Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Enggan Jadi Keluarga Fasis: Kumpulan Surat dari Seorang Ayah untuk Anaknya

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
30 Januari 2023
A A
Enggan Jadi Keluarga Fasis: Kumpulan Surat dari Seorang Ayah untuk Anaknya

Enggan Jadi Keluarga Fasis: Kumpulan Surat dari Seorang Ayah untuk Anaknya (Buku Mojok)

Share on FacebookShare on Twitter

Judul: Enggan Jadi Keluarga Fasis
Penulis: Frans Pascaries
Penerbit: EA Books
Tahun Terbit: 2022
Tebal buku: 189 Halaman

Meski tumbuh sebagai generasi 90-an, ingatan saya tentang bagaimana kondisi Indonesia saat itu, terbilang samar. Sejarah tentang pemerintahan bapak pembangunan Indonesia lebih banyak saya ingat karena mendengar dari cerita bapak saya. Ya, bapak saya adalah salah satu korban langsung dari ketidakadilan pada masa itu.

Bermodal pengalaman tersebut, saya jadi membayangkan, seandainya bapak saya adalah seorang penulis, mungkin saja peristiwa sejarah zaman Orde Baru tersebut akan ia hadirkan dalam bentuk tulisan. Persis seperti apa yang dilakukan Frans Pascaries dalam melahirkan buku Enggan Jadi Keluarga Fasis.

Enggan Jadi Keluarga Fasis merupakan sebuah buku unik dan menarik untuk dibaca. Sebab, buku ini adalah kumpulan esai berbentuk surat panjang dari seorang ayah untuk anak perempuannya.

Terdengar lazim? Tunggu dulu. Fyi, nih, buku ini bukan cuma bercerita tentang bagaimana Frans Pascaries bersama sang istri menyaksikan tumbuh kembang sang anak, tetapi juga menyertakan gambaran pergolakan masa lalu dan masa depan Indonesia. Kalian yang suka baca buku sejarah, coba deh baca buku ini.

Secara utuh, Enggan Jadi Keluarga Fasis terdiri dari empat bagian. Bagian pertama berjudul Keluarga Besar, bagian kedua berjudul Jalan-Jalan, bagian ketiga berjudul Timor Leste, dan bagian yang keempat berjudul Bekal Masa Depan. Meski demikian, saya lebih senang membagi buku ini menjadi dua bagian. Pertama tentang keluarga kecil penulis dan yang kedua tentang berbagai macam tempat dan peristiwa yang berhubungan secara langsung dengan kehidupan penulis maupun sebagai satu cerita sejarah yang sudah seharusnya diceritakan kepada generasi penerus.

Di setiap tulisan, Frans Pascaries membuka tulisannya dengan menceritakan keluarga kecilnya. Kalau kalian biasa menemukan tulisan seperti, “Hai, anakku, hari ini usiamu 5 bulan. Sudah bisa…” atau tentang ayah maupun ibu yang menceritakan momen manis pun bersejarah kepada anaknya, tulisan-tulisan seperti itulah yang menjadi pembuka di setiap judul tulisan dalam buku ini.

Bagi saya pribadi, membaca bagian-bagian tersebut jadi bikin terharu sekaligus berbunga-bunga. Terharu karena saya jadi ingat momen tumbuh kembang anak saya. Merasa senang sekaligus khawatir ketika anak sudah bisa memanjat, misalnya. Lalu merasa patah hati luar biasa ketika anak di rawat di rumah sakit, dan merasa betapa pentingnya membiarkan anak mengambil peran dalam aktivitas kehidupan rumah tangga. Di lain sisi, saya merasa berbunga-bunga karena teringat bagaimana bapak saya dulu juga selalu bercerita dengan gaya penceritaan yang sama, bedanya, bapak saya bercerita secara lisan.

Baca Juga:

Mindfulness Parenting Mengajari Saya untuk Tidak Menurunkan Trauma kepada Anak Masa Depan Saya

Derita Menyandang Status Sarjana Pertama di Keluarga, Dianggap Pasti Langsung Sukses Nyatanya Gaji Kecil dan Hidup Pas-pasan

Secara keseluruhan, Enggan Jadi Keluarga Fasis juga bisa kita bagi dalam tiga latar waktu: masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, dalam surat panjang kepada anaknya, Frans Pascaries menceritakan pergolakan Indonesia pada masa lalu dan memberi pesan kehidupan kepada anaknya untuk bekal masa depan. Salah satunya tentang betapa berbahayanya hoaks.

Adapun proses tumbuh kembang anaknya, adalah bagian dari masa sekarang yang diceritakan dengan latar masa pandemi. Tentu, masih segar di ingatan kita, berbagai kesulitan ketika pandemi masih begitu kuat memeluk kehidupan. Frans Pascaries yang memiliki usaha warteg pun menceritakan bagaimana sulitnya ia berusaha bertahan pada saat itu.

Untuk sejarah Indonesia—maupun dunia—yang diceritakan, cakupannya cukup luas. Mulai dari soal patung, monumen, dan peninggalan bersejarah lainnya, hingga yang paling banyak adalah tentang Timor Leste (yang ketika masih menjadi bagian dari Indonesia disebut Timor Timur). Pada bagian ini, Frans Pascaries bercerita dari jarak dekat, dari pengalaman hidupnya dan keluarganya yang pernah tinggal di sana. Bapak dari Frans Pascaries adalah salah satu orang yang menyaksikan sendiri bagaimana situasi di negara tersebut saat sebelum, selama, dan setelah jajak pendapat digelar pada tahun 1999.

“Operasi Seroja lantas menjadi awal perjalanan represi yang berujung pada jajak pendapat tahun 1999.” (hal. 116).

Sejarah terkait konflik Timor Tmur yang diceritakan dalam buku ini, bisa jadi pintu gerbang bagi yang ingin tahu lebih banyak lagi. Sebab, meski tidak detail, setidaknya sudah ada gambaran bagaimana masa pendudukan awal hingga bagaimana Timor Timur berusaha merdeka dan lepas dari Indonesia.

“Korban nyawa berjatuhan baik di masa invasi, semasa wilayah itu digabungkan sebagai provinsi kedua puluh tujuh, dan sebelum-selama-setelah jajak pendapat tahun 1999 yang menandai tegaknya kedaulatan Timor-Leste sebagai sebuah negara merdeka.” (hal. 97).

Selain menceritakan dari sisi masa konflik, Frans Pascaries juga menghadirkan Timor Leste sebagai negara tempatnya melewati masa sekolah dengan segala macam suka dukanya. Disebutkan juga bahwa Timor Leste adalah negara tujuan Frans Pascaries bersama sang istri untuk berbulan madu.

Dengan menggabungkan cerita keluarga serta peristiwa sejarah yang berkaitan langsung dengan kehidupan pribadi, Enggan Jadi Keluarga Fasis terasa lengkap. Saat membacanya pun, perasaan jadi campur aduk. Bisa diajak ikut senyum, senang, terharu, bangga, tetapi di sisi lain bisa bikin sedih, merinding, hingga bikin tarik napas panjang. Seperti yang kita tahu, peristiwa di Timor Timur adalah salah satu pelanggaran HAM berat.

Ketika sampai pada tulisan berjudul Enggan Jadi Keluarga Fasis, kita bahkan diajak untuk melihat sejarah luar yang menyangkut banyak nama, salah satunya Adolf Hitler. Lagi, saya dibuat larut dalam cerita sejarah yang diceritakan dan bagaimana Frans Pascaries memberi contoh-contoh mudah dari benih-benih fasisme.

Jika dilihat dari pengertian fasisme menurut kamus Oxford, fasisme adalah sistem atau sikap politik sayap kanan ekstrem yang mendukung pemerintah pusat yang kuat, secara agresif mempromosikan negara atau ras sendiri di atas yang lain, dan yang tidak memungkinkan adanya oposisi (hal.174). Pengertian ini pun disebut hanya sebatas pada politik pemerintahan. Padahal, fasisme bisa terjadi dalam aktivitas sehari-hari.

Tulisan terakhir dengan judul Orang-Orang Biasa menjadi tulisan yang lagi-lagi bikin hati hangat sekaligus sedih. Ada cerita tentang orang-orang biasa yang turut andil dalam pergerakan sosial melawan penjajah. Pesan penutup dari Frans Pascaries kepada anaknya agar menghargai sesama, apa pun kedudukannya, adalah sesuatu yang lazim didengar, dibaca, pun diucapkan, tetapi tetap tidak pernah tergerus nilainya.

Banyak sebenarnya yang ingin saya ceritakan tentang buku ini, tetapi akan lebih menyenangkan rasanya jika kalian membacanya sendiri, lalu kita bahas bersama. Saling bertukar pendapat dan kesan setelah membaca buku ini.

Penulis: Utamy Ningsih
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Biarkan Kematian Merayakan Kehidupan: Kisah tentang Maut dan Hidup yang Saling Bertaut.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Januari 2023 oleh

Tags: Buku MojokEnggan Jadi Keluarga FasisFrans PascariesKeluarga
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

Akhir Penjantanan Dunia Dorongan Revolusi untuk Perempuan dan Laki-laki Terminal Mojok

Mengakhiri Langgengnya Ideologi Kejantanan

30 Januari 2023
Nyatanya, Keluarga Jepang seperti Chibi Maruko-chan Sudah Hampir Nggak Ada Terminal Mojok

Nyatanya, Keluarga Jepang seperti Chibi Maruko-chan Sudah Hampir Nggak Ada

27 April 2022
surat

Surat

22 Mei 2019
Cara Terampuh Membasmi Nyamuk: Menjadi Dewasa Itu Sulit, Bahkan bagi Seekor Nyamuk Sekalipun

Cara Terampuh Membasmi Nyamuk: Menjadi Dewasa Itu Sulit, Bahkan bagi Seekor Nyamuk Sekalipun

20 Mei 2023
thomas wayne

Joker: Apakah Benar Arthur Fleck Adalah Anak Thomas Wayne?

14 Oktober 2019
Nggak Punya Grup WhatsApp Keluarga Bukan Berarti Nggak 'Happy Family' Terminal Mojok

Grup WhatsApp Keluarga Lebih Banyak Nyusahinnya, Mending Nggak Usah Punya, deh

11 Februari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.