Belum lama ini saran artikel yang mampir di browser saya menampilkan berita tentang bus hantu Cikampek-Bandung. Meskipun artikel yang disarankan tersebut tidak lagi tersedia sebab sudah dihapus oleh portal berita online yang memuatnya, saya tetap dapat membacanya dengan mencari berita dengan kata kunci “bus hantu”.
Ceritanya dituturkan oleh orang yang mengaku mengalami kejadian ini sendiri, Hebbie Agus Kurnia, melalui Instagram story-nya. Ia mengunggah cerita tentang perjalanannya menaiki “bus hantu” tersebut selama perjalanan Cikampek-Bandung. Tak lupa di akhir cerita ia berswafoto yang menunjukkan dirinya berada dalam sebuah bus yang kosong, ditambahi caption Gue udah mau turun. Dan ini fotonya. Percaya atau engga, kalau ga di kamera itu ada orang. Tapi di kamera engga. Jir.
Ceritanya ini viral setelah diunggah ulang oleh akun Twitter @spookycici. Banyak warganet yang berkomentar, sebagian mempercayai cerita tersebut, sebagian lagi skeptis.
Jika melihat judul tulisan ini, pasti kalian tahu dong saya termasuk warganet yang mana? Yup, saya termasuk yang skeptis menanggapi cerita ini. Menurut saya, orang yang mengunggah cerita ini pertama kali sedang pulang naik bus yang kosong dan memikirkan sebuah ide—bagaimana kalau aku bikin cerita hantu? siapa tahu viral—dan benar saja, cerita hantu buatannya viral dalam sekejap. Terkenal deh—Halah!
Sebagai seorang yang rasional—boleh dong saya muji diri sendiri—saya tidak mudah percaya akan cerita hantu. Bukan berarti saya tidak percaya setan itu ada. Kalau orang masih percaya Tuhan, pasti masih percaya setan itu ada. Tapi ada beberapa poin dari cerita tersebut yang … rasanya sudah pernah saya dengar sebelumnya. Nah loh!
Untuk menjawab rasa penasaran, saya mengetikkan lagi kata kunci “bus hantu”, tapi kali ini bukan di kolom berita. Benar saja, ketika saya membuka, ada beberapa kisah tentang bus hantu yang berasal dari tahun 1990-an. Kemungkinan saya mendengar beberapa diantaranya di siaran radio lokal ketika masih SMP—hehehe … Ketahuan dong umur saya berapa?
Kalau sekarang mau dicek mungkin dengan kata kunci “cerita bus hantu tahun 1990” sebab kata kunci ini sudah dipenuhi turunan berita dari cerita bus hantu Cikampek-Bandung.
Ada beberapa cerita tentang bus hantu antar provinsi yang pernah hits pada masanya. Nah, cerita yang mirip dengan cerita Hebbie Agus ini adalah versi cerita bus hantu Yogya-Surabaya. Konon, ada seorang pria yang menunggu bus di wilayah Janti, Yogyakarta pada tengah malam. Dua jam menunggu akhirnya bus yang ditunggu datang juga, sudah penuh dengan penumpang. Ia pun naik. Hal pertama yang dicurigai adalah kondektur tidak kunjung menarik bayaran, bus terlalu sunyi, dan ekspresi penumpang terlalu datar. Ketika ia menyapa penumpang di sebelahnya, penumpang tersebut tidak menyapa. Dan ia baru sadar bahwa sedang naik bus hantu ketika tangannya menembus bahu salah satu penumpang. Sontak ia berteriak minta diturunkan dari bus itu segera. Untung diturunkan—kalau saya jadi hantunya nggak bakal saya kasih turun. Hahaha
Dua versi cerita bus hantu lain adalah seorang ibu yang naik bus jurusan Banyuwangi-Surabaya hanya dalam waktu kurang dari 15 menit—ini favorit saya—dan mahasiswa yang naik bus jurusan Bandung-Sukabumi tapi berakhir dengan ia naik keranda mayat.
Jika diamati dengan seksama, cerita bus hantu Cikampek-Bandung hampir sama dengan cerita bus hantu Yogyakarta-Surabaya. Keduanya sama-sama tidak ditagih ongkos oleh kondektur, tidak diajak bicara oleh penumpang lainnya, dan kondisi bus dalam keadaan sepi. Variasi yang didapat dalam cerita terbaru adalah penjabaran bentuk sopir bus yang gemuk dan memakai baju putih serta bau anyir yang tercium dalam bus. Bus hantunya kok mirip-mirip, berbeda sekali dengan dua versi cerita bus hantu lainnya.
Oh ya, ada lagi. Konon ditemukan kemasan minuman dari tahun 2004. Baiklah, itu “mungkin” memperkuat asumsi bahwa bus yang ditumpangi berasal dari “masa lalu”. Masalahnya, ketika foto yang memperlihatkan bus yang sedang kosong—namun dikatakan penuh penumpang—dilihat oleh seorang indigo, dikatakan ada kuntilanak dan pocong dalam bus itu yang berasal dari kecelakaan bus tahun 1993 sampai 1996. Masalahnya, kalau kecelakaannya dari tahun 1996, mengapa bisa ada kemasan minuman dari tahun 2004?