Parkirnya susah!
Saat sampai tujuan, ada juga perbedaan yang memaksa saya harus beradaptasi. Pertama, lahan parkir mobil itu terbatas, lebih sulit mencari tempat parkir mobil dibanding motor. Ada saja hari di mana saya harus parkir cukup jauh dari tempat tujuan karena tidak dapat parkir. Kalau pakai Vario, selama ini sih aman aman saja.
Kedua saat selesai parkir, tarifnya pun berbeda, dan tentu lebih mahal daripada parkir motor. Ada satu hari di mana saya terkaget-kaget setelah diminta membayar parkir 26 ribu rupiah di suatu mall. Ya maklum saya ngga pernah ke mall bawa mobil sebelumnya. Bahkan seingat saya, tarif parkir termahal yang pernah saya bayar itu 18 ribu rupiah. Itu pun karena harus membayar denda akibat tiket parkir saya hilang.
Poin terakhir kekagetan saya adalah ketika saya membaca STNK si Sigra, tercantum angka untuk pajak senilai lebih dari 1.5 juta rupiah. Angka ini berarti 5 kali tarif pajak Vario saya. Memang pajaknya belum jatuh tempo sih, tapi tetap saja sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap taat dan rajin membayar pajak.
Hanya membayangkan bulan Januari ini harus membayar pajak mobil saja sudah membuat saya harus menarik napas dalam dalam, apalagi besok melakoninya. Doakan saya ya para pembaca yang budiman, hehehe.
Sebenarnya masih ada sih yang saya yakin akan membuat saya merasakan culture shock, yaitu biaya servis. Tapi sampai sekarang, mobil itu belum waktunya diservis jadi saya belum bisa bercerita ke para pembaca sekalian.
Mobil Sigra, mental Vario
Mohon maaf apabila sepanjang tulisan ini, saya terkesan mengeluh. Bukan kesannya sih, memang saya mengeluh. Bukannya tidak bersyukur sudah dipinjami mobil oleh ibu mertua saya. Tapi niat saya hanya ingin memberi gambaran bahwa punya mobil itu bukan hanya sekadar mampu beli mobil. Tapi ada biaya-biaya mengerikan yang perlu ditanggung.
Saya adalah contoh terbaik orang yang tak siap. Mental saya masih mental Honda Vario, tapi harus menghadapi realitas Daihatsu Sigra. Dan saya harap, tak ada pembaca yang bernasib seperti saya di masa depan.
Penulis: Enrique Kevin Prasetyo Nugroho
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Honda Vario 110: Sebaik-baiknya Skutik untuk Yang-yangan, Bikin Ketiduran Dibonceng Mas Mantan