Etika Parkir di Indomaret biar Nggak Jadi Musuh Pelanggan Lain

Etika Parkir di Indomaret biar Nggak Jadi Musuh Pelanggan Lain

Etika Parkir di Indomaret biar Nggak Jadi Musuh Pelanggan Lain (unsplash.com)

Jangan sampai hal sesepele parkir di Indomaret bikin pelanggan lain emosi.

Hal-hal yang menyulut emosi itu tidak selalu datang dari pemerintah—eh, maksud saya, dari hal-hal besar. Kadang, pemicunya justru dari hal kecil, remeh, dan sederhana yang terjadi di sekitar kita.

Ini bukan karena kita gampang naik darah, ya. Cuma heran saja. Kok bisa-bisanya urusan sepele begitu orang-orang pada pekok? Atau mungkin justru karena perkara kecil, ya, jadi sering diabaikan? Nanti kalau ada yang menegur, langsung dibalas dengan kalimat andalan “Halah, gitu aja kok ngamuk.”

Salah satu hal kecil yang paling sering bikin geregetan adalah urusan parkir. Banyak yang mengira parkir itu cuma soal naruh kendaraan di tempat yang disediakan. Padahal jelas tidak sesederhana itu. Apalagi kalau lahan parkirnya sempit seperti di Indomaret.

Nah, supaya kalian tidak jadi musuh umat, terutama saat parkir di di Indomaret, berikut saya buatkan etika parkir yang baik dan benar di minimarket berlogo Domar tersebut.

Parkir sesuai garis, jangan miring apalagi melintang

Saya yakin, siapa pun orang yang mengecat marka di lahan parkir Indomaret pasti bakal mendidih darahnya kalau lihat ada kendaraan yang parkir tidak sesuai garis. Atas dasar apa coba parkirnya miring-miring begitu? Itu lahan parkir, Coy, bukan adonan serabi yang dicetak miring. Terlebih kalau ada yang parkir kendaraannya melintang sampai nutupin dua slot parkir. Ih, gemes banget pengen unboxing isi kepalanya.

Gini, ya, garis parkir itu bukan hiasan biar lahan terlihat estetik. Bukan pula dibuat karena pemilik Indomaretnya kena OCD. Fungsi garis-garis di lahan parkir Indomaret ini jelas, kok. Biar semuanya bisa parkir dengan nyaman. Kan kalau ada orang parkir seenaknya, yang repot bukan cuma satu orang.

Pelanggan yang baru datang jadi bingung mau naruh kendaraan di mana. Dan pelanggan yang mau keluar juga repot karena harus cari jalan keluar dulu. Maka, kalau tidak mau jadi musuh umat Indomaret, parkirlah sesuai garis. Jangan miring apalagi melintang.

Jangan parkir di depan pintu masuk Indomaret

Posisi parkir itu memang penting. Itu sebabnya sering kali orang mencari posisi parkir yang kepenak. Tapi, ya, nggak di depan pintu Indomaret juga kali~

Memang, kalau parkir di depan pintu masuk Indomaret, semua terasa praktis. Turun kendaraan langsung masuk toko, selesai belanja pun bisa langsung tancap gas. Hidup serasa VIP access.

Tapi, ya ampun, depan pintu masuk Indomaret itu bukan buat parkir. Itu area khusus tempat mobil box Indomaret berhenti untuk bongkar muat stok barang.

Bayangin kalau motor kamu diparkir di depan pintu Indomaret, terus mobil box datang. Gimana mereka bisa bongkar muat barang? Mau nggak mau, mas-mas Indomaretnya harus effort memindahkan motor kamu terlebih dahulu.

Kalau motornya nggak dikunci stang, urusan geser menggeser jadi mudah. Lha, kalau motornya dikunci stang? Apa nggak bikin orang yang mau mindahin jadi gondok? Zalim lu. Asli.

Parkirlah sesuai fitrahnya

Etika parkir selanjutnya di Indomaret adalah parkir sesuai fitrahnya. Kalau motor ya di tempat parkir motor, kalau mobil ya di tempat parkir mobil. Ini penting.

Pasalnya, area parkir itu ibarat ekosistem kecil. Ada habitatnya masing-masing. Begitu satu jenis kendaraan menyalahi habitatnya, kekacauan ekologis akan terjadi.

Misalnya, motor-motor nekat parkir di area mobil. Maka mobil yang baru datang pun kebingungan. Mau parkir di lahan motor, space-nya nggak muat karena ada beberapa motor yang parkir di sana. Mau parkir di lahan mobil, sudah ada yang ngembat. Kalau dipaksakan, takut barangkali nyenggol.

Akibatnya, si pengemudi mobil memilih untuk tidak jadi mampir. Artinya apa? Ya, sama aja dengan menghambat rezeki.

Parkir sesuai fitrahnya ini nggak cuma soal parkir di lahan yang sesuai dengan jenis kendaraannya saja, ya. Tetapi, termasuk juga fitrah soal waktu kedatangan. Tolonglah, misal datang duluan ya parkirnya di depan. Jangan malah paling belakang dengan alasan biar keluarnya gampang. Ilmu shaf salat berlaku juga dalam hal parkir tau.

Jangan parkir kendaraan terlalu mepet di Indomaret

Parkir terlalu mepet itu sama saja dengan egoisme dalam bentuk paling halus. Kelihatannya sih sepele, tapi efeknya nyata-nyata bikin orang jadi susah mengeluarkan kendaraan mereka. Salah geser dikit, bisa-bisa nyerempet. Entah itu spionnya, plat motornya, atau stangnya.

Biasanya, mereka yang parkir terlalu mepet ini adalah pelanggan Indomaret yang sedang terburu-buru. Itu sebabnya, mereka tidak sempat memperhatikan posisi parkir kendaraannya sebelum masuk ke toko. Boro-boro ngecek posisi parkir, lepas helm aja kadang nggak. Pokoknya begitu motor belok ke parkiran, langsung turunkan standar, cabut kunci, lalu ngacir ke dalam toko.

Saya jadi penasaran. Perang Dunia mana sih yang mereka coba untuk hentikan? Buru-buru amat jadi orang. Padahal memastikan kalau parkirmu itu sudah berjarak wajar dengan kendaraan lain hanya butuh waktu semenit. Cuma semenit telat masuk toko itu nggak papa banget, lho. Nggak dosa. Dosa itu ketika kamu bikin orang lain susah gara-gara motormu yang parkirnya kelewat rapat.

Sebentar atau lama, parkir yang tertib itu wajib

Itulah empat etika dasar parkir di Indomaret supaya kamu tidak jadi musuh umat. Sederhana, tapi sering terlupa. Padahal, parkir yang tertib itu hukumnya wajib. Awas aja kalau berlindung di balik alasan klasik seperti, “Ah, cuma sebentar kok,” “Cuma beli air mineral doang,” atau “Cuma numpang pipis aja.”

Karena di balik kata “cuma” itu, ada mobil yang batal masuk ke parkiran Indomaret, ada motor yang susah keluar, sampai ada mobil box yang bingung mau bongkar muat di mana. Semua gara-gara satu orang yang ngerasa urusannya paling penting di dunia. Semoga, orang itu bukan kamu.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 7 Cara Selamat dari Teror Parkir Indomaret yang Mencekik: Bikin Malu, tapi Dijamin Berhasil!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version