Enaknya Beternak Sapi, Minum Susu Murni Tiap Hari Sampai Biogas Pengganti Elpiji

Enaknya Beternak Sapi, Susu Murni Tiap Hari Sampai Biogas Pengganti Elpiji

Enaknya Beternak Sapi, Susu Murni Tiap Hari Sampai Biogas Pengganti Elpiji (Unsplash.com)

Minum susu murni tiap hari, hemat biaya beli elpiji berkat biogas, semua itu keluarga saya dapatkan dari beternak sapi.

Keluarga saya adalah peternak sapi. Ketika saya bertanya pada bapak sudah berapa lama blio setia kepada hewan-hewan berkaki empat ini, jawabannya puluhan tahun. Saya nggak terkejut sih, sebab di lingkungan desa tempat tinggal saya, mayoritas warganya punya sapi dengan jenis sapi perah.

Tiap pagi dan sore hari, susu murni hasil perahan sapi para warga akan disetorkan ke salah satu koperasi yang bekerja sama dengan perusahaan besar. Dan kurang lebih selama dua minggu sekali, para peternak sapi di desa saya menerima hasil penjualan susu murni tersebut mulai dari Rp5.000 per liternya tergantung kualitas susu yang dihasilkan. Bayangkan kalau dalam sehari ada peternak yang bisa menyetorkan 50 liter susu murni. Udah jadi sultan, Bos!

Minum susu sapi murni tiap hari

Beternak sapi perah tentu bisa menjadi hal yang menyenangkan. Gimana nggak menyenangkan, ha wong tiap hari di rumah tersedia susu murni. Benar-benar murni tanpa campuran lain karena kualitas dari susu benar-benar diawasi oleh peternak dan pihak koperasi penadah.

Saking seringnya minum susu sapi murni sejak kecil, sewaktu masuk SMP saya sampai sudah nggak mau minum susu lagi. Bosen! Ketika teman-teman saya datang ke rumah, mereka bahkan menyebut desa saya sebagai surga kecil di dataran tinggi Malang Barat. Tempat yang dingin ini memang terasa sempurna ditemani susu murni tiap hari.

Selain bisa minum susu murni, hal yang menyenangkan lainnya dari beternak sapi adalah hewan satu ini nggak merepotkan seperti kucing. Nggak mungkin kan hewan besar berkaki empat ini naik turun ke atas genteng rumah, mencakar-cakar seprai atau gorden, memecahkan gelas, atau melakukan hal-hal merepotkan lainnya yang biasa dilakukan kucing. Bagi saya, memelihara sapi lebih mengasyikkan daripada memelihara kucing. No debat, ya.

Jadi tabungan keluarga

Sapi juga bisa dijadikan tabungan. Saat ini, harga sapi perah umumnya berkisar antara Rp15 juta hingga Rp20 juta tergantung kondisi kesehatan dan susu yang bisa diproduksi. Bahkan beberapa pernah menembus harga Rp30 juta satu ekornya! Gila, kan? Sebagai warga desa yang nggak cuma mengandalkan sektor pertanian dengan harga jual sayur yang tak menentu malah kadang ngawur, beternak sapi bisa jadi solusi mata pencaharian.

Tak heran jika ada beberapa orang di desa saya yang mampu membeli motor baru seharga puluhan juta dengan kontan dari hasil menjual sapinya. Hewan ini juga bisa dijual ketika ada kebutuhan darurat seperti membayar UKT yang tingginya kadang nggak ngotak itu atau untuk membayar keperluan lain. Makanya ada anekdot “anak kuliah menuntun sapi” di lingkungan tempat tinggal saya kalau ada keluarga yang menjual sapi untuk biaya kuliah anaknya. Keluarga saya salah satunya, hehehe.

Nggak beli elpiji berkat biogas

Keuntungan lain dari beternak sapi adalah membantu meringankan pengeluaran dapur. Iya, maksud saya biogas. Selain bisa dijadikan pupuk, tai sapi bisa jadi sumber energi yang meringankan kebutuhan dapur, lho. Nggak perlu waswas apabila kayu bakar basah atau tabung gas elpiji dikirim terlambat, manfaatkan saja biogas. Bahkan di desa saya ada slogan terkait pengolahan biogas ini, yakni “olah limbah jadi berkah” dan ini terbukti.

Selama kurang lebih lima tahun terakhir keluarga saya menggunakan biogas, selama itu pula kompor dan tabung elpiji seolah menjadi barang usang yang jarang digunakan. Bahkan mungkin cuma digunakan setahun dua kali jika ada hajatan. Tenan. Gas dari biogas begitu melimpah sampai-sampai agar gas nggak terbuang saya sekeluarga bisa mandi air hangat tiap hari!

Ongkos pembuatan biogas tertutup dengan nol kebutuhan untuk membeli elpiji. Sebelum menggunakan biogas, dua minggu sekali bahkan seminggu sekali saya harus menukarkan elpiji kosong dengan yang baru. Tentu saja berkat biogas dari hasil beternak sapi pengeluaran rumah jadi berkurang dan uang untuk membeli elpiji bisa dikumpulkan untuk membeli Pajero. Bismillah.

Penulis: Ahmad Yusrifan Amrullah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Dianggap Anak Sendiri: Status Istimewa Sapi di Mata Orang Desa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version