Selama ini drama Korea alias drakor terkenal sebagai serial yang menghadirkan kisah-kisah fresh dan inovatif. Kenyataannya, banyak drakor yang sebenarnya mengadaptasikan karya yang sudah ada sebelumnya. Contohnya dari webtoon, novel, hingga serial negara tetangga.
Drakor yang diproduksi ulang alias remake dari karya yang sudah ada kerap dibanding-bandingkangkan. Apalagi kalau karya yang di-remake berada dari negara luar Korea Selatan, pasti lebih menyita perhatian. Penonton juga nggak segan-segan menjatuhkan label lebih buruk atau lebih baik dibanding film aslinya. Di antara berbagai drakor remake, ada beberapa drakor ini dinilai gagal total oleh para penonton:
Daftar Isi
#1 A Time Called You drakor yang nggak sesuai ekspektasi
Drakor yang dibintangi oleh Ahn Hyo Seop, Jeon Yeo Been, dan Kang Hoon ini adalah remake dari serial Taiwan berjudul Someday or One Day. Versi aslinya mampu mencuri perhatian seluruh dunia. Bahkan, bukan hanya serialnya yang dicintai banyak penonton, melainkan OST-nya juga dapat tempat spesial di hari. Walaupun cuma ending song, lagu Miss You 3000 sudah banyak dinyanyikan ulang oleh penyanyi dari berbagai negara.
Penggemar Someday or One Day menyebut A Time Called You jelek. Alasan pertama karena detail pembawaan karakter yang sangat berbeda dan nggak sesuai ekspektasi. Kedua, pemeran utama prianya disebut kurang bisa membawakan suasana juga.
#2 Drama korea A Love So Beautiful versi low budget dari drama asli
Perdana tayang era pandemi, A Love So Beautiful merupakan drakor hasil remake dari serial China dengan judul sama. Sebagian penonton yang menyebut A Love So Beautiful, Korea lebih seperti versi low budget dari serial originalnya. Kata mereka, A Love So Beautiful Korea kayak main-main. Bukannya upgrade malah downgrade.
Pemeran utama wanitanya juga dinilai terlalu tua untuk memerankan anak SMA. Walaupun wajahnya memang baby face, tapi aura dewasanya tetap nggak bisa ditutupi dengan keimutan sedemikian rupa. Gara-gara hal itu, penonton merasa A Love So Beautiful Korea cringe karena maksain banget. Selain itu, banyak adegan legend dari versi China yang malah nggak ditayangkan di versi Korea.
#3 God of Study naskahnya kurang sempurna
Sutradara drama Korea remake yang satu ini sukses menyabet penghargaan Best New Director pada Baeksang Arts Awards 2010. Namun, God of Study (berjudul lain Master of Study) masih saja disebut produk gagal. Versi orisinalnya yang berasal dari Jepang dengan judul Dragon Sakura diklaim jauh lebih bagus.
Penonton Dragon Sakura melarang orang lain untuk menonton God of Study. Alasannya karena God of Study seperti serial yang nggak komplit meski punya 16 episode. Ini karena naskahnya yang kurang sempurna. Selain itu, beberapa karakternya nggak jelas dan kemampuan aktingnya kurang.
#4 Boys Over Flowers belum bisa menyaingi Meteor Garden
Sudah ada banyak negara yang mencoba melakukan remake dari manga sekaligus dorama Jepang berjudul Hana Yori Dango keluaran tahun 1995 ini. Boys Over Flower tercatat berada di nomor sebelas setelah Jepang dan Taiwan di urutan negara yang pernah melakukan remake sesuai linimasa.
Sebenarnya, versi remake dari Taiwan yang bertajuk Meteor Garden jauh lebih populer dan membekas. Mustahil ada generasi X dan milenial yang nggak kenal Meteor Garden.
Penonton Hana Yori Dango dan Meteor Garden menyebut Boys Over Flower hanya menang visual aktor sementara ceritanya flop. Kedua serial pendahulunya juga tampak totalitas sekali menunjukkan kekayaan F4-nya, sementara Boys Over Flowers terkesan nanggung. Semakin menuju akhir, semakin terasa pula bahwa drakor ini seakan kekurangan budget untuk menyamai serial orisinalnya. Di samping itu, F4 Boys Over Flowers nggak kerasa tengil dan gesreknya sehingga kurang seru.
#5 Drama Korea Moon Lovers cuma jual cast
Moon Lovers yang begitu terkenal itu pun tak luput dari kritik. Drakor yang satu ini memang memproduksi ulang drama China berjudul Bu Bu Jing Xin. Ternyata di mata para penonton, Moon Lovers masih kurang dibanding drama aslinya.
Penonton serial aslinya mengungkapkan bahwa Moon Lovers akan gagal seandainya nggak dibintangi sama aktris dan aktor yang populer-populer itu. Soalnya naskah Moon Lovers banyak yang rumpang dan kurang persiapan. Selain itu, pakaian yang dikenakan para pemeran Moon Lovers dibilang tampak murahan. Belum lagi kualitas serial ini diperparah dengan ending-nya yang menggantung itu.
Popularitas drama Korea saat ini memang jauh mengungguli drama China, Taiwan, maupun Jepang. Tapi, kalau bicara soal remake, ternyata drakor masih perlu banyak perbaikan. Semoga saja drakor remake dari Go Ahead serial China terpopuler tahun 2020 yang kini tengah menjadi perbincangan itu nggak akan mengikuti keapesan lima drakor di atas ya.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Drama Korea Terburuk Sepanjang Tahun 2023
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.