Anggota DPR, Profesi yang Paling Cocok dan Sesuai dengan Gaya Hidup Gen Z

Anggota DPR, Profesi yang Paling Cocok dan Sesuai dengan Gaya Hidup Gen Z

Anggota DPR, Profesi yang Paling Cocok dan Sesuai dengan Gaya Hidup Gen Z (Unsplash.com)

Daripada kerja jadi karyawan kantoran, coba teman-teman Gen Z ngelamar jadi anggota DPR aja. Kayaknya lebih cocok sama prinsip hidup, deh.

Sedikit kerja banyak maunya, mungkin ungkapan inilah yang sangat dekat untuk mendeskripsikan perspektif orang-orang terhadap Gen Z dalam dunia kerja. Dalam dunia kerja, tindak-tanduk mereka memang tak luput dari sorotan generasi-generasi sebelumnya

Banyak sekali orang dari generasi Milenial hingga Boomer yang seakan memukul rata bahwa Gen Z nggak memiliki jiwa seloyal mereka terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Beberapa contoh kecilnya seperti Gen Z yang enggan diperintah atasan di luar jam kerja, sedikit kerja nuntut healing, hingga menggaung-gaungkan work-life balance menjadi sasaran tembak yang empuk bagi generasi sebelumnya.

Bagi saya, stereotipe yang seperti ini sangat menyulitkan saya dan beberapa orang lainnya untuk mencari kerja, apalagi nggak semua Gen Z seperti itu. Stereotipe ini bikin banyak perusahaan berpikir dua kali untuk merekrut kami sebagai karyawannya. Perusahaan takut terhadap tuntutan kami nantinya dan masih meragukan loyalitas kami terhadap perusahaan. Makanya persentase Gen Z yang menjadi pengangguran kian meningkat. Entah karena nggak cocok sama aturan perusahaan atau memang perusahaannya yang nggak cocok mempekerjakan Gen Z.

Namun nggak perlu berkecil hati, sebab masih ada profesi yang menjanjikan dan sangat cocok buat Gen Z. Profesi yang saya maksud adalah anggota DPR. Ini nggak bercanda, ya, sebab berdasarkan pengamatan saya, apa yang dilakukan para anggota DPR memang cocok bila disandingkan dengan spirit dan apa yang diharapkan para Gen Z dalam dunia kerja.

Work-life balance, sesuai dengan pandangan Gen Z

Work-life balance adalah satu dari sekian hal yang digaungkan Gen Z yang menyeruak ke permukaan akhir-akhir ini. Bagi yang belum tahu, work-life balance adalah teori yang menuntut kita untuk menyeimbangkan antara aktivitas ketika bekerja dan di luar waktu kerja. Maka nggak usah heran kalau banyak cerita Gen Z yang mengabaikan telepon atasannya di luar jam kerja.

Namun, menjadi anggota DPR akan sangat memudahkan generasi yang lahir dalam rentang tahun 1997 sampai 2012 ini untuk menerapkan teori work-life balance ke depannya. Kita nggak perlu bingung ketika ditelepon atasan di tengah malam. Kita juga nggak perlu risau jika jam tidur kami terganggu. Toh, itu semua bisa diganti ketika masih berada di jam kerja.

Nggak cuma waktu tidur yang bisa dikondisikan lebih mudah, menjadi anggota DPR juga memudahkan para zoomer untuk mengatur mood kami ketika bekerja. Gen Z bisa melakukan apa yang disukai di dalam ruangan anggota DPR, entah nonton film atau bahkan main Candy Crush. Hal ini lumrah, kok. Tiap manusia kan ada titik jenuhnya dan butuh hiburan.

Tentu saja nonton film, main Candy Crush, bahkan tidur di jam kerja nggak akan bisa didapatkan ketika memiliki status sebagai karyawan kantoran. Sebab, sebagai karyawan kantoran, bukannya dapat hiburan, kami seringnya jadi saksi perselingkuhan.

Dapat gaji yang menjanjikan

Siapa sih yang mau kerja dengan gaji yang menjanjikan? Semua orang tentu akan tunjuk tangan bila ditanya hal ini, tak terkecuali para zoomer. Di tengah kian melonjaknya harga properti dan segala macam kebutuhan, mendapatkan gaji yang tinggi dari tempat bekerja layaknya surga yang didambakan semua orang. Makanya nggak ada salahnya kalau Gen Z mencoba peruntungan dengan menjadi anggota DPR.

Ketika menjadi anggota dewan, gajinya sih biasa-biasa saja, mungkin hampir sama kayak satpam shift tiga. Tapi, yang mencuri perhatian kami adalah tunjangan anggota dewan ini. Ya, ketika menjadi anggota DPR, katakanlah DPR RI di Senayan sana, kita akan mendapat gaji pokok sebesar Rp4,2 juta. Eits, itu masih gaji pokok belum sama tunjangan, Gaes. Konon, tunjangan menjadi anggota DPR sebulannya bisa menyentuh angka Rp9,7 juta per bulan yang meliputi tunjangan beras, komunikasi, dll. Tak berhenti sampai di situ, masih ada juga tunjangan istri dan tunjangan anak.

Saya yakin, semua orang pasti mendambakan pekerjaan dengan gaji seperti ini. Seluruh rincian gaji dan tunjangan di atas membuat siapa pun yang membacanya akan berbinar-binar. Kabar gembiranya lagi bagi Gen Z adalah sekarang lagi musimnya para politikus muda unjuk gigi. Jadi, kesempatan kita untuk mendapatkan gaji fantastis hanya dengan kerja tiduran sambil nolak undangan Mata Najwa sangat terbuka lebar.

Bisa healing sambil blusukan

Healing merupakan kata yang hampir selalu disebut oleh Gen Z ketika berlibur untuk menghilangkan rasa stres atau luka emosionalnya. Gara-gara kata ini, mau nggak mau generasi saya ini disebut sebagai generasi yang paling mudah rapuh. Bagaimanapun, sekarang healing sudah menjadi bagian penting dalam hidup Gen Z.

Kini healing nggak hanya untuk gaya-gayaan, healing bahkan sudah menjadi parameter baru bagi kami untuk memilih perusahaan mana yang ingin kami masuki. Masalahnya, nggak banyak perusahaan di Indonesia yang memperhitungkan hal ini. Masih banyak perusahaan di Indonesia yang hari liburnya cuma di hari besar dan weekend.

Makanya menjadi anggota DPR adalah salah satu jalan ninja bagi Gen Z. Kita bisa healing ke mana saja tanpa harus mikirin anggaran dan alasan yang akan diajukan kepada bos. Bahkan, anggaran yang didapatkan bisa berkali-kali lipat dari apa yang kita butuhkan untuk healing. Saya membayangkan, healing yang dilakukan Gen Z ketika sudah menjadi anggota DPR ini nggak hanya akan memperbaiki rasa stres dan luka emosional kami, tapi juga memperbaiki nama dan elektabilitas kami.

Sebetulnya masih banyak lagi benefit yang bisa didapatkan Gen Z ketika menjadi anggota DPR. Salah satu hal lainnya adalah bisa quality time bareng keluarga. Ya, kecintaan para anggota dewan kepada keluarganya sangat besar. Bahkan hal itu tertuang dalam salah satu lagu milik Iwan Fals yang berjudul “Surat Buat Wakil Rakyat”. Dengan segala kemudahan di atas, teman-teman Gen Z tertarik nggak untuk menjadi anggota dewan?

Penulis: Rino Andreanto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Status Karyawan Tetap Nggak Istimewa di Mata Gen Z. Buat Mereka yang Penting Kerja dan Dapat Benefit Tinggi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version