Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Dilema Reaktivasi Jalur Kereta Jogja-Magelang: Penting untuk Diwujudkan, tapi Susah (Pake) Banget

Rizqian Syah Ultsani oleh Rizqian Syah Ultsani
16 Februari 2024
A A
Dilema Reaktivasi Jalur Kereta Jogja-Magelang: Penting untuk Diwujudkan, tapi Susah (Pake) Banget

Dilema Reaktivasi Jalur Kereta Jogja-Magelang: Penting untuk Diwujudkan, tapi Susah (Pake) Banget (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak mati di medio 70-an, jalur kereta Jogja-Magelang yang juga terhubung sampai Semarang jadi terlupakan. Banyak fasilitasnya yang sudah berubah fungsi dan ada juga yang hilang tak bersisa. Sebagiannya sudah pernah saya bahas sebelumnya di 6 Stasiun Kereta di Sleman yang Berubah Fungsi, Ada yang Jadi TK hingga Warung Soto. Namun, berulang kali berhembus kabar kalau jalur ini akan dihidupkan kembali.

Ada yang menyebut alasan reaktivasi jalur ini karena semakin naiknya jumlah kendaraan tapi nggak dibarengi sama naiknya jumlah ruas jalan Jogja-Magelang. Apa lagi banyak orang Magelang dan sekitarnya yang juga mengais rezeki di Jogja, tentu sangat dibutuhkan oleh mereka yang ngelaju. Ada juga yang menyebut karena jalur ini sangat bermanfaat untuk sektor pariwisata yang menghubungkan kawasan wisata di DIY, Magelang, dan sekitarnya.

Sebetulnya, wacana ini menarik sekali untuk direalisasikan. Pada awalnya jalur ini memang diperuntukkan untuk angkutan barang dan manusia. Apalagi untuk wilayah urban macam Jogja dan Magelang, moda transportasi berbasis rel begini sangat efektif untuk angkutan umum. Pasti banyak terbantu dan akan memicu bergeliatnya aktivitas perekonomian di Jogja-Magelang yang kemudian berdampak pada naiknya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Ambil saja contoh bagaimana suksesnya KRL Jabodetabek dan kereta lokal lain di Jawa Barat dan Timur atau contoh paling dekat dan termutakhir adalah KRL Jogja-Solo. Ini menghubungkan pusat ekonomi di wilayah-wilayah tersebut dengan kawasan-kawasan tempat para pekerjanya tinggal di pinggiran kota. Sangat masuk akal jika jalur kereta Jogja-Magelang atau mungkin sampai Semarang itu diaktifkan kembali.

Danau Toba dikasih dua bandara, masak Magelang nggak dikasih rel?

Pemerintah lewat Kementerian Pariwisata, sudah mencanangkan 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang kemudian dikerucutkan menjadi lima Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Super Prioritas, di antaranya adalah Candi Borobudur di Magelang. Perencanaan ini secara nggak langsung juga meliputi sistem transportasi yang efisien untuk menghubungkan kawasan tersebut. Bahkan di Danau Toba yang sama-sama KSPN Super Prioritas saja, pemerintah mengembangkan dua bandara untuk transportasi menuju kawasan pariwisata Danau Toba.

Kalau membebankan sama transportasi jalan raya sebetulnya bisa saja, tapi kelihatannya kurang efektif karena faktor kemacetan dan lain sebagainya. Maka menurut saya, urgensi untuk mengaktifkan kembali jalur kereta Jogja-Magelang cukup besar. Lagian kan menyenangkan sekali naik kereta daripada angkutan darat beroda. Apalagi sekarang kesadaran terhadap transportasi umum meningkat.

Tapi, kita akan dihadapkan pada masalah lokasi di mana jalur ini berada. Inilah letak dilematisnya. Jalur warisan perusahaan kereta api swasta Belanda (NIS) yang menghubungkan Jogja-Magelang ini, sekarang sudah bersalin rupa jadi jalan raya dan rumah penduduk, serta fasilitas seperti stasiunnya sudah berubah jadi bangunan lain yang nggak ada hubungannya samsek sama perkerataapian (meskipun asetnya masih milik PT KAI).

Kalau mau dipaksakan tetap menggunakan jalur lama tersebut, mau nggak mau harus menggusur rumah-rumah yang sudah berdiri padat. Itu akan jadi potensi masalah baru. Apalagi kalau kita lihat sejarah kenapa jalur ini mati. Kereta ini berjalan dengan sangat lambat karena jalurnya bersanding dengan jalan raya dan melewati dalam kota. Ditambah lagi bisa berpotensi menyembabkan kecelakaan dengan kendaraan lain. Kalau untuk kereta wisata oke lah. Tapi kalau untuk transportasi massa yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan waktu, ini nggak efektif.

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Jalur layang kereta Jogja-Magelang, maybe?

Pilihan selanjutnya yang bisa ditawarkan adalah dengan membangun jalur layang kereta Jogja-Magelang di atas jalur yang pernah ada. Atau bisa juga membangun jalur baru yang menjauhi jalur yang lama atau memutari wilayah kota. Ini balik lagi tergantung para pemangku kebijakan Pemprov DIY dan Jawa Tengah serta kementerian dan dirjen terkait. Hal ini sebenernya nggak menutup kemungkinan, apalagi untuk menggenjot pariwisata.

Wacana yang paling santer adalah dengan melewati bagian barat Jogja yaitu trase via Stasiun Patukan di Gamping atau via Stasiun Sentolo di Kulon Progo. Trase ini akan menjadi alternatif jalur dari Jogja ke Magelang dan bisa juga tembus ke Semarang. Rencana ini selain dapat mendukung pariwisata di Borobudur juga menjadi bagian dari program Trans-Jawa.

Namun sampai sekarang nggak ada kelanjutan dari wacana kereta Jogja-Magelang tersebut atau bisa dibilang malah mandek. Terakhir kabar ini terdengar sebelum pandemi Covid-19. Lagian, perlu pengkajian matang-matang agar dapat menguntungkan semua pihak dengan mendukung pariwisata namun nggak mengorbankan masyarakat dengan menggusur pemukiman. Semoga lah, wacana ini jadi terealisasi agar pembangunan dan transportasi nggak terpusat di jalan raya atau jalan tol saja.

Penulis: Rizqian Syah Ultsani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Stasiun Beran Sleman, Stasiun Penghubung Jogja dengan Magelang yang Kini Menjadi Markas Koramil

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Februari 2024 oleh

Tags: borobudurJogjakereta jogja-magelangmagelang
Rizqian Syah Ultsani

Rizqian Syah Ultsani

Tukang menguap yang suka menulis.

ArtikelTerkait

4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli revitalisasi Solo kaesang pangarep

Revitalisasi, Langkah Pertama Meromantisasi Solo

30 Januari 2023
Toko Progo, Tempat Belanja Terbaik di Jogja. Fix No Debat!

Toko Progo, Tempat Belanja Terbaik di Jogja. Fix No Debat!

7 Agustus 2024
2 Gunung di Magelang yang Nggak Cocok buat para Pendaki

2 Gunung di Magelang yang Nggak Cocok buat para Pendaki

10 Oktober 2024
 Terminal Janti: Gerbang untuk Pulang, Rindu, dan Patah Hati di jogja flyover janti

Jembatan Janti Dibuat Jogja Menjadi Tempat yang Celaka bagi Warga : Sudah Gelap Gulita, Akses Jalan Dibiarkan Rusak

22 Mei 2025
Rawon Jogja Sangat Mengecewakan dan Menyalahi Kodrat Kuliner (Pexels)

4 Hal yang Membuat Saya Sangat Kecewa dengan Rawon Jogja karena Menyalahi Kodratnya Sebagai Kuliner Jawa Timur

12 Maret 2025
Gaji Pekerja Jogja Sepele di Depan Gaji Penjaga Warung Madura (Unsplash)

Warung Madura Bahagia Kantongi Omzet 90 Juta per Bulan: Penjaganya Hidup Bahagia Banyak Duit Sementara Pekerja Jogja Merana Sampai Kiamat

25 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.