Beberapa bulan belakangan ini kucing oranye atau yang lagi hits disapa dengan sebutan kocheng oren mendadak menjadi bahan pergunjingan para warganet baik itu di forum pencinta kucing ataupun forum guyonan/parodi. Entah itu di Facebook, Instagram, ataupun Twitter semua orang seolah berlomba-lomba mengekspos tingkah polah kucing satu ini dengan hastag #kochengoren. Mendadak gambar si oren juga dijadikan meme yang mampu mengundang gelak tawa orang yang melihatnya.
Tidak diketahui bagaimana awal mulanya, hingga kucing ini menjadi sangat popular di dunia maya. Tahu-tahu, foto dan video si kucing ini menyebar begitu saja memenuhi beranda media sosial setiap harinya. Orang-orang seolah sepakat untuk melabeli si oren dengan sebutan kucing paling barbar di muka Bumi. Pencinta kucing yang memiliki kucing oren, akan penuh minat mengunggah foto ataupun video kucingnya yang berkelakuan absurd dan dengan penuh kebanggaan tak segan menceritakan semua kisah nelangsa saat si oren mulai berulah.
Meski kelihatanya mereka mengomel dan menggerutu tentang barang-barang yang sudah dirusak oleh si oren, namun sesungguhnya itu bagi para pencinta kucing, semakin bandel dan nakal kucingnya maka semakin besar pula kecintaan mereka pada hewan berbulu tersebut. Entahlah, manusia-manusia ini, kok ya mau-maunya dibodohi sama kocheng sih. Para kocheng itu seolah punya ilmu guna-guna yang mampu membuat para manusia itu bertekuk lutut memenuhi dan melayani semua keinginan si kucing ini.
Kadang saya sendiri suka heran, antara manusia dan kucing itu sebenarnya yang mana yang majikan dan yang mana peliharaan itu terlihat ambigu. Lihat saja si kucing, kerjaannya setiap hari cuma tidur, makan, buang kotoran, dielus-elus, dan mainan. Sedangkan manusianya? Keluar duit buat beli makan kucing, mandiin kucing, ngelus-elus, merapikan barang-barang berantakan yang sudah buat mainan kucing, dan masih juga membersihkan kotoran si kucing. Tapi bilangin para pencinta kucing buat sadar hal ini itu susahnya minta ampun. Mereka mah sudah kepelet sama jampi-jampinya kucing.
Bagi netizen sendiri, kehadiran kocheng oren cukup membuat kesegeran tersendiri. Mereka beramai-ramai membuli kelakuan si oren yang dianggap berlebihan dan semena-mena sebagai seekor kucing. Dengan penuh kebahagian mereka pun ikut serta mengolok-olok si oren sebagai kucing barbar yang nakalnya tiada tara.
Dalam teori perkucingan itu sebenarnya sangat sederhana. Semakin nakal dan berulah si kucing peliharaannya, maka semakin banggalah si pemilik kucing ini memamerkan kucing miliknya dan semakin tingkah si kucing ini menyebalkan dan bikin geram, maka semakin bahagialah para netizen dalam berkomentar. Para netizen memang suka membuli dan mengata-ngatai si oren, tapi pada dasarnya mereka itu tengah ketawa cekikikan dan penuh kegemasan pada si kucing barbar tersebut. Mana ada sih pencinta kucing yang bisa beneran marah sama kucing?
Dari data yang ada, diperoleh peryataan yang menjelaskan bahwa kocheng oren ini pada dasarnya memiliki sifat tegas, agresif, dan mudah marah. Dengan sifatnya yang mudah marah bin emosian, wajar kalau foto oren tengah membuli kucing lainnya merebak di media sosial dengan tagline ‘oren si kucing pembully’. Ada banyak foto ataupun video yang beredar yang memperlihatkan bagaimana kelakuan si oren yang kurang sopan dan juga bertindak semaunya sendiri. Jangankan membuli kucing lain, di sebuah video sempat ada yang merekam bagaimana si oren ini dengan beraninya membuli seekor macan hingga ketakutan. Luar biasakan the power of oren ini? Dulu ada foto yang sempat viral juga, yaitu saat si oren tengah tiduran di dalam masjid. Padahal di situ sudah tertulis jelas, bahwa ada larangan untuk tidur di dalam masjid, tapi namanya juga si oren. Yah gimana lagi, kocheng oren mah bebas—kocheng sultan~
Tentang kebenaran kenakalan kucing oren ini, sebenarnya saya sendiri pernah memiliki kocheng oren. Beberapa tahun lalu saya sempat mengadopsi kucing liar berwarna oranye. Saat itu saya mendapati bahwa si kucing ini cuma memiliki satu mata, mata satunya sudah rusak karena sakit. Setelah saya rawat si oren ini tumbuh sangat sehat dan lincah. Kalau menurut saya sih, tingkah si oren ini masih dalam kadar seperti kucing lainnya. Paling-paling yah suka menjatuhkan pot bunga, mecahin asbak, nyenggol gelas atau piring hingga pecah, suka gigitin buku saya, dan juga bolongin jok motor atau kusen pintu. Yah, hanya kenakalan-kenakalan yang lazim sih di kalangan para kucing.
Tapi berbicara tentang kucing oranye, mendadak mengingatkan saya tentang Garfield. Itu loh, kucing animasi yang bentuknya gemuk kayak kayak buntelan apem. Dari film Garfield ini secara tidak sengaja, seolah menunjukan bahwa kocheng oren itu memang barbar bin jahilnya minta ampun. Tahu sendirikan bagaimana kelakuan si Garfield ini? Susah dibilangin sama Jon—pemiliknya—Semena-mena dengan Odie si anjing kecil nan lucu, malas mandi, suka mager, jahil, nakal, dan ulahnya yang selalu bikin geleng-geleng kepala. Mungkin ada yang belum tahu yah, kalau film yang dibuat berdasarkan strip komik karya Jim Davis ini sebenarnya diproduksi di Indonesia, tepatnya di Pulau Batam.
Tentang rumor bahwa si oren ini merupakan kucing paling barbar, itu sebenarnya hoaks ya Saudara-Saudara. Karena belum ada teori yang membuktikan bahwa warna bulu kucing itu menentukan kenakalan seekor kucing. Tapi, baru-baru ini muncul meme menyedihkan dari kocheng oren dan juga banyak foto si oren yang sudah tobat pasca dibully oleh netizen. Hal ini ternyata mampu membuat para netizen pun menjadi tersentuh dan iba pada si oren. Lihat, netizen aja sekarang mampu dihasut oleh akting si oren yang menyedihkan. (*)
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.