Bandara Adi Soemarmo kini semakin populer. Menariknya, bandara ini populer sebagai salah satu tempat nongkrong di Boyolali alih-alih tempat persinggahan untuk naik pesawat. Maklum saja, naik pesawat adalah privilese yang belum tentu dimiliki semua orang. Harga tiket yang mahal menjadi alasan kuat kenapa nggak semua orang pernah naik pesawat.
Warga Boyolali tentu saja juga tak mau ketinggalan untuk menyaksikan keseruan pesawat yang wira-wiri di langit Boyolali. Ya, meski katanya Bandara Adi Soemarmo ada di Solo, secara geografis letaknya masuk dalam wilayah Kabupaten Boyolali. Nah, kalau kalian mencoba datang ke bandara ini, kalian bakal menyaksikan ketimpangan sosial yang sangat terlihat. Hiburan bagi orang Boyolali, tapi juga bikin prihatin orang lain.
Warga Boyolali menghabiskan sore sembari menyaksikan pesawat bermanuver
Bandara Adi Soemarmo terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Biasanya, warga Boyolali dan sekitarnya nongkrong di sini saat sore hari. Soalnya pemandangannya begitu indah.
Hamparan landasan udara disertai matahari yang akan terbenam, serta pesawat yang sesekali melintas merupakan perpaduan yang indah. Apalagi jika diabadikan dengan kamera. Tak heran kalau sore hari pasti sangat ramai.
Ketimpangan sosial terasa di sini. Warga yang berkumpul di sekitaran bandara yang menyaksikan pesawat tentu pengin juga sesekali naik pesawat. Ibaratnya mereka bisa melihat pesawat setiap hari, tapi belum pernah naik.
Anak-anak yang diajak menonton pesawat ini juga sesekali berceloteh inggin naik pesawat, tak hanya melihatnya dari kejauhan seperti yang dilakukan sekarang. Harapan-harapan mereka terbang bersama pesawat yang semakin tinggi di langit.
Pemkab Boyolali tak mampu menyediakan RTH untuk bisa mengakomodasi kebutuhan warga
Semakin hari, Bandara Adi Soemarmo semakin terkenal sebagai tempat nongkrong. Tanpa sadar hal ini menunjukkan jika Pemkab Boyolali tak mampu mengakomodasi kebutuhan warga. Sesederhana RTH atau ruang terbuka hijau yang luas dan bisa dimanfaatkan warga. Entah untuk berkumpul, olahraga, atau sekadar nongkrong gratis tanpa biaya tiket masuk.
Ketiadaan RTH sebagai ruang publik ini membuat warga mencari hiburan lain. Ya hiburannya menonton pesawat terbang ini. Meski sekilas menyedihkan, warga tetap tersenyum dengan hiburan sederhana berupa pesawat yang lalu-lalang setiap harinya.
Nongkrong gratis nggak pakai biaya
Warga yang mau cari hiburan dengan menonton pesawat lepas landas di Bandara Adi Soemarmo ini tak perlu repot merogoh kocek dalam-dalam. Cukup bawa diri dan uang sedikit untuk jajan. Tak jadi masalah walau tak ada htm.
Di sekitaran bandara ada UMKM dan pedagang kaki lima yang berjualan. Menyaksikan pesawat terbang bermanuver sambil makan cilok dan minum es teh jumbo adalah perpaduan yang nikmat bagi warga Boyolali. Warga nggak perlu mengeluarkan banyak uang untuk mencari hiburan.
Risiko keselamatan dan keamanan
Menyaksikan pesawat landing atau take off mungkin memang seru dan menyenangkan. Namun, kita juga perlu memperhatikan keselamatan dan keamanan. Apalagi mengingat pesawat adalah kendaraan besar yang suaranya juga cukup bising.
Begitulah warga Boyolali dan kedekatan mereka dengan Bandara Adi Soemarmo. Setiap hari warga bisa ke sana untuk menikmati keindahannya tapi hanya menjadi angan-angan untuk naik pesawatnya. Sebuah hiburan sederhana yang sudah cukup menghibur.
Penulis: Wulan Maulina
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Boyolali Hobi Menyontek Monumen Ikonik Negara Lain, seperti Nggak Punya Identitas Aja
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















