Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Dilema Orang Bogor: Terlalu Betawi untuk Disebut Sunda

Tito Satrya Kamil oleh Tito Satrya Kamil
27 Juni 2024
A A
Dilema Orang Bogor: Terlalu Betawi untuk Disebut Sunda

Dilema Orang Bogor: Terlalu Betawi untuk Disebut Sunda (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Berbeda dengan daerah Jabodetabek lain yang dominan dengan ke-Betawi-annya macam Bekasi dan Depok, atau Betawi dan Sundanya 50:50 ala Tangerang, Bogor berdiri sebagai daerah yang sangat dominan dengan Sunda. Gimana nggak, dari puluhan kecamatan yang ada di kota dan kabupaten Bogor, cuma sebagian kecil daerah di utara Kabupaten Bogor yang penduduk aslinya Betawi. Kesundaan di kota ini juga tak bisa dilepaskan dari fakta historis bahwa kota ini pernah menjadi ibu kota Kerajaan Pajajaran.

Meskipun Sunda lebih dominan, orang-orang di Kota Hujan justru terlalu Betawi untuk disebut Sunda. Dilema, kan.

Heuras genggerong, 11-12 dengan nyablaknya orang Betawi

Dari segi kultur, biarpun berbeda bahasa, tapi heuras genggerongnya Sunda Bogor match dengan bahasa Betawi yang punya stereotipe nyablak. Alhasil terbentuklah karakter orang Bogor yang setipe dengan orang Betawi: apa adanya dan terus terang dalam bicara. Bahkan kadang nggak peduli dengan respons lawan bicara.

Undak-usuk basa juga nggak terlalu diperhatikan, kecuali warga di daerah selatan Bogor yang berbatasan dengan Cianjur dan Sukabumi. Hal ini beda dengan karakter orang Bandung dan sekitarnya yang memperhatikan undak usuk basa dan cenderung lembut terhadap orang baru. Mereka lebih hati-hati menyampaikan maksud serta lebih suka menunjukan ketidaksukaan dengan gaya sindiran.

Orang Bogor lebih suka pakai gua-elu ketimbang pakai aku-kamu

Berkebalikan dengan orang-orang Sunda di luar Jabodetabek yang menggunakan kata ganti aku-kamu, orang Bogor—meskipun Sunda—terbiasa menggunakan gua-elu dalam keseharian layaknya orang Jabodetabek lain.

Uniknya, penggunaan gua-elu di Kota Hujan didampingi dengan imbuhan-imbuhan Sunda seperti “mah”, “meureun”, dan kata-kata lokal Bogor itu sendiri, misal “fudul”, “menel”, dll. Imbuhan Sunda dan kata-kata lokal ini biasanya jadi roaming kala orang Bogor berbicara dengan orang kota lain di Jabodetabek. Biasanya di tengah percakapan bakal ada pertanyaan, “Eh, fudul itu apa?” atau “Maksud lu menelin?”.

Sebenarnya orang Bogor bisa saja pakai aku-kamu. Tapi ya kudu jadian dulu.

Lebih dekat dalam keseharian ke tanah Betawi ketimbang Bandung yang menjadi kota kebanggaannya Sunda

Selain secara geografis lebih dekat ke Jakarta, banyak hal yang bikin orang Bogor jadi lebih dekat dalam keseharian ke Jakarta ketimbang ke Bandung.

Baca Juga:

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

Pertama soal pekerjaan. UMR di Kota Hujan memang tinggi, tapi cukup sulit mendapatkan pekerjaan dengan gaji UMR di sini. Kesempatannya terbatas. Akhirnya warga Bogor banyak yang memilih kerja ke Jakarta yang lapangan kerjanya lebih variatif dan kebanyakan membayar di atas UMR. Bandung nggak begitu dilirik orang Bogor sebagai tempat mengadu nasib karena selain UMR-nya lebih rendah, pekerjaan dengan gaji UMR juga sama susahnya didapat.

Begitu juga soal pilihan tempat melanjutkan kuliah. Kalau nggak lolos PTN, orang Bogor lebih memilih kuliah di kampus swasta terkemuka di Jakarta—atau setidaknya Depok yang juga Betawi—ketimbang ke Bandung.

Kuliah di Bandung, baik swasta maupun negeri, adalah privilese bagi orang Kota Hujan karena perlu akomodasi kos dan ongkos pulang-pergi yang cukup tinggi. Beda dengan kuliah di Jakarta yang masih memungkinkan untuk dilaju dengan ongkos transportasi umum yang murah.

Preferensi klub lokal favorit orang Bogor yang terbelah antara Persib dan Persija

Persib Bandung identik dengan pendukung yang berasal dari Sunda. Bahkan ada istilah “Persib itu jati diri orang Sunda”. Tapi rasanya hal ini nggak berlaku di Kota Hujan. Meski banyak orang Bogor yang lahir dan besar di sini, serta memiliki darah Sunda totok, tetap saja mendukung Persija alih-alih Persib.

Sejak saya sekolah sampai sekarang, tiap Persija main di kandang, banyak Jakmania beratribut yang berangkat dari Stasiun Bogor. Tampaknya hal ini nggak terjadi di stasiun kereta api kota-kota Sunda lainnya kala tanding Persija, deh.

Jadi kesimpulannya, meskipun Sunda di Bogor sangat dominan, ketergantungan orang-orang di Kota Hujan ini pada Jakarta sangat kuat. Sehingga budaya Betawi memengaruhi keseharian orang-orang Kota Hujan. Dan inilah yang bikin Bogor jadi kota Sunda yang paling ke-Betawi-Betawi-an.

Penulis: Tito Satrya Kamil
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Saking Ruwetnya, Kemacetan Simpang Pasar Parung Bogor Nggak akan Terurai sampai Kiamat.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Juni 2024 oleh

Tags: betawibogorJawa Baratkabupaten bogorSunda
Tito Satrya Kamil

Tito Satrya Kamil

Masih mencari jalan balik ke dunia tulis-menulis

ArtikelTerkait

Stop Romantisasi Pengiriman Anak ke Barak Militer, Cukup Jabar Aja, Provinsi Lain Nggak Usah, Jogja Nggak Usah Ikut-ikutan Juga!

Stop Romantisasi Pengiriman Anak ke Barak Militer, Cukup Jabar Aja, Provinsi Lain Nggak Usah, Jogja Nggak Usah Ikut-ikutan Juga!

14 Mei 2025
Hindari 3 Destinasi Wisata di Sukabumi Ini saat Libur Nataru (Unsplash)

3 Destinasi Wisata di Sukabumi yang Sebaiknya Dihindari Wisatawan saat Libur Nataru

25 Desember 2024
Semarang dan Segala Isinya yang Menyiksa Mahasiswa Cikarang (Unsplash)

Bagi Orang Cikarang, Kuliah di Semarang Bisa Sangat Menyiksa meski Akhirnya Jadi Cinta Mati

29 Februari 2024
Bandung Terbuat dari Tumpukan Kebohongan, Pikir Ulang kalau Mau Tinggal di Sini Mojok.co

Bandung Terbuat dari Tumpukan Kebohongan, Pikir Ulang kalau Mau Tinggal di Sini

20 Maret 2024
Cinere, Kecamatan di Depok yang Vibes-nya Lebih Jaksel ketimbang Depok kerja di jakarta

Cinere, Tempat Terbaik bagi Orang yang Bekerja di Jakarta, Akses Mudah, Harga Hunian Masih (Lumayan) Masuk Akal

10 Agustus 2024
Kecamatan Gedebage Bandung, Kecamatan Paling Mentereng (Unsplash)

Kecamatan Gedebage Bandung, Kecamatan Paling Mentereng di Seluruh Kota Bandung

30 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.