Awalnya Ikut-ikutan, tapi Lama-kelamaan Saya Jatuh Cinta dengan Honda Astrea Grand

Honda Astrea Grand Motor Klasik yang Jadi Buruan Anak Muda (Unsplash)

Honda Astrea Grand Motor Klasik yang Jadi Buruan Anak Muda (Unsplash)

Honda Astrea Grand menjadi salah satu motor tua yang banyak dicari oleh para pemuda yang ingin tampil klasik di tengah-tengah modernitas. Meskipun tua dan jadul, namun keberadaan motor pabrikan Honda ini terbilang cukup mudah untuk ditemui di jalanan. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir ini banyak orang yang memburu motor satu ini.

Selain itu, kamu juga bisa menemukan suku cadang Honda Astrea Grand dengan mudah, sejalan dengan permintaan yang semakin meningkat. Tidak perlu pergi ke bengkel langsung, kita hanya perlu memesan spare part tertentu lewat toko oren atau hijau, pesanan akan segera tiba dengan cepat. Ada yang ori sampai super KW, tergantung kebutuhan si empunya motor.

Melihat kekhasan dan keindahannya, membuat saya tertarik dengan Honda Astrea Grand sehingga memutuskan untuk membelinya di 2022 dengan sistem COD. Awalnya, saya hanya ingin mencoba mengikuti trend beberapa anak muda yang cinta motor klasik. Namun, lama-kelamaan saya benar-benar cinta dengan motor ini meskipun sering ngadat. Ya, maklum, namanya juga motor tua.

Bahan bakar irit dan perawatannya mudah

Salah satu hal yang membuat saya jatuh cinta dengan Honda Astrea Grand adalah karena motor ini sangat irit. Ada yang bilang, kalau mengisi bensin sampai penuh, kita bisa pulang-pergi ke Mekkah. 

Kiasan itu tampaknya tidak terlalu berlebihan. Saya merasakan sendiri betapa iritnya bahan bakar yang digunakan motor yang terakhir kali diproduksi tahun 2002 ini. Saking iritnya, sampai-sampai saya sering lupa untuk mengisi bensin di SPBU.

Hanya dengan satu liter saja, jika mesinnya masih ori, motor ini bisa membawa kamu sejauh 60 kilometer. Isi bensin Rp30 ribu saja sudah bisa dipakai seminggu untuk pulang-pergi bekerja. Istilahnya, hanya mencium bau bensin saja, motor sejuta umat ini sudah bisa jalan 10 meter ke depan.

Selain irit bensin, perawatan motor ini juga tidak terlalu ribet. Asalkan rutin untuk ganti oli, cek busi, dan rantai, niscaya kita tidak perlu khawatir dengan kesehatan si bebek satu ini. 

Selama mengendarai Honda Astrea Grand, masalah yang sering saya temui adalah pada bagian busi yang membuat motor mogok. Jika dibersihkan masih belum bisa, ya, tinggal ganti busi saja ke bengkel. Masalah kelar.

Banyak bertemu teman baru di jalanan

Mengendarai motor Honda Astrea Grand membuat saya menemukan banyak teman baru di jalanan. Meskipun tidak saling kenal, masing-masing pengendara motor tua ini akan saling sapa, entah memakai klakson (jika masih berfungsi) atau sekadar melambaikan tangan disertai dengan senyuman.

Awalnya saya cukup aneh dengan fenomena tersebut. Saya benar-benar belum terbiasa. Namun, lama-kelamaan saya menjadi terbiasa. Bahkan, saya akan merasa aneh jika berpapasan dengan sesama pengguna Honda Astrea, namun tidak saling sapa. Setidaknya, kalau tidak menyapa atau mengklakson, masing-masing dari kita akan melempar senyum tanda pertemanan karena memakai motor yang sama.

Tidak hanya saling sapa, namun kepedulian sesama pengguna saat di jalan juga sangat tinggi. Ketika mogok di tengah jalan, beberapa yang menolong saya nyatanya mayoritas mereka yang juga menggunakan motor yang sama. Entah kebetulan atau tidak, fenomena itu memang benar adanya. Meskipun begitu, bukan berarti pengguna motor lain tidak peduli, ya.

Meskipun tertinggal dari motor lain dan sering ngadat, namun saya tetap mencintai Honda Astrea Grand

Honda Astrea Grand jelas sangat tertinggal dari motor lain yang sudah beredar di pasaran saat ini. Selain dari bentukan dan kinerja mesinnya yang jauh lebih menjanjikan, mengendarai motor baru di jalanan juga bisa menambah kepercayaan diri. Kendati demikian, saya tidak pernah gengsi ketika membawa si bebek ke jalanan, bahkan saat dibawa kerja sekali pun.

Beberapa kali saya sering dibuat kesal karena tiba-tiba motor mogok karena masalah busi atau lupa membeli bensin. Namun, saya masih enggan untuk mengganti motor. Saya tetap setia dengan motor pabrikan Jepang ini. Meskipun di rumah ada motor yang lebih modern, namun saya sangat sulit untuk melepaskan motor ini.

Niat awal hanya ingin ikut-ikutan trend anak muda yang pakai motor tua di jalanan, eh, nyatanya saya malah kepincut beneran. Tak apa pakai motor tua, yang penting memberi kenyamanan.

Penulis: Erfransdo

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 3 Keunggulan dan 3 Penyakit Honda Astrea Grand

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version