honda BeAT kesayangan bisa awet dan jadi warisan. Bahkan untuk membawanya keliling dunia, kini, bukan lagi hal yang mustahil. Tinggal ngumpulin modal saja.
Biar makin mantap, tanya montir bengkel deket rumah
Namun, dari semua tips merawat motor yang didapatkan melalui internet tak serta merta bikin puas. Kemudian ia teringat ada montir dekat rumah. Dengan kepenuhan tekat, lantas, menyambangi bengkel tersebut adalah pilihan final.
Siang menjelang sore di akhir pekan, cuaca memang nggak panas-panas amat, tapi dengan ia sang pemilik Beat memakai setelan serba panjang karena takut disengat matahari siang. Sejurus kemudian, ia memacu Honda BeAT itu dengan pelan. Seperti menikmati perjalanan. “seperti ini memakai motor matic yang benar. Santai, pelan, dan santun. Pasti sampai dengan selamat. Semoga,” batinnya.
Hingga akhirnya sampai di depan bengkel yang tampak lengang. Lantas, dengan berbekal modus servis rutin, ia tanpa basa-basi ngobrol ngalor ngidul soal motor skutik terkhusus Honda dengan Pak Buceng (montir bengkel).
“Merawat motor Beat itu gampang. Yang penting rutin ganti oli, servis karburator dan bersihin area CVT. Itu semua sudah SOP kalau kamu bilang servis ke bengkel kok,” ucap Pak Buceng.
“Yang penting biar motor awet tuh kuncinya satu kok. Gemati lan ati-ati. Dirawat. Dicuci pas habis kehujanan atau menerjang banjir. Biar apa? Ya biar bodi nggak kusam dan rangka tak keropos.”
“Oh iya, saya sarankan tiap enam bulan sekali pakai Yamalube carbon cleaner yang dituang ke tangki. Untuk cara pemakaiannya lihat saja di kemasan. Gampang kok,” lanjut blio.
Honda BeAT itu mudah dirawat
Dia tak menyangka montir yang punya perawakan kereng ternyata humble dan banyak ngomong juga.
“Merawat Honda BeAT generasi pertama tuh mudah. Ergonominya juga enak karena bodi ramping pas buat slundap-slundup di kemacetan. Semua spareparts skutik satu ini juga murah. Paling PR-nya ada di boros karena masih memakai karburator model vakum. Biasanya sih, pada diganti model karbu skep biasa milik Honda Supra X125, atau Karisma kalau mau enak dan jadi irit.”
“Selebihnya tinggal rutin ganti oli mesin tiap dua bulan sekali. Serta oli gardan setahun sekali atau enam bulan kalau sering lewat genangan banjir,” lanjut blio.
“Oh iya, kalau untuk motor matic macam Beat begini saya sarankan pakai oli yang 20w-40. Pakai oli yang agak kental nggak apa-apa malah bikin awet daleman mesin. Tapi ya kudu ingat pas mesin dingin memang wajib buat manasi mesin dulu. Paling nggak satu menit.”
Ia tak hanya memperhatikan penjelasan Pak Buceng, tapi juga mencatatnya di hape yang tak lepas dari genggaman. Semua saran bakal dipraktikkan biar Honda BeAT kesayangan bisa awet sampai akhir zaman.
Honda BeAT siap awet sampai akhir zaman
Setelah mendengar penjelasan tersebut, ia jadi semakin yakin bahwa Honda BeAT generasi pertama bakal awet dan bisa diwariskan. Untuk urusan keliling dunia bukan perkara sulit, sebab Honda yang dirawat dengan penuh kecermatan akan sehat dibawa ke mana pun kecuali ke masa lalu. Inilah karya tangan Honda di waktu dulu, keawetannya tak perlu diragukan lagi.
Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Yamaha All New NMAX 155: Bikin Motor kok Nanggung Banget, Nggak Worth untuk Dibeli