Dewi Ambarsari: Cintanya Dikhianati Seorang Bupati, Berakhir Mengutuk Pejabat Pemerintahan yang Masuk ke Dusun Setono Kediri

Dewi Ambarsari: Cintanya Dikhianati Seorang Bupati, Berakhir Mengutuk Pejabat Pemerintahan yang Masuk ke Dusun Setono Kediri

Dewi Ambarsari: Cintanya Dikhianati Seorang Bupati, Berakhir Mengutuk Pejabat Pemerintahan yang Masuk ke Dusun Setono Kediri (Unsplash.com)

Bicara soal putri dari Kediri, kebanyakan orang hanya mengenal Dewi Sekartaji karena kisah cintanya populer dengan akhir yang bahagia. Namun, nyatanya beberapa putri dari Kediri ada yang kisah cintanya bak gronjalan, salah satunya Dewi Ambarsari. Meski dipercaya sebagai mitos, tak bisa dimungkiri jika kisah Dewi Ambarsari bisa dijadikan rujukan bagi siapa pun yang percintaannya sering dikhianati.

Dewi Ambarsari merupakan sosok putri berparas cantik dari Kediri. Tentu pada saat itu, paras cantiknya memikat hati banyak pemuda. Namun, tak ada satu pun pemuda yang menarik minatnya. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang lelaki yang tampan, yang ternyata merupakan seorang bupati dari Solo. Usut punya usut rupanya Bupati dari Solo tersebut tertarik dengan Dewi Ambarsari dan ingin menjadikannya sebagai istri.

Dewi Ambarsari rupanya juga menyukai Bupati Solo itu. Namun, karena memiliki keteguhan prinsip tidak ingin dimadu ketika menikah, Dewi Ambarsari sanksi kepada sang bupati yang sebelumnya mengaku belum memiliki istri. Sebab, di masa itu sudah menjadi rahasia umum bahwa seorang bupati pasti memiliki banyak istri.

Akhirnya Dewi Ambarsari luluh dan menerima pinangan Bupati Solo. Diboyonglah ia ke Solo. Tentu sang putri sudah membayangkan rumah tangga yang indah. Nahas, sesampainya di Solo ternyata kekhawatiran sang putri sebelumnya terbukti. Kepercayaan yang diberikannya pupus. Ia dikhianati sang bupati yang ternyata telah memiliki banyak istri.

Dewi Ambarsari enggan ribut-ribut

Seketika hancurlah hati Dewi Ambarsari, tentu tanpa harus ribut sana-sini. Dia kabur dari Solo menuju ke suatu daerah untuk menenangkan diri. Sampailah ia di kediaman Raden Wiro Wiratmojo, sanak keluarga dari Dewi Ambarsari yang membabat alas di daerah itu.  Di belahan daerah lain, tentu Bupati Solo itu tak tinggal diam. Ia memerintahkan prajurit untuk melacak keberadaan Dewi Ambarsari untuk dibawa kembali ke Solo.

Mengetahui hal tersebut, Dewi Ambarsari tetap kekeh dengan prinsipnya. Ia tak mau memiliki suami yang sudah beristri. Begitu para prajurit itu datang untuk menjemputnya, dia hanya diam dan memilih pergi meninggalkan sang prajurit bupati yang hendak menjemputnya.

Prajurit itu terus mengikuti Dewi Ambarsari dan memohon kembali. Dia merasa dirundung paksa. Di tengah diamnya, Dewi Ambarsari yang masih merasa sakit karena dikhianati, berucap “Saya akan meninggalkan pesan kepada kalian. Kalau nanti ada pejabat pemerintah yang berani masuk ke wilayah ini, dia akan menerima hukumanku. Dia akan mendapat celaka!” Setelah menyampaikan pesan yang singkat itu, prajurit yang mengikutinya mendapati tubuh Dewi Ambarsari tiba-tiba menghilang.

Tak ada yang tahu keberadaan Dewi Ambarsari, dalam keadaan hidup atau meninggal. Sebab, makam maupun jejaknya tak pernah lagi terlacak. Salah seorang juru kunci di makam dusun tersebut mempercayai bahwa sang putri telah moksa.

Bukan sekadar mitos, sabda itu menjelma nyata

Hari ini, lokasi kejadian itu bernama Dusun Setono, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. Lokasinya sekitar 1,8 kilometer dari Pabrik Gula Ngadirejo. Sebelum masuk gang, akan tampak gapura berwarna putih. Terdapat sebuah prasasti yang bertulis kalimat “Priyai, BB, aparatur pemerintah, TNI-Polri dilarang masuk”.

Banyak warga sekitar Kediri yang tidak mempercayai pantangan tak logis itu lalu sengaja datang untuk membuktikan. Salah satunya seorang aparat yang kepo dengan imbauan itu. Ia datang menginjakkan kaki di dusun tersebut dengan pongahnya. Apesnya, begitu keluar dari gapura, kendaraannya mengalami kecelakaan hingga yang bersangkutan kehilangan nyawa.

Bahkan para pejabat pemerintah daerah pun tak ada yang berani lewat Dusun Setono. Telah kejadian beberapa kali, pejabat pemerintah yang berani melewati Dusun Setono, beberapa hari kemudian celaka.

Nyatanya betulan quotes yang mengatakan, “Perkataan orang yang dizalimi akan dikabulkan.”

Kalau disakiti, nyabdo saja

Potret percintaan di Kediri tak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh Dewi Ambarsari. Belakangan, pengkhianatan yang dialami muda-mudi di Kediri meningkat dikarenakan perselingkuhan. Hal ini saya dapati dari sumber-sumber media sosial yang dibagikan oleh pemerannya langsung. Baik melalui Instastory, WhatsApp Story, status Facebook maupun postingan-postingan.

Belum lagi keluh kesah teman-teman di sekitar saya yang alasanya itu-itu aja, dibohongi kalau enggak begitu yaa di selingkuhin. Tentu upaya ini cenderung membuang-buang tenaga dan mengumbar-umbar cerita.

Setelah berkali-kali berusaha memberikan opsional pertimbangan kepada beberapa orang yang berkeluh kesah secara langsung kepada saya, yang sebenarnya sudah diupayakan juga oleh mereka. Nyatanya tak semudah itu untuk memutuskan hubungan yang telah dibangun bersama dengan serius. Lebih-lebih telah bersama membangun cita-cita kehidupan mewah dalam angan-angan.

Ketimbang buang-buang tenaga, koar-koar sana-sini, agar lebih elegan dalam membuat keputusan, mending ikuti saja yang dilakukan Dewi Ambarsari. Kalau sudah mentok notok jeduk tersakiti dan pusing membuat keputusan mending nyabdo/berkata saja agar pasanganmu sadar. Jangan nyabdo/berkata aneh-aneh karena tentu jelas tirakat kalian tak cukup bisa mengungguli Dewi Ambarsari.

Penulis: Anif Mafatikhun Nida
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kediri Bakal Jadi Sungai, Sumpah Lembu Suro yang Jadi Kenyataan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version