Ekomie, Mi Kering Pilihan pada Masa PPKM

ekomie makanan ppkm mi murah mojok

ekomie makanan ppkm mi murah mojok

Ada sebuah asumsi yang mengatakan bahwa orang Indonesia tidak bisa tidak makan mi selama seminggu. Bahkan hampir tiap daerah memiliki tempat kuliner mi ayam yang menjadi rujukan bagi para pencinta kuliner.

Ketika bencana melanda, mi instan adalah makanan penyelamat bagi para korban karena dinilai praktis dan tidak ribet saat memasaknya. Ketika PSBB atau PPKM diperketat, tentu akan ada sebagian masyarakat yang terjangkit panic buying karena takut jika nantinya kesulitan dalam membeli bahan makanan.

Selain beras, bumbu dapur, dan persediaan gas, saya merekomendasikan satu merk mi kering yang harus tersedia sebagai stok di dalam lemari makanan, yakni mi kering EkoMie yang memiliki tagline mi nikmat mi hemat.

Harganya juga relatif murah, yakni Rp1600 per pcs isi dua keping, artinya satu keping mi kering harganya Rp800 jauh lebih murah dari harga kopi sachet.

Pastinya, jika PSBB atau PPKM kembali diperketat, tentu saja kita butuh asupan yang tidak itu-itu saja demi menghindari kebosanan, untuk menjawab hal tersebut, saya memiliki alasan kenapa EkoMie layak untuk masuk dalam daftar belanjaan sebelum PPKM semakin diperketat.

Memiliki teksur yang mirip dengan mi instan dengan kemiripan 99 persen

Pasti ada diantara kita yang masuk dalam golongan makan mi satu kurang tapi dua kebanyakan. Nah, EkoMie memiliki tekstur yang mirip dengan mi instan, sehingga cocok ditambahkan baik untuk mi rebus atau mi goreng.

Saya pernah melakukan blind taste mi kepingan kepada istri saya, di mana saya minta dia untuk menentukan mana yang EkoMie dan mana yang Indomie. Mi A sebagai Indomie dan mi B sebagai EkoMie. Setelah diicip ternyata istri saya menyebut kan mi A sebagai EkoMie dan mi B Sebagai Indomie, fix inilah mi yang tertukar.

Jika kita ingin memasak Indomie porsi dobel tentu biaya yang dibutuhkan akan membengkak, misal satu bungkus Indomie seharga Rp2.700 maka kita akan mengeluarkan budget Rp5.400 untuk sekali makan porsi dobel.

Untuk mengakalinya, EkoMie bisa menjadi substitusi bagi yang ingin memodifikasi porsi ketika memasak mi instan. Jika rasanya kurang nendang, kita bisa menambahkan merica bubuk, saos atau kecap.

Jika hal ini dilakukan, tentu saja kita akan menjadi lebih hemat, misal Indomi goreng harga Rp2.700 dan EkoMie satu kepingnya dibanderol Rp800, kita membutuhkan budget R3.000 saja untuk mendapatkan mi goreng porsi ekstra, hemat Rp2.400 daripada Indomie dobel.

Mi kering yang mudah dikreasi

Oleh karena teksturnya yang mirip dengan mi instan, tentu saja kita memiliki banyak opsi untuk berkreasi dengan EkoMie, seperti Magelangan (di Banyumas raya disebut sego mawut), omelet, atau dicampur ke dalam kuah bakso.

Bahkan beberapa kedai mi ayam yang saya singgahi, menggunakan EkoMie ketika stok mi basah sudah habis, so ketika hasrat makan mi terhalang oleh PSBB, kita masih bisa membuat mi ayam ala-ala di rumah dengan menggunakan EkoMie. Soal resep tinggal cari di cookpad, dalam situs tersebut buanyak resep mi ayam yang bisa dibuat di rumah, Bund.

Lalu bagaimana jika kemampuan memasak kita benar-benar payah? Tenang, EkoMie ini ibarat espresso yang bisa dicampur apa saja (kecuali teh) untuk bisa menjadi seduhan kopi yang spesial. Saya pernah mencoba mencampur EkoMie dengan bumbu spageti, rasanya 11-15 lah sama Indomie mighetti, wkwkwk.

Cara membuatnya juga simpel, rebus EkoMie selama tiga menit dengan api sedang, sembari merebus mi, kita tumis bumbu spageti yang bisa dibeli di minimarket. Terus udah deh campurin aja keduanya, saat menyajikan boleh ditambah keju biar keliatan mahal.

Tentu masih banyak resep lain yang bisa didapat dengan EkoMie sebagai bahan dasar, seperti bakmi, mi dokdok, seblak, martabak mi, donat mi dan masih banyak resep lain yang kalau disebutkan malah bikin laper.

Bisa dimakan langsung

Bayangkan jika pembatasan sosial diperketat bertepatan dengan persediaan gas LPG yang mulai langka, mode survival menjadi jalan ninja untuk bertahan hidup. Salah satu hal yang paling mungkin dilakukan saat mode survival adalah makan mi tanpa dimasak, dan EkoMie adalah salah satu dari sekian mi yang saya rekomendasikan.

Berbeda dengan mi kering yang lain, selain memiliki tekstur yang mirip dengan mi instan, EkoMie juga bisa dimakan langsung, seperti layaknya kita makan mi anakmas atau mi gemes. Tinggal tabur penyedap atau bumbu tabur (jika ada) untuk menambah rasa gurih.

Saya pernah mencoba mencampurkan remasan EkoMie dengan bumbu tabur rasa barbeque, rasanya sangatlah gurih nan nagih seperti makaroni goreng. Pernah pula saya coba jual, dan ternyata ada yang beli. #ideBisnis

Sebagai masyarakat sipil tentu kita tidak bisa mengelak jika kelak muncul regulasi dari pemerintah terkait pembatasan aktivitas masyarakat, jika regulasi tersebut benar terjadi maka ada beberapa mode yang perlu kita instal demi memenuhi kebutuhan nutrisi, yakni, mode hemat, mode survival, dan mode kreatif. Ketiga mode tersebut tentu saja bisa dijawab dengan EkoMie.

Bismillah jadi staf ahli Badan Ketahanan Pangan.

Sumber gambar: YouTube Nur Amelia

BACA JUGA 6 Kudapan yang Sering Didapat setelah Donor Darah dan tulisan Dhimas Raditya Lustiono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version