Gresik: Kota Santri atau Kawasan Industri?

Gresik

Sebagai kabupaten dengan UMK tertinggi nomor dua di Jawa Timur, Gresik menjadi jujugan perantau hampir dari tiap kota di Jawa Timur. Bahkan sebagian kota dari Jawa Tengah.

Lokasi kota Gresik yang strategis di pesisir pantai dan pusat perekonomian ini ternyata sudah dimanfaatkan sejak zaman baheula. Perantau dari berbagai negara telah menempati kota ini untuk berdagang. Nyatanya, di Jalan Kyai Haji Zubair atau dikenal dengan sebutan Kampung Arab dihuni oleh mayoritas keturunan Arab. Bersebelahan dengan Kampung Arab, klenteng juga berdiri dan masih digunakan sembahyang masyarakat oriental. Tentunya, di sekitar juga bermukim warga lokal hidup berdampingan dengan “perantau” ratusan lalu tersebut.

Pembaca di sini pernah ziarah ke Wali Songo? Wah pasti tak ketinggalan juga ke Kota Pudhak ini. Dua dari sembilan wali di Pulau Jawa dimakamkan di sini. Yaitu Sunan Giri yang dimakamkan di Gunung Giri dan Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) yang dimakamkan di daerah kampung Arab. Selain dikunjungi oleh berbagai peziarah dari luar kota, masyarakat Gresik sendiri pun tak pernah bosan menziarahi waliyullah ini. Apalagi malam Jum’at, waduh ramenya sudah kayak Matahari cuci gudang.

Wisata religi lain sebenarnya banyak yang harus dikunjungi sebagai bukti sejarah perkembangan Islam khususnya di Jawa Timur. Salah satunya adalah makam Siti Fatimah Binti Maimun yang panjangnya sekitar tujuh meter. Maka dari itu makam keponakan Syekh Maulana Malik Ibrahim ini disebut juga makam panjang. Letaknya cukup strategis, dekat dengan Kawasan Industri Maspion dan JIIPE di jalur Pantura.

Sebagai kota yang pernah ditinggali oleh para wali, tentunya hampir di setiap sudut kota Gresik berdiri pondok yang berhaluan Ahlus sunnah wal jamaah. Jangan heran jika berseliweran kaum adam berbagai usia memakai sarung dan peci putih meski bukan pada acara keagamaan. Rebo wekasan, haul desa atau kecamatan, hadrah di tiap mushola atau masjid. Wes pokoke suasana Ramadan lah tiap harinya. Lah, terus ramadhannya sendiri di sana gimana kalau bukan ramadan aja begitu?

Oleh karena hal-hal di atas, Gresik menyebut dirinya Kota Santri. Sesuai kenyataan di lapangan. Namun, akhir-akhir ini kata santri diplesetkan menjadi kawasan industri. Saya pikir, sesuai kenyataan di lapangan juga sih. Bagaimana tidak? Gresik memiliki enam ratusan perusahaan pada 2018. Perusahaan multinasional penghasil minyak dan turunannya, perusahaan makanan instan, sabun, bahkan smelter Freeport juga didirikan di Kota Santri ini.

JIIPE (Java Integrated Industrial and Ports Estate) merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) pertama di Indonesia. Menggabungkan kawasan industri modern, pelabuhan laut dalam, serta kota mandiri bertaraf internasional yang kemudian disahkan oleh Pak Jokowi sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terletak di Gresik. Tak ketinggalan Perusahaan BUMN pun juga mendirikan “kerajaannya” memperlancar roda perekonomian. Sangat manis di mata perantau dari kota yang UMK-nya separuh dari 4,3 jutaan ini. Ada gula ada semut, durung rondo ojo direbut. Eh la kok malah nyanyi…

Jadi di Gresik sebagian besar warganya bekerja di pabrik dong? Nah ini yang mengherankan. Sekalipun sudah dikenal sebagai kota kawasan industri, sarung tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dan produk rotan hasil UMKM nyatanya dapat tembus pasar ekspor. Sektor pertanian dan perikanan juga masih berdampingan dengan kekarnya bangunan industri, hasilnya tak kalah manis dibandingkan sebagai buruh pabrik.

Selain wisata religi, tiga desa di Gresik masuk dalam tiga ratus besar desa wisata 2021 Kemenparekraf. Salah satunya adalah desa wisata Sekapuk yang menawarkan wisata dari bekas penambangan kapur yang dulunya tak terawat.

Sambil menyeruput kopi giras yang setengah dingin, saya bergumam, wah paket lengkap juga ya Kota Santri ini. Sebagai perantau, saya juga dapat paket lengkap kap kap dari sini. Gimana tidak? La wong mendapat rejeki, mengais pendidikan dan ehm, bonus dapat jodoh juga dari sini loh.

Tapi, ada nggak sih cerita buruknya kota Ultras ini? Hehehe, lain waktu aja ya, atau mungkin tidak juga. Cerita yang baik aja, buruknya cukup jadi rahasia umum, eh.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version