Undian perempat final UCL musim 2021/2022 telah dilaksanakan. Melalui drawing tersebut, kita mengetahui bahwa beberapa laga seru akan tersaji di babak ini. Seperti juara bertahan musim lalu, Chelsea, yang akan menghadapi Real Madrid dan Manchester City yang akan bersua tim asal Madrid lainnya, Atletico Madrid.
Selain itu, ada pula dua pertandingan lainnya yang mungkin tidak semenarik dua laga yang telah disebutkan sebelumnya. Yaitu Villarreal yang akan berhadapan dengan raksasa Jerman, FC Bayern Munchen, serta Benfica yang akan berusaha mengalahkan tim tangguh asal Inggris, Liverpool.
Hal yang membuat saya mengatakan bahwa dua laga terakhir “tidak semenarik dua laga sebelumnya” adalah karena saya merasa kedua tim tersebut tidak begitu seimbang dalam beberapa aspek. Misalnya kedalaman skuat dan kualitas antarlini. Namun, biarlah saya uraikan secara lebih jelas prediksi saya mengenai setiap pertandingan tersebut melalui penjelasan di bawah.
Chelsea vs Real Madrid, pembalasan dendam El Real?
Pertandingan perempat final UCL ini sejatinya merupakan pengulangan dari laga semifinal UCL musim lalu. Dalam dua episode sebelumnya, Chelsea berhasil keluar sebagai pemenang setelah berhasil mengalahkan Real Madrid 2-0 di leg pertama dan bermain imbang 1-1 di leg kedua. Lantas, apakah hal yang sama akan kembali terulang musim ini?
Saya sejujurnya merasa bahwa hasil yang berbeda akan tersaji kali ini. The Blues—julukan Chelsea—dapat dikatakan sedang dalam kondisi yang kurang baik setelah ditinggal oleh sang pemilik, Roman Abramovich. Selain itu, beberapa pemain pilar seperti Reece James dan Ben Chilwell saat ini masih cedera dan belum diketahui apakah bisa merumput dalam laga nanti. Absennya pemain-pemain tersebut juga turut berdampak pada prestasi Timo Werner dkk. di Premier League, di mana mereka hanya mampu bertengger di posisi ketiga klasemen sementara.
Di lain pihak, saat ini El Real—julukan Real Madrid—sedang berada dalam kondisi yang baik, di mana Karim Benzema dkk. berhasil menempati posisi teratas klasemen La Liga. Kita pun tentu juga tak dapat melupakan prestasi mereka di babak sebelumnya, di mana tim asal ibu kota Spanyol ini berhasil mengandaskan perlawanan PSG yang banyak digadang-gadang akan menjadi juara Champions League musim ini. Oleh sebab itu, saya menjagokan Real Madrid untuk keluar sebagai pemenang dari laga ini dan berhasil membalaskan dendam mereka akibat hasil di musim lalu.
Manchester City vs Atletico Madrid, pertandingan yang “tricky”
Duo Madrid tampaknya akan sama-sama menjalani laga yang berat dalam babak ini. Bila Real Madrid harus berhadapan dengan juara UCL musim lalu, maka Atletico Madrid harus bersua dengan (arguably) tim terbaik di Inggris saat ini, Manchester City. Lantas, apakah anak asuh Diego Simeone sudah cukup tangguh untuk bisa mengeliminasi anak asuh Pep Guardiola?
Saya sendiri merasa Kevin De Bruyne dkk. masih terlalu superior untuk bisa dikalahkan oleh Antoine Griezmann dkk. Memang, kita tak dapat menampik bahwa Los Rojiblancos—julukan Atletico Madrid—bermain cukup baik tatkala mengalahkan Manchester United di babak sebelumnya. Namun, kita harus mengingat pula bahwa kualitas antara MU dengan klub tetangganya sangatlah berbeda jauh dalam segala aspek.
Singkatnya, Manchester City merupakan sebuah tim yang sudah solid dalam segala bidang, baik pelatih, manajemen, maupun pemain, yang target utamanya jelas adalah menjadi klub terbaik di Benua Biru. Dan saya merasa Atletico Madrid bukanlah penghalang yang cukup besar bagi The Cityzens—julukan Manchester City—untuk bisa mencapai impiannya tersebut. Meski begitu, bukan tak mungkin pula bagi Simeone untuk kembali menerapkan masterclass-nya dan mengejutkan City dengan taktik yang “pengecut” tetapi efektif seperti saat menghadapi MU.
Villareal vs FC Bayern Munchen, laga yang tidak seimbang?
Villareal sama sekali bukanlah tim lemah. Di babak 16 besar saja, anak asuh Umai Emery berhasil mengalahkan Juventus dengan agregat yang cukup besar, 4-1. Akan tetapi, untuk bisa keluar sebagai pemenang dalam laga ini, saya rasa itu merupakan sesuatu yang cukup sulit untuk direalisasikan. Bagaimana tidak? Kita berbicara mengenai Bayern Munchen, salah satu tim terbaik di Benua Biru saat ini yang turut dilengkapi dengan pelatih muda jenius serta skuat yang kompak dan penuh pemain bintang.
Oleh sebab itulah, saya merasa Robert Lewandowski dkk. dapat melaju mulus ke babak berikutnya. Namun, saya yakin Pau Torres dkk. akan memberikan perlawanan yang sengit dan bisa saja merepotkan FC Bayern bila mereka tidak cukup matang dalam mempersiapkan taktiknya. Ingat, perempat final UCL sering dipenuhi kejutan.
Benfica vs Liverpool, jalan mulus bagi The Reds?
Sejak kedatangan Luis Diaz di bulan Januari lalu, saya merasa Liverpool telah menaikkan levelnya menjadi satu tingkat lebih tinggi. Serta, berhasil bertransformasi menjadi sebuah tim yang lebih variatif dan tidak “itu-itu saja” dalam urusan pola permainan. Pemain asal Kolombia tersebut berhasil memberikan suatu dinamisme baru di lini depan The Reds—julukan Liverpool—yang sesungguhnya sudah sangat berbahaya bagi tim lawan.
Dan jika kita melihat jantung pertahanan Benfica yang dihuni oleh dua pemain “tua”—Nicolas Otamendi dan Jan Vertonghen—saya merasa anak asuh Jurgen Klopp dapat menembus lini belakang rivalnya tersebut dengan mudah dan keluar sebagai pemenang dengan selisih jumlah agregat yang jauh.
Akan tetapi, Benfica sejatinya juga tidak boleh terlalu diremehkan. Di babak sebelumnya, anak asuh Nélson Veríssimo berhasil mengandaskan perlawanan Ajax yang sesungguhnya lebih saya jagokan. Lalu di babak fase grup, The Eagles—julukan Benfica—juga berhasil mengalahkan raksasa Spanyol, FC Barcelona, dengan skor 3-0. Hasil yang mengejutkan, bukan? Oleh karena itu, tim ini telah beberapa kali membuktikan kapabilitasnya sebagai tim underdog yang dapat mengagetkan lawan-lawannya. Namun, sepertinya saya masih tetap menjagokan Liverpool untuk melaju ke babak semifinal.
Itulah prediksi saya mengenai perempat final UCL musim 2021/2022. Namun, satu hal yang saya pelajari dari kompetisi Champions League di musim-musim sebelumnya adalah jangan terlalu cepat puas dan menganggap diri sendiri sebagai pemenang, sampai peluit akhir benar-benar telah ditiup. Secara tiba-tiba, keajaiban bisa saja justru tercipta pada detik-detik terakhir yang begitu krusial tersebut. Jika tidak percaya, silakan Anda tanyakan kepada fans Ajax ataupun Barcelona.
Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya