Gareth Southgate dan Alasan Timnas Inggris Dianggap Overrated

fans inggris yang memuakkan football is coming home gareth southgate timnas inggris overrated mojok

gareth southgate timnas inggris overrated mojok

Timnas Inggris belum juga menunjukkan performa terbaiknya di pagelaran Euro 2020 sejauh ini. Skuat asuhan Gareth Southgate yang berperan sebagai tuan rumah di pertandingan yang berlangsung di Wembley Stadium tampil monoton dan mesti puas mengakhiri pertandingan dengan hasil imbang tanpa gol kala menjamu negara tetangganya, Skotlandia (18/6).

Mungkin hasil tersebut agak mengejutkan bagi para penikmat sepak bola. Pasalnya, Inggris merupakan salah satu tim yang diunggulkan dalam pagelaran sepak bola paling akbar sejagat benua biru tahun ini. Bahkan, berbagai lembaga taruhan online selalu menempatkan Timnas Inggris di empat negara teratas calon juara.

Di sisi lain, bagi para penggemar atau para pengamat, performa loyo Timnas Inggris kali ini mungkin nggak cukup mengherankan. Justru ekspektasi kolektif yang menempatkan The Three Lions sebagai penantang serius titel juara itu dianggap terlalu naif.

Jika dinilai berdasarkan materi pemain, agaknya wajar kalo Inggris dianggap tim unggulan di Euro kali ini. Dalam tiga tahun terakhir di level klub, sepak bola Inggris sukses meruntuhkan dominasi klub-klub Spanyol dan Jerman yang mendominasi Eropa selama hampir satu dekade lamanya. Dari tiga final terakhir di kompetisi Champions League, dua di antaranya merupakan pertandingan antara dua klub asal Inggris—yang notabene klub dari sebagian besar pemain-pemain di Timnas Inggris saat ini. Belum lagi deretan pemain muda menjanjikan yang bermunculan dalam dua-tiga tahun belakangan. Hal itu menunjukkan kalau skuat yang dimiliki Gareth Southgate sebenernya punya kemampuan yang memungkinkan mereka buat jadi penantang gelar yang serius.

Akan tetapi, jika dilihat dari rekam jejak mereka di ajang Euro, label overrated yang menyertainya adalah hal yang juga cukup beralasan. Dalam dua edisi terakhir, Inggris selalu tersingkir di fase pertama babak gugur. Di Euro 2012 disingkirkan Italia, dan di Euro 2016 secara mengejutkan dipaksa angkat koper terlebih dahulu oleh Islandia. Di Euro, Inggris selalu diunggulkan, meskipun gak pernah jadi yang paling unggul.

Gareth Southgate sebagai arsitek di balik mewahnya skuat berjuluk The Three Lions merupakan salah satu alasan lain mengapa Inggris nggak dijagokan di pagelaran Euro kali ini. Kalo dilihat berdasarkan rekam jejaknya sih, bisa dibilang Southgate ini manajer yang sebanding dengan nama besar Inggris. Dilansir Transfermarkt, dari 56 pertandingan bersama timnas Inggris, Southgate berhasil menorehkan 37 kemenangan dan hanya 10 kekalahan. Terlebih di ajang Piala Dunia 2018 lalu ia berhasil membawa Inggris hingga babak semifinal. Namun, jika dilihat lebih rinci, kapasitas Gareth Southgate belum sepenuhnya teruji. Di Piala Dunia, Inggris nggak ketemu lawan yang juga tim unggulan hingga babak semifinal. Bahkan, Inggris dipermalukan dua kali oleh timnas Belgia di ajang tersebut. Berkaca dari statistik pula, Southgate seringkali kesulitan menaklukkan negara-negara unggulan di Eropa.

Keraguan-keraguan itu makin diperkuat oleh Gareth Southgate sendiri di ajang Euro kali ini. Dari dua pertandingan awal, timnas Inggris mesti bersusah payah untuk sekadar menciptakan tembakan tepat sasaran. Bayangin aja, dengan materi pemain yang sebegitu mewahnya, Inggris cuma sanggup melesakkan total tiga tembakan tepat sasaran dan hanya satu yang berbuah gol! Ya, meskipun berhasil meraup poin penuh kala bersua Kroasia, penampilan Timnas Inggris nggak cukup mengesankan jika dibandingkan dengan performa tim unggulan lainnya.

Declan Rice dan Kalvin Phillips yang mengisi pos gelandang tengah bermain penuh selama 90 menit meskipun nggak ngasih kontribusi yang signifikan baik itu bagi lini serang maupun lini pertahanan. Pun halnya dengan Raheem Sterling yang semalam juga bermain 90 menit di sekalipun nggak ada kontribusi nyata selain terjatuh dan morang-maring ke pengadil di lapangan. Sementara itu, Harry Kane yang musim ini menjadi top skor sekaligus top assist di ajang Premier League, justru tampil sebagaimana mas-mas biasa yang gemar bermain bola. Untungnya, masih ada Jordan Pickford dan Reece James yang berhasil menyelamatkan wajah Inggris dari kekalahan memalukan dengan beberapa penyelamatan heroiknya. Pemain-pemain Inggris tampil sedemikian berlawanan dengan penampilan mereka di liga.

Betul memang jika seorang manajer tentunya lebih paham akan kebutuhan timnya. Para penggemar dan penikmat nggak pernah tau proses apa yang terjadi di balik sebuah strategi yang dijalankan sang manajer. Akan tetapi, jika banyak pihak mengamini bahwa keputusan-keputusan yang dibuat Southgate di Euro sejauh ini penuh dengan kejutan, nggak heran kalo eks manajer Middlesbrough itu kapasitasnya sering kali dipertanyakan.

BACA JUGA Hanya Fans Karbitan yang Bilang Mason Mount Anak Emas Lampard dan tulisan Nanda Naradhipa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version