Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Empat Tingkatan Santri Ndugal di Pondok Pesantren

Deni Alfiyansyah oleh Deni Alfiyansyah
20 April 2020
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Sistem pendidikan di Indonesia boleh dibilang beragam. Namun dari sekian banyak program pendidikan yang membuat saya terkagum adalah pendidikan pesantren. Umumnya di pesantren, para murid yang biasa disebut santri ini akan dididik ilmu-ilmu agama. Mulai dari fiqih, tauhid, hadis, Alquran, dan segala sesuatu yang berbau agama.

Program pendidikan pesantren pun beragam, ada yang bercorak salaf, ada yang modern, ada pula yang menggunakan keduanya, yakni salaf-modern. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok dari ketiganya, hanya saja program pendidikannya saja yang berbeda. Intinya sama, belajar agama.

Sudah menjadi hal yang lumrah ketika lulusan dari pesantren diharapkan dapat menjadi seorang pemuka agama di kampung halamannya. Karena memang dari awal masuk pesantren hingga lulus, asupannya adalah pelajaran agama. Namun pertanyaannya, apakah semua santri lulusan pesantren bisa menjadi seorang pemuka agama? Jawabannya adalah tidak.

Banyak alasan kenapa santri lulusan pesantren tidak selalu mampu menjadi seorang pemuka agama, antara lain, mondoknya nggak niat, memang bukan basic menjadi dai atau kiai, dan masih banyak lagi faktor-faktor lain. Nah, di sini yang akan saya bahas adalah seorang santri yang mondoknya kurang niat saat di pesantren.

Seorang santri pada awal masuk pesantren sudah bisa dipastikan akan menangis berhari-hari. Wajar saja, meninggalkan keluarga yang dicintainya bukan suatu perkara yang mudah. Sehingga, awal masuk pesantren seolah sudah ada seleksi alamnya, ada yang betah dan ada yang tidak. Biasanya, kalau yang tidak betah akan boyong atau keluar dari pesantren.

Menariknya, seorang santri baru pasti akan menaati peraturan pondok. Lantaran mereka belum hafal medan, belum mengetahui jalur tikus, dan yang jelas mereka baru anak kemaren sore. Lain halnya ketika mereka sudah menjalani kehidupan di pondok dalam beberapa tahun, minimal 1 tahunlah untuk mulai mampu melanggar peraturan pondok. Namun ini hanya oknum santri saja, jangan berpikiran kalau semua santri akan menjadi pelanggar aturan pondok. Ingat hanya oknum, ya!

Nah, santri pelanggar itu juga ada tingkatannya. Sesuai dengan pengamatan saya yang pernah mondok di sebuah pesantren yang tidak bisa saya sebutkan namanya, ada tiga kategori santri pelanggar menurut pendapat saya.

Santri Pelanggar #1 Kelas Ringan

Saya bisa menyandarkan kata ringan karena pelanggar jenis ini tidak keterlaluan dalam melanggar aturan pondok. Mungkin mereka hanya melanggar aturan “Dilarang Merokok,” tapi tetap merokok di pondok. “Dilarang Membawa HP,” tapi mereka masih menyimpan HP di lemarinya. Pelanggar jenis ini bisa dikatakan ringan karena masih senantiasa mengikuti kegiatan-kegiatan di pondok. Jadi, peluang mereka mendapatkan takziran cukup kecil.

Baca Juga:

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Santri Pelanggar #2 Kelas Medium

Pelanggar jenis ini tentunya memiliki tingkatan dan “kualitas” lebih tinggi dibanding pelanggar kelas ringan dalam hal melanggar aturan pondok. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di luar pondok, entah apa pun alasannya. Dibandingkan pelanggar kelas ringan, santri pelanggar kelas medium ini sudah cukup jarang mengikuti kegiatan-kegiatan pesantren. Pelaku jenis ini biasanya sering mendapatkan takzir, karena dalam setiap absensi kegiatan dirinya tidak ada saat dipanggil. Tidak jarang, mereka akan berakhir di ruangan keamanan pondok untuk diadili. Wqwqwq.

Santri Pelanggar #3 Kelas Berat

Sebenarnya saya cukup sulit untuk mendeskripsikan kategori ini. Namun pada dasarnya, kegiatan yang dilakukan oleh pelanggar jenis ini sama saja dengan para pelanggar kelas sebelumnya. Perbedaannya hanyalah terletak pada intensitas mereka dalam melanggar. Contohnya seperti saya dulu yang pernah ditakzir gundul sebanyak 7 kali dalam 3 tahun.

Jangan berpikir jika angka itu adalah angka yang kecil. Itu adalah hal yang menyedihkan karena saya jadi tidak pernah merasakan mempunyai rambut panjang. Hiks. Pelanggar kelas ini sebagian besar adalah santri yang sudah kebelet untuk lulus tapi waktunya masih lama, rasanya seperti makan buah simalakama. Jika ada yang bertanya dalam urusan takzir, kelas berat ini sudah jagonya dalam merasakan takziran.

Santri Pelanggar #4 Kelas Kakap

Layaknya penjahat, santri pelanggar juga bisa mempunyai tingkatan kakap asalkan sakti. Kelas ini nakalnya minta ampun—setingkat di atas kelas berat sedikit sih, sebenernya. Namun, merekalah yang membuat santri pelanggar kelas lain sering iri dan dengki, khususnya untuk kelas berat. Bagaimana nggak iri? Lah wong ngelanggarnya barengan, kok si kelas kakap nggak kena takziran? Kan asu. Ini bukan fiktif belaka ya, ini asli pake huruf hijaiyah shod.

Entah apa yang membuat kelas kakap ini begitu sakti. Padahal mereka ya biasa-biasa saja, sama-sama suka ngelanggar, sering nggak ikut kegiatan pondok, nggak mbuak blas-lah dengan apa yang dilakukan pelanggar lainnya. Namun, kenapa mereka kok jarang sekali bahkan tidak pernah merasakan takziran? Sudahlah, semuanya memang punya rezeki yang berbeda-beda. Wqwqwq.

BACA JUGA Bagaimana Rasanya Jadi Santri yang Pondoknya Dekat dengan Rumah? atau tulisan Deni Alfiyansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 April 2020 oleh

Tags: NakalPondoksantri
Deni Alfiyansyah

Deni Alfiyansyah

Arek ilang.

ArtikelTerkait

Pengalaman Jadi Santri di Pesantren Salafi yang Anti Pengeras Suara

20 April 2021
Ngaji Kilatan dan Tradisi Melancong Santri di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal30

Ngaji Kilatan dan Tradisi Melancong Santri di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal33

29 April 2021
Belumlah AfdStereotip Menyebalkan Masyarakat Awam pada Lulusan Pondok Pesantren terminal mojok.coal Nyantrinya Seseorang Kalau Belum Gudikan santri pondok pesantren gudik terminal mojok.co

Belumlah Afdal Nyantrinya Seseorang Kalau Belum Gudikan

24 September 2020
4 Alasan Jarang Ada Cerita Hantu di Kampus UIN yang Viral

4 Alasan Jarang Ada Cerita Hantu di Kampus UIN yang Viral

4 Agustus 2022
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
5 Penyebab Santri Boyong Sebelum Waktunya

5 Penyebab Santri Boyong Sebelum Waktunya

6 Juni 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.