4 Dosa Pedagang Telur Gulung yang Bisa Bikin Pembeli Celaka, Bener Murah, tapi…

4 Dosa Pedagang Telur Gulung yang Bisa Bikin Pembeli Celaka, Bener Murah, tapi…

4 Dosa Pedagang Telur Gulung yang Bisa Bikin Pembeli Celaka, Bener Murah, tapi… (Indonesiagood via Wikimedia Commons)

Jika Anda sering, atau bahkan tergolong penyuka jajanan telur gulung, saya sarankan bacalah artikel ini sampai tuntas. Saya tahu, kudapan berbahan dasar anak ayam itu memang gurih, nagih, dan murah. Saya sendiri pun fanboy nyamikan itu. Malahan sering saya jadikan lauk utama waktu makan.

Sayangnya, belakangan saya agak trauma sama jajanan jadul zaman SD ini. Beberapa kali, saya itu ketemu sama oknum pedagang telur gulung. Mereka memakai cara-cara licik demi efisiensi dan keberlangsungan bisnisnya. Dan itu, terus terang saja, masih bikin saya merinding sampai sekarang.

Lho, cara licik apa emangnya yang dilakukan pedagang gulung? Seberbahaya apa cara liciknya sampai bikin merinding? Nah, makanya, baca aja artikel ini sampai akhir. Saya beberkan lengkap berikut ciri-ciri oknumnya.

#1 Pedagang telur gulung memakai minyak goreng jelantah atau kotor

Ya, yang pertama adalah pakai minyak kotor. Sebagian dari kalian mungkin menganggap wajar soal ini. Mungkin asal rasanya tetap enak, tetap kerasa telurnya, ya dilahap aja, apalagi kalau sambalnya banyak. Tapi kalau buat saya, cara ini menjijikkan, jujur aja. Kenapa?

Dari sisi medis, udah jelas bobroknya. Mengutip Halodoc, minyak goreng jelantah atau yang kotor-keruh itu berpotensi bikin kita kena kanker, obesitas, infeksi bakteri, sampai bahkan penyakit seram turunan lainnya (degeneratif). Ngeriii. Itu mengapa saya ngerasa jijik.

Terus dari sisi rasa, sebetulnya juga nggak enak, Gaes. Kalau nggak percaya, coba aja kalian beli semisal ada pedagang telur gulung yang pakai minyak kotor. Jangan dikasih sambal, jangan pula dimakan. Cukup dekatkan aja ke hidung. Niscaya kalian nanti akan mendengus, dan tenggorokan tiba-tiba berlendir gara-gara bau tengiknya yang menyengat.

#2 Teknik menggulungnya bikin telur padat minyak

Bagi orang yang suka merhatiin cara pedagang memasak, pasti tahu yang saya maksud. Jadi, cara licik kedua yang dipakai pedagang telur gulung ini, adalah menggulung telur dengan tidak (terlalu) menekannya ke wajan. Tujuannya apa? Biar hasil gulungan telurnya kelihatan besar, walau itu sebetulnya karena padat minyak.

Kalau pedagang telur gulung yang normal, mereka hampir pasti menggulung telur sambil menekannya keras di pinggiran wajan. Menekannya pun lama, sampai kelihatan minyaknya keluar-mengalir ke bawah. Memang hasil gulungan telurnya tipis. Tapi justru cara yang kek gitu menurut saya yang lebih aman.

Kita tahu sendirilah makanan yang kebanyakan minyak itu bahaya buat kesehatan. Apalagi minyaknya itu keruh, warna coklat kehitaman kayak yang pertama tadi, hiii. Dan sialnya, pedagang telur gulung yang pakai cara licik kedua ini, biasanya karena minyaknya jelantah. Ya logikanya, pedagang yang pakai minyak goreng masih bersih, jelas sayang kalau pakai cara ini.

#3 Bikin telur gulung pakai telur busuk atau kedaluwarsa

Yups, saya dua kali menemukan pedagang telur gulung yang kayak gini. Awalnya saya nggak ngeh kalau telur gulungnya pakai telur busuk. Cuma karena sebelumnya saya pernah beli yang hasil penggorengan minyak jelantah, jadilah saya mencium baunya dulu sebelum memakannya.

Dan, yah, aroma busuknya itu kecium, temen-temen. Bahkan waktu itu di putih telurnya ada semacam bintik-bintik hitam. Kecil. Pokoknya menjijikkanlah!

Saya nggak tahu ya, gimana cara si oknum mengolah telur busuk ini sehingga nggak kecium pas digoreng. Kalau boleh berasumsi, kayaknya bisa-bisa aja itu mereka mencampurnya sama telur segar, atau membikin adonannya encer lalu dicampur bumbu penyedap tertentu.

Tapi, yaudalah. Mau gimana pun cara licik mereka, yang jelas, mulai detik ini, biasakan aja cek dulu sebelum makan. Caranya bisa kayak tadi. Jangan kasih sambel dulu atau sambelnya dipisah aja. Habis itu perhatikan apakah putih telurnya berbintik hitam atau nggak, cium baunya juga apakah ada aroma busuk atau nggak.

#4 Menggunakan tusukan yang kasar

Cara licik yang terakhir ini korbannya bukan saya, melainkan adik saya. Kejadiannya persis dua hari lalu, adik saya njenggirat nangis kesakitan gara-gara bibirnya tertusuk serpihan tusukan telur gulung.

Ketika saya lihat tusukannya, memang beberapa permukaannya masih kasar. Bahkan ada sedikit benjolan di beberapa titik. Si pedagangnya ini kayak bikin sendiri dari bambu, yang dalam proses pengamplasan, itu nggak merata.

Saya sih nggak masalah mau pedagang beli tusukan atau bikin sendiri. Tapi kan paling tidak, usahakan diamplas sampai benar-benar halus, plus bersih. Nggak ada jamur atau kotoran. Karena kalau nggak, ya jelas bahaya. Ha wong orang makan telur gulung itu kebanyakan bibirnya menempel di tusukan, terus bergesekan kencang!

Untuk cara mendeteksi tusukan ini kasar atau nggak, sialnya saya nggak tahu. Urusan serpihan tusukan ini tricky emang. Silakan komen kalau kalian tahu. Tapi kalau buat saya, lebih amannya sih dipisahin aja telur gulung dari tusukannya. Gak apa-apa repot, daripada risiko bibir celaka.

Itulah tadi empat dosa pedagang telur gulung yang pernah saya temui. Menyeramkan memang. Semoga kalian habis ini lebih hati-hati dalam membeli jajan. Dan untuk oknum pedagang telur gulung nakal, saya doakan kalian kenapa-napa kalau belum berbenah mulai sekarang!

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Cilok, Cimol, Cireng Isi, dan Cilung: Mana yang Paling Enak?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version