Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

DPR Tuh Singkatan dari Dewan Perwakilan Ramashook Kan, Ya?

Sabrina Mulia Rhamadanty oleh Sabrina Mulia Rhamadanty
28 September 2019
A A
dewan perwakilan

dewan perwakilan

Share on FacebookShare on Twitter

Di kampus, saya sering kesal kalau ada teman yang tiba-tiba “nitip” absen. Ini bertentangan dengan hati nurani dan ideologi yang ditanamkan ibu ke saya sejak kecil. Kata beliau kalau mau jadi orang sukses, sejak muda harus berdikari (berdiri di kaki sendiri). Maklum, ibu saya produk Orla. Maksudnya, kakek saya lalu diturunkan ke ibu saya. Jadi, karena tanda tangan absensi kelas harus pakai tangan saya ubah jadi berditari (berdiri di tangan sendiri). Soalnya, buat saya kuliah itu ya representatif diri sendiri, kalau minta di tandatangani otomatis seseorang telah mewakilkan Anda di kampus. Nanti kadarnya jadi meningkat, awalnya diwakili absen kemudian diwakili ilmunya, diwakili ujiannya terus diwakili lulusnya.

 

Pokoknya di dunia ini tidak ada yang boleh diwakili, semuanya harus mandiri. Kecuali satu, harus ada yang mewakili 250 juta orang Indonesia di Senayan. Kalau tidak gedung itu akan meledak karena setiap orang harus mewakili dirinya sendiri. Hanya ada jatah 575 orang siap yang mewakili 250 juta orang. Kalau dihitung menggunakan otak saya yang pas-pasan, maka satu orang di Senayan akan mewakili kurang lebih 435.000 orang lainnya. Salah satunya, saya.

Tapi, saya diwakilkan oleh siapa?

Teman saya yang tukang titip absen itu saja, bisa pilih wakilnya sendiri. Dia pasti pilih orang ter-ambis dan ter-pintar dan ter-ter lainnya di kelas. Memastikan kalau wakilnya itu masuk kelas, memperhatikan dosen, membuat cacatan untuknya. Ya, pokoknya melakukan pekerjaannya di kampus. Lah, kalau saya? Saya bahkan tidak tau siapa yang mewakilkan saya, dan saya bahkan tidak merasa perlu diwakilkan.

Kok tidak merasa perlu diwakilkan?

Setidaknya kita harus punya standar tentang seseorang atau sekelompok orang yang akan mewakilkan kita. Yang pertama, kita harus kenal orangnya. Kenal dalam arti luar dalam. Tidak asal pernah melihat wajahnya di papan reklame di pinggir jalan kemudian dibawah namanya ada quote-quote kekinian untuk menarik simpatisan. Yang kedua, standarisasi dari orang yang diwakilkannya. Saya bilang tadi, teman saya yang tukang titip absen itu telah melakukan study kualitatif terhadap standarisasi atas teman-teman saya di kelas. Yang terbaik, itulah yang akan mewakilinya dalam mengisi absen. Begitu juga halnya dengan para wakil di Senayan, standarisasi ini harus mereka penuhi setelah menjabat. Yang ketiga, disingkirkan ketika tidak berhasil memenuhi kriteria. Sebagai wakil dari rakyatnya. Mereka harus menanggung konsekuensi dicopot sebagai wakil ketika tidak berhasil memenuhi kriteria.

Dulu jaman sekolah menengah atas, teman-teman saya harus punya catatan prestasi yang bagus, tidak pernah melakukan kenakalan di sekolah dan harus setengah mati berlatih untuk memenuhi kriteria sebagai wakil sekolah dalam berbagai macam perlombaan. Yang diwakili hanya satu sekolah loh, paling hanya membawa nama baik guru-gurunya saja, kalau menang dan berprestasi pun akan menyandang gelar pribadi. Tapi kok ini yang mewakili kehidupan ratusan ribu bahkan jutaan umat tidak ada perjuangannya sama sekali.

Baca Juga:

Gaji Guru 25 Juta per Bulan Itu (Baru) Masuk Akal, Kualitas Baru Bisa Ditingkatkan kalau Sudah Sejahtera!

RUU TNI Disahkan, dan Kita Harus Lebih Kuat, Makin Kuat, karena Kita Tak Punya Siapa-siapa untuk Dipercaya

Ini sangat tidak masuk akal. Padahal menurut saya memasukan syarat-syarat ini kepada para wakil rakyat lebih gampang dari perjuangan Pak Eko memasukan palu, arit, pisau, celurit dan perkakas lainnya ke arah target.
“Masook Pak Eko!”

Yang gak masuk itu mungkin akalnya para wakil kita di Senayan. Mungkin tidak ada lagi ruang mendengarkan aspirasi dari orang-orang yang diwakilinya. Bisa juga karena isi kepalanya sudah penuh dengan urusan harta, tahta dan kuota. Kuota untuk hartanya. Sehingga tidak masuk-masuk itu kritik, saran, bahkan hinaan yang jelas-jelas ada di depan mata.

Namanya juga Dewan Perwakilan Ramashook. Karena sangking penuh isi kepalanya, tidak akan pernah masuk gugatan-gugatan dari rakyatnya. Tidak heran juga kalau di Senayan sering kosong ruangan, tanpa harus pusing-pusing titip absen seperti teman saya tadi. Namanya juga Dewan Perwakilan Ramashook. Tidak masuk sidang, ya tidak apa-apa. Lagi pula, kalau pun datang sidang, tidak masuk ke kepala. Namanya juga Dewan Perwakilan Ramashook. Tuh, saya bahkan sudah mengulang ini untuk ketiga kalinya.

Karena namanya begitu, para wakil ini nampaknya tidak akan pernah masuk juga di hati rakyat. Lingkar Survei Indonesia (LSI) di tahun 2018 bahkan pernah membuat survei mengenai tingkat kepercayaan masyarakat terhadap para wakilnya ini, hasilnya hanya 40 dari masyarakat Indonesia yang percaya dengan para Dewan. Ini hanya percaya ya, bukan mau diwakilkan atau masuk ke dalam sanubari terdalam.

Dewan Perwakilan Ramashook, akan berapa lama sebenarnya lembaga ini berjarak dengan masyarakat yang diwakilkannya. Hanya berdiri pada batas keterasingan, jangankan masuk ke hati masyarakat, menyentuh pun tidak. Kapan-kapan rakyat Indonesia bisa berteriak seperti anak kecil di dalam video Pak Eko.

“Masook Pak Wakil… ke hati rakyatmu”.

BACA JUGA Surat Terbuka Untuk Bapak Dewan dan Presiden: Pak Tolong Bubarkan Saja KPK atau tulisan Sabrina Mulia Rhamadanty lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Februari 2022 oleh

Tags: Demokrasidprperwakilan rakyat
Sabrina Mulia Rhamadanty

Sabrina Mulia Rhamadanty

ArtikelTerkait

mixtape untuk anggota dpr agar sahkan ruu pks Mixtape untuk para BuzzerRp Pendukung RUU Omnibus Law

Mixtape untuk Anggota DPR Berencana Menarik RUU PKS dari Prolegnas

1 Juli 2020
RUU HIP

RUU HIP Bikin Saya Cemas soal Kebebasan Berpendapat dan Berpikir

22 Juni 2020
mural represi residu orde baru mojok

Mural, Represi, dan Residu Orde Baru

16 Agustus 2021
RKUHP: Rakyat Menghina Pemerintah Bisa Dipenjara, kalau Sebaliknya, Bagaimana?

RKUHP: Rakyat Menghina Pemerintah Bisa Dipenjara, kalau Sebaliknya, Bagaimana?

8 Juli 2022
menerbitkan perppu

Sesungguhnya Kegentingan Untuk Menerbitkan Perppu Sudah Terpenuhi

11 Oktober 2019
Suka Duka Saya Ketika Menjadi Fans DPR RI, Biasmu Siapa, Hyung? terminal mojok.co satir omnibus law UU ciptaker puan maharani Azis Syamsuddin

Surat Terbuka untuk Pak Azis Syamsuddin: Terima Kasih, Pak!

15 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.