Greenland memiliki arti “tanah hijau”, namun 805 daerahnya tertutup oleh lapisan es. Sedangkan Iceland, yang berarti “daratan es”, namun wilayah Iceland tampak lebih hijau dibanding Greenland. Tapi,ZAN pernahkah kalian bertanya-tanya mengapa Greenland ditutupi es dan Iceland lebih hijau?
Ternyata hal ini disebabkan oleh Erik the Red, si penemu nama Greenland.
Erik the Red dan keluarganya diusir dari Norwegia akibat sang ayah yang melakukan pembunuhan berencana. Mereka pindah dan menetap di Iceland, namun di sana Erik membuat masalah. Ia terlibat sebuah perselisihan dan menyebabkan beberapa orang terbunuh. Ia pun diadili dan dibuang dari Iceland. Erik baru boleh kembali setelah tiga tahun.
Selama tiga tahun, Erik berlayar dan menjelajahi tempat-tempat yang belum pernah diketahui di sekitar Iceland. Setelah masa hukumannya habis, dia kembali dan menceritakan bahwa dia menemukan suatu tempat yang baru.
Ia bercerita dan membujuk orang-orang untuk mengikutinya ke sebuah tempat yang baru yang ia namakan Greenland dan membuat koloni di sana. Tentu saja orang-orang membayangkan bahwa tempat yang Erik maksud adalah tempat yang hijau dan asri. Mereka pun terbujuk dan berangkatlah mereka ke Greenland menggunakan kapal dan menetap di sana. Sayangnya tempat yang dimaksud di luar ekspektasi mereka. Tanah hijau yang mereka bayangkan nyatanya hanyalah tempat yang diselimuti es dan salju.
Itu lah asal usul nama Greenland. Lalu, bagaimana dengan Iceland?
Iceland diberi nama oleh seseorang berkebangsaan Norwegia bernama Floki Vilgeroarson. Floki mendengar rumor tentang daratan nan jauuuh di sana yang menarik perhatiannya, sehingga dia mengajak keluarga dan temannya untuk ke sana. Namun, perjalanan ini menjadi perjalanan yang sial untuk Floki.
Selama perjalanan, salah satu putri Floki tenggelam di Kepulauan Shetland. Sedangkan putrinya yang lain memutuskan untuk menikah dan tidak ingin melanjutkan perjalanan saat mereka singgah di Kepulauan Faroe. Namun kesialan-kesialan yang terjadi tidak mengurungkan niat Floki untuk terus melanjutkan perjalanan.
Hingga setelah perjalanan yang panjang, sampailah Floki di sebuah daratan hijau nan asri serta hangat, karena pada saat itu sedang musim panas. Namun tak lama setelah menetap di sana, cuaca berubah menjadi sangat dingin karena datangnya musim dingin yang sangat parah. Tentu saja hal ini mengejutkan Floki dan rombongannya.
Kesialan kembali menimpa Floki dan rombongannya. Mereka harus melewati musim dingin yang ekstrim dan kehilangan semua ternak mereka. Sambil menunggu datangnya musim semi, Floki pun mendaki gunung tertinggi yang ada di situ dan di sanalah dia melihat banyak bongkahan es. Karena hal ini, Floki menamai dataran tersebut sebagai Iceland. Sayangnya yang Floki lihat hanyalah sebagian kecil dari dataran tersebut, karena pada kenyataannya daerah Iceland yang lain diselimuti dataran kehijauan yang hangat.
Rombongan Floki pun kembali ke Norwegia setelah musim semi tiba. Oleh karena kesialan yang mereka alami di Iceland, Floki pun bercerita bahwa Iceland bukanlah tempat yang bagus untuk ditinggali. Ia tidak ingin yang lain membuang uang dan tenaga untuk ke sana karena menurutnya Iceland adalah tempat yang dingin dan tidak cocok untuk ditempati.
Seperti itulah kisah dari Greenland dan Iceland, kedua daerah yang memiliki nama yang tertukar. Greenland yang merupakan dataran salju, dinamai untuk mengakali orang lain. Dan Iceland yang merupakan dataran hijau, dinamai karena penemunya hanya melihat dari satu sisi saja.
BACA JUGA Mengulik Keluarga Kerajaan Inggris yang Justru Lebih Berdarah Jerman ketimbang Inggris.