Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Desa Nguwet, Desa Paling Menyedihkan di Temanggung. Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sekitar

Anita Sari oleh Anita Sari
26 Juni 2025
A A
Desa Nguwet, Desa Paling Menyedihkan di Temanggung. Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sekitar

Desa Nguwet, Desa Paling Menyedihkan di Temanggung. Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sekitar (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Desa Nguwet di Kabupaten Temanggung cukup dikenal karena banyak perusahaan pabrik kayu besar berdiri di sana. Banyaknya pabrik membuat para perantau dari luar daerah mengadu nasib di desa ini. Meskipun menyejahterakan banyak orang, tapi nyatanya hal ini merugikan warga sekitar.

Layaknya sebuah desa yang seharusnya punya kehidupan sederhana dan bersahaja. Namun kini dipaksa bergincu karakter keras khas kota yang di baliknya menyimpan kesedihan. Berikut beberapa hal yang luput dari perhatian dan menyengsarakan warganya.

Anak muda sekitar Desa Nguwet Temanggung menjadi budak kapitalis di tanah mereka sendiri

Wilayah Desa Nguwet dulunya dipenuhi wilayah persawahan dan perkebunan. Lahan tersebut ditanami aneka tanaman untuk dijual atau disimpan sebagai kebutuhan pangan.

Akan tetapi kondisi tersebut berubah ketika para pemilik modal datang. Warga memilih menukar tanah warisannya dengan uang miliaran rupiah. Hal itu tentu menyenangkan bagi warga desa yang nggak punya penghasilan tetap. Tak heran karena mereka bisa mendadak kaya dan pegang uang. Sebuah hal istimewa bagi wong ndeso!

Namun orang desa itu sejatinya dibekali budaya bertani dan berkebun. Uang miliaran itu pun cuma mampir ketika seseorang nggak pandai berbisnis atau melakonkan uang tersebut. Akibatnya, generasi penerus pun kehilangan tanah warisan. Akhirnya warga Desa Nguwet Temanggung harus melanjutkan hidup sebagai buruh pabrik, alias budak kapitalis di tanah mereka sendiri.

Banyak warga buka usaha, tapi nyatanya nggak semua sejahtera

Para penjual tanah di Desa Nguwet Temanggung banyak menggunakan uang hasil penjualan untuk berbisnis. Salah satunya mendirikan warung makan. Bisnis warung makan digadang-gadang bakal laris karena menjadi tujuan jajan karyawan pabrik. Tetapi balik lagi pada gaji karyawan bawahan yang tidaklah besar, sehingga kebanyakan memilih membawa bekal demi irit.

Akibatnya kondisi warung banyak yang sepi dan terpaksa harus gulung tikar. Padahal warga mengandalkan uang hasil penjualan tanah untuk bertahan hidup. Uang tersebut semakin menipis karena tak lagi disokong hasil pertanian. Inilah salah satu resiko jangka panjang yang justru memiskinkan warga Desa Nguwet Temanggung, tapi nggak banyak disadari.

Desa Nguwet Temanggung jadi ramai, tapi berdampingan dengan tempat hiburan non-halal

Desa Nguwet menjadi pusat ekonomi yang ramai penduduk. Namun bukan tanpa risiko lainnya. Keramaian ini justru melahirkan aktivitas nggak layak dan nggak seharusnya ada di desa. Seperti halnya penjualan minuman atau obat-obatan terlarang dan tempat hiburan untuk melepas lelah.

Baca Juga:

Wisata Purworejo Kurang Menggoda Dibanding Daerah Plat AA Lain, padahal Potensial

Pengalaman Motoran Jogja-Posong Temanggung: Akses Jalan Bikin Nyerah, tapi Pemandangan Bikin Betah

Aktivitas non-halal tersebut menularkan penyakit sosial bagi warga sekitar. Akhirnya wilayah desa menjadi rawan dan nggak tentram. Selain itu, aktivitas tersebut menghilangkan pakem wilayah desa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan.

Polusi udara yang dihasilkan pabrik, menurunkan kesehatan masyarakat

Salah satu kegiatan produksi dari pabrik kayu menghasilkan asap pembakaran. Asap dibuang lewat cerobong-cerobong dan menyebar di udara. Hal ini menjadikan udara yang dihirup warga bercampur dengan polutan berbahaya.

Dalam jangka pendek, polusi ini memang nggak menyebabkan penyakit pernapasan serius. Pada kondisi ringannya, warga terserang batuk dan pilek. Namun untuk jangka panjang tentu saja berbahaya bagi kondisi pernapasan. Terlebih lagi permukiman warga berdampingan persis dengan pabrik-pabrik ini dan mereka adalah pekerjanya.

Lalu-lalang kontainer bikin macet dan menyimpan bahaya bagi pengendara

Aktivitas distribusi pabrik kayu tentu saja membutuhkan pengangkut seperti kontainer. Sebagai konsekuensinya, kendaraan besar tersebut memenuhi jalan raya. Bersamaan juga dengan motor ribuan pekerja pabrik. Jadilah jalan raya area Desa Nguwet Temanggung sering banget kena macet.

Selain itu, keluar-masuk kontainer ini berbarengan dengan jam kerja dan sekolah. Jam di mana pengendara tergesa-gesa sampai tujuan masing-masing. Kondisi ini membuat jalan raya seperti kompetisi. Dengan demikian sangat berbahaya bagi pengendara karena rawan terjadi kecelakaan.

Udara makin panas, bikin warga Desa Nguwet Temanggung dan sekitarnya nggak betah

Alih lahan sawah dan kebun warga menjadi pabrik membuat pohon-pohon berkurang. Sedikitnya jumlah pepohonan besar ini membuat udara di Desa Nguwet menjadi panas. Warga sekitar banyak mengeluh karena hawa panasnya minta ampun. Bahkan bisa dua kali lipat dari normalnya.

Padahal wilayah desa harusnya sejuk. Apalagi wilayah Temanggung yang dikelilingi Gunung Sumbing-Sindoro. Namun,punya mimpi bangun pagi lalu menghirup udara segar harus dikubur dalam-dalam kalau kamu tinggal di Desa Nguwet.

Itulah kondisi ironis Desa Nguwet di Kabupaten Temanggung. Wilayah yang menolong perekonomian banyak orang, tapi lama-lama bikin warga sekitar merana. Pejabat setempat sih harusnya nggak memberi izin pembangunan industri di desa ini lagi karena udah cukup!

Penulis: Anita Sari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Wisata Alam Posong Temanggung Berubah: Dulu Indah, Sekarang Bikin Pengunjung Kecewa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Juni 2025 oleh

Tags: Desa Nguwetkabupaten temanggungtemanggung
Anita Sari

Anita Sari

suka dolan dan beropini kecil-kecilan.

ArtikelTerkait

Alun-alun Temanggung Makin Memprihatinkan, Bikin Pusing! (Unsplash) citywalk temanggung

Citywalk Temanggung: Harapan Baru atau Lagu Lama Fasilitas Umum di Kota Tembakau?

9 Desember 2024
Nggak Semua Wilayah Kabupaten Temanggung Cocok buat Slow Living, Kecamatan Kranggan Buktinya

3 Aktivitas yang Bisa Kamu Lakukan di Temanggung selain ke Posong

8 Juni 2025
Wisata Alam Posong Temanggung Berubah: Dulu Indah, Sekarang Bikin Pengunjung Kecewa

Pengalaman Motoran Jogja-Posong Temanggung: Akses Jalan Bikin Nyerah, tapi Pemandangan Bikin Betah

20 September 2025
Alasan Orang Temanggung Lebih Memilih Plesir ke Luar Kota Mojok.co

Alasan Orang Temanggung Lebih Memilih Plesir ke Luar Kota

2 Januari 2025
Jalur Wonosobo Parakan Mengancam Nyawa Pengendara Roda 2 (Unsplash)

Jalur Wonosobo Parakan, Jalur Berbahaya dan Nggak Cocok Buat Pengendara Roda 2 dengan Jantung yang Lemah!

3 Maret 2024
Alun-alun Temanggung Makin Memprihatinkan, Bikin Pusing! (Unsplash) citywalk temanggung

Semrawutnya Alun-alun Temanggung: Niatnya Healing, Malah jadi Pusing

29 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.