Doctor Strange in the Multiverse of Madness: Menyenangkan, tapi Ending-nya Biasa Saja

Doctor Strange in the Multiverse of Madness: Menyenangkan, tapi Ending-nya Biasa Saja

Doctor Strange (Faiz Zaki/Shutterstock.com)

Doctor Strange in the Multiverse of Madness menyenangkan untuk ditonton, meski masih ada kekurangan di sana-sini

Doctor Strange in the Multiverse of Madness merupakan karya terbaru Marvel Studios yang baru saja dirilis pada Kamis, 5 Mei 2022, atau tepatnya hari yang sama dengan hari saya menulis artikel ini. Oleh sebab itu, saya sangat beruntung karena berhasil mendapatkan tiket menonton dengan seat yang lumayan strategis meski baru memesannya dua jam sebelum waktu tayang.

Dan ketika saya memasuki ruangan bioskop, situasinya persis sekali dengan apa yang saya bayangkan: semua bangku dipenuhi oleh kaum muda-mudi yang sudah sangat menantikan film yang disutradarai oleh Sam Raimi ini. Lantas, apakah kualitas filmnya sendiri sesuai dengan besarnya ekspektasi penonton?

Kalau boleh jujur, sekuel dari film Doctor Strange ini sebenarnya sedikit berada di bawah harapan saya. Hal itu disebabkan karena saya mengharapkan jalan cerita yang lebih “mewah” dan tidak hanya sekadar pertentangan ideologi dari Stephen Strange (Benedict Cumberbatch) dan Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen). Memang, konsep tersebut sudah disampaikan dengan sangat menarik, di mana para penonton yang tidak menyaksikan serial WandaVision pun mampu dibuat peduli dengan keinginan sang Scarlet Witch hingga ia harus melancarkan aksi jahatnya.

Begitu pula dengan sang Sorcerer Supreme yang terpaksa harus melawan hatinya sendiri karena terpaksa berseteru dengan rekannya tersebut. Pertentangan-pertentangan semacam itu disajikan dengan cara yang manis dan saya yakin mampu “ditelan” dengan nyaman oleh para penonton.

Namun, kurang lebih sama seperti serial Moon Knight yang kebetulan saya ulas di Terminal Mojok beberapa hari lalu, penyelesaian dari konflik tersebut masih terlalu remeh dan menimbulkan kesan “Hah? Begitu doang?”

Hal ini menurut saya menjadi kelemahan terbesar dari film ini, di mana sang sutradara dan penulis naskah kurang berhasil menciptakan sebuah ending yang memuaskan dan menyayat hati penonton. Akan tetapi, harus saya ingatkan pula bahwa ini semua merupakan pendapat pribadi saya.

Jika tadi itu adalah kekurangan terbesarnya, lalu apa kelebihan dari Doctor Strange in the Multiverse of Madness yang membuatnya layak untuk dijadikan tontonan pada masa libur Lebaran? Yah, saya yakin, bila kalian adalah fans berat film atau komik Marvel, hal pertama yang akan membuat kalian tersenyum kegirangan ketika menyaksikan film ini adalah kehadiran cameo-cameo ikonik yang pasti semakin menambah rasa excited kalian akan kisah-kisah di Marvel Cinematic Universe (MCU) berikutnya

 Hal yang sama juga terjadi kepada saya, di mana hingga kini saya masih tak menyangka bahwa tokoh “itu” benar-benar resmi melakukan debutnya di semesta MCU. Untuk siapa tokoh yang saya maksud, mending kalian tonton sendiri aja. Toh, akan lebih baik jika kalian menyaksikannya sendiri secara langsung sehingga rasa “nampolnya” akan lebih terasa.

Lalu, aspek berikutnya yang menarik untuk dibahas adalah kekuatan akting yang ditampilkan oleh Benedict Cumberbatch dan Elizabeth Olsen. Bagi yang sudah mengikuti karier Cumberbatch sebelum menjadi superhero Marvel, saya pikir kalian tak akan terkejut perihal kehebatan sang aktor dalam menghidupkan karakter yang ia perankan. Sejak pertama kali memerankan Doctor Strange, lelaki asal Inggris itu sudah sangat sukses menunjukkan kepribadian sang dokter yang congkak, tengil, tetapi memiliki jiwa heroik pula dalam hatinya. Hal itu pun kembali ia tunjukkan dalam film ini, terlebih ia dituntut juga untuk menjadi Strange dengan berbagai wujud dan gerak-gerik yang berbeda antar satu sama lain.

Sementara untuk Olsen, penampilannya kali ini benar-benar mengejutkan saya. Memang, saya telah melihat potensinya untuk menjadi aktris yang powerful dalam berakting sejak ia terakhir kali menjadi Wanda di series WandaVision. Saat itu, ia berperan menjadi sang main character, sehingga mungkin akan lebih wajar bila kemampuan aktingnya betul-betul dijadikan sorotan utama.

Namun, dalam film ini, ia ditunjuk untuk menjadi sang antagonis utama yang motivasinya harus memorable dan bisa mengikat hati para penonton. Hebatnya, ia mampu melakoni tugas tersebut dengan teramat baik. Aura dan karismanya ketika memerankan Wanda Maximoff sungguh semakin memikat semenjak tokoh itu pertama kali memulai debutnya di Avengers: Age of Ultron pada 2015 lalu. Tujuh tahun kini telah berlalu, dan aktris berusia 33 tahun itu kini telah berhasil melekat dengan karakter tersebut dan sama sekali tidak menunjukkan penurunan performa.

Pujian sesungguhnya juga harus saya layangkan kepada Xochitl Gomez yang berperan sebagai America Chavez. Ia sama sekali tidak “menahan diri” ketika harus beradu akting dengan lawan main yang jauh lebih senior darinya. Selain itu, tantangan lain pun harus ia terima karena memerankan seorang tokoh yang belum familier dan baru memulai debut perdananya di dunia layar lebar Marvel melalui film ini. Hebatnya, aktris kelahiran 2006 itu sukses menunjukkan performa yang memukau dan menimbulkan kesan mendalam di benak penonton.

Kesimpulan dari tulisan ini adalah Doctor Strange in the Multiverse of Madness merupakan sebuah film yang sangat enjoyable dan cocok ditonton sebagai pengisi waktu liburan yang sebentar lagi hendak menemui ujungnya ini. Banyak aksi-aksi pertempuran yang sangat menghibur dan didukung pula oleh scoring music dan efek visual yang sangat memanjakan panca indra. Akan tetapi, menurut saya pribadi, film ini masih belum mampu memenuhi ekspektasi saya yang memang teramat tinggi.

Namun, itu sama sekali tidak mengindikasikan bahwa film ini merupakan sebuah karya layar lebar yang tidak bagus, sama sekali tidak seperti itu. Film ini layak diklasifikasikan ke dalam golongan film yang “manis” dan mampu menimbulkan kenikmatan serta euforia tersendiri ketika tuntas. Saya pun kini menjadi semakin bersemangat untuk mengikuti kisah-kisah para pahlawan Marvel di masa mendatang yang tampaknya akan semakin lekat dengan dunia per-multiversean.

Kalau boleh memberi nilai, 7.5/10 lah ya. Gas tonton!

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Film dan Series MCU yang Perlu Ditonton Sebelum Nonton Doctor Strange in the Multiverse of Madness

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version