Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Gelar Kampung Inggris yang Membebani Warga Pare

Syaikhu Aliya Rahman oleh Syaikhu Aliya Rahman
30 Januari 2022
A A
Gelar Kampung Inggris yang Membebani Warga Pare

Gelar Kampung Inggris yang Membebani Warga Pare (pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah satu tahun lamanya saya bermigrasi ke Kediri. Tak pelak, kepindahan saya menambah jangkauan sirkel tongkrongan. Banyak teman baru yang saya temui. Dari mulai maniak bola sampai budak cinta.

Layaknya obrolan tongkrongan pada umumnya, kami sering membahas topik-topik tanpa ujung. Mulai dari filsafat hingga ilmu makrifat. Semua kami obrolkan. Hingga pada akhirnya kami saling tukar kegelisahan beban hidup sampai malam larut. Dan akhirnya tiba ke pembahasan kegelisahan warga Pare.

Beberapa teman yang ikut nongkrong adalah warga asli Pare. Pare merupakan kecamatan di Kabupaten Kediri yang paling tersohor dibanding kecamatan lainnya. Berpredikat sebagai “Kampung Inggris” membuat Pare menjadi destinasi wisata edukasi yang setiap tahunnya menarik banyak pengunjung luar daerah. Yang sengaja ke sana untuk mengasah skill bahasa Inggris mereka.

Image tersebut memang bikin bangga, tapi apa arti kebanggaan jika dibayangi kegelisahan. Itulah yang diucapkan teman saya. Semenjak kampungnya dihuni ratusan lembaga kursus bahasa Inggris, ia—juga banyak warga lainnya—dibebani ekspektasi segudang tentang kemampuan berbahasa Inggris. Pertanyaan “asli Pare ya, lancar bahasa Inggris dong?” sering ia dapatkan. Andai pertanyaan tersebut bisa dikonversi jadi uang, niscaya ia bisa beli separuh saham BCA. Nggak ding, bercanda.

Stereotip mahirnya warga Pare berbahasa Inggris bukanlah rahasia umum. Saya pun demikian. Saat bertemu warga Pare, yang terpikir di pikiran saya ialah pasti jago bahasa Inggris. Dari obrolan tersebut saya bisa menyimpulkan, ternyata tak semuanya jago bahasa Inggris. Malah seakan risih akan hal itu. Seperti halnya mahasiswa jurusan filsafat yang sering ditanya, “Jika lulus mau kerja apa?” Sulit, njelimet pastinya.

Teman saya akhirnya ya berusaha menjawab dan meluruskan stereotipe tersebut. Seringnya berakhir cemoohan, meski kadang aneh juga dipikir-pikir. Kalau orang Pare wajib mahir berbahasa Inggris, berarti orang Wonogiri wajib mahir bikin mi ayam. Aneh kan? Aneh lah.

Mahir berbahasa Inggris bukanlah kewajiban yang harus dipenuhi untuk bisa tinggal di Pare. Tak ada ketentuan hukum tertulis dan tidak tertulis yang mengaturnya. Titel Kampung Inggris hanya disematkan lantaran Pare menjadi pusat lembaga kursus bahasa di Jawa Timur. Bukan karena kebiasaan warganya. Toh, kawasannya luas, tak semua menjadi kawasan kampung bahasa.

Stereotip seperti ini, saya pikir, seringkali jadi masalah bagi para penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Ambil contoh, Aceh. Meski terkenal akan kopinya, belum tentu semua orang Aceh suka ngopi. Palembang memang terkenal akan pempeknya, tapi tidak mungkin setiap hari makan pempek.

Baca Juga:

Apa Urgensi Belajar Bahasa Portugis? Ketemu Bahasa Inggris Aja Masih Nangis!

Tanpa Les, Tanpa Bimbel: Cerita Mahasiswa yang Selalu Dapet Skor TOEFL 500-an Berbekal Nonton Film dan Main Video Game

Dan celakanya, kita sering kali secara tak sadar memaksa orang sesuai dengan apa yang kita persepsikan. Orang Pare harus jago Inggris, orang Aceh harus kuat minum kopi, orang Jatim harus cak cuk cak cuk, yang mana itu semua aneh.

Terutama bahasa. Apa yang mengharuskan penduduk kampung bahasa mahir menguasai semua bahasa yang diajarkan di kampungnya? Aneh memang, katakanlah, kampung Jepang tapi tak menguasai bahasa tersebut. Tapi, sebutan Kampung Inggris dalam kasus Pare ini, bukanlah sesuatu yang organik. Hanya karena keberadaan lembaga kursus bahasa, tak menjadikan kemampuan berbahasa asing jadi salah satu kewajiban. Hidup lebih dari hal itu semua.

Meski banyak penduduk Indonesia menguasai lebih dari dua bahasa, pasti mereka lebih kerap menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa ibu mereka. Kelancaran komunikasi dan tersampainya pesan jauh lebih penting ketimbang bahasa mana yang dipakai.

Jadi, setelah ini, jika kalian ketemu orang Pare, jangan sepihak menganggap mereka fasih berbahasa Inggris. Mereka nggak wajib, dan kalian nggak perlu ngecengin.

Penulis: Syaikhu Aliya Rahman
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Januari 2022 oleh

Tags: Bahasa Inggriskampung inggrisPare
Syaikhu Aliya Rahman

Syaikhu Aliya Rahman

Wartawan ekonomi bisnis di salah satu media mainstream. Pernah jadi diri sendiri saat masih mahasiswa.

ArtikelTerkait

Di Jogja, Apoteker Menderita Kalau Nggak Bisa Bahasa Inggris (Unsplash)

Penderitaan Apoteker yang Kerja di Jogja

4 Desember 2023
kampung inggris pare kediri suasana kos kursus pandemi wabah corona mojok

Nasib Kampung Inggris Pare selama Pandemi

4 Mei 2020
Apa Urgensi Belajar Bahasa Portugis ? Ketemu Bahasa Inggris Aja Masih Nangis!

Apa Urgensi Belajar Bahasa Portugis? Ketemu Bahasa Inggris Aja Masih Nangis!

27 Oktober 2025
Siasat Menaklukan TOEFL, Hal-hal Teknis Juga Perlu Diperhatikan Mojok.co

Siasat Menaklukan TOEFL: Tidak Hanya Jago Bahasa Inggris, Strategi Tes Juga Diperlukan

3 Agustus 2024
Pare Nggak Akan (Bisa) Pisah dari Kediri kayak Batu yang Pisah dari Malang, Levelnya Beda, Bolo!

Pare Nggak Akan (Bisa) Pisah dari Kediri kayak Batu yang Pisah dari Malang, Levelnya Beda, Bolo!

19 Desember 2023
Saat yang Tepat Buat Berhenti Overproud dan Memuja Bule terminal mojok.co

Pengalaman Berkomunikasi dengan Bule yang Bukan Native English Speaker

13 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.