Dalam semesta Doraemon, bisa dikatakan Dekisugi Hidetoshi adalah karakter yang paling IMBA. Dalam urusan akademik, dia nomor satu, jauh di atas Shizuka dan Suneo. Tak hanya terampil dalam urusan akademik, dia pun cukup lihai dalam olahraga, melukis, sulap, hingga memasak. Terakhir, seolah jadi pelengkap kesempurnaannya, Dekisugi digambarkan sebagai anak tampan dan baik hati oleh Fujiko F. Fujio.
Sewaktu kanak-kanak, saya sebel banget dengan yang namanya Dekisugi. Gimana nggak sebel, selama ini, kita melihat Dekisugi dari sudut pandang Nobita sebagai protagonis dalam manga dan anime Doraemon. Di mana, ia adalah sosok “villain” yang menghambat keberhasilan Nobita dalam mendapatkan hati Shizuka karena unggul dalam segala hal. Terlebih, saat SD, saya adalah sosok murid yang selalu gagal kayak Nobita.
Sewaktu dewasa, pandangan saya terhadap dirinya justru berubah 180 derajat. Saya mulai overthinking dengan berpikir, “Kenapa Dekisugi nggak pernah diajak bertualang dalam manga Doraemon Petualangan?”, “Kenapa sih Shizuka nggak milih dia aja?” hingga, “Dekisugi representasi dari sebaik-baiknya orang, pasti ada saja yang membencinya.”
Dan ternyata itu benar, perkara haters. Dalam manga dan anime Doraemon, Dekisugi sempat punya sosok haters misterius. Haters misterius tersebut kerap kali nelponin Dekisugi di tengah malam sehingga sulit untuk tidur nyenyak. Beruntung, berkat bantuan Nobita dan Doraemon, mereka dapat menangkap sosok haters misterius tersebut.
Sosok haters misterius tersebut bernama Gariben. Gariben adalah siswa predikat “Ranking 2” yang diam-diam sangat membenci Dekisugi yang berhasil mendapatkan predikat “Ranking 1” di kelasnya. Setelah menangkap basah Gariben, alih-alih balas dendam, dia justru memaafkan Gariben dan ngajakin Gariben belajar bareng biar ia bisa sebaik dirinya. Edan pisan nggak tuh?
Dekisugi pun masih baik sama Nobita
Nggak cuma baik pada Gariben, Dekisugi pun selama ini bersikap sangat baik pada Nobita, lho! Seburuk-buruknya prestasi Nobita dalam bidang akademik dan olahraga, tak pernah saya lihat sekalipun doa mengolok-ngolok Nobita. Seperti yang dilakukan Giant, Suneo, maupun teman-teman sekelasnya yang lain.
Sebaliknya, Dekisugi justru ingin Nobita maju. Dia selalu berusaha membantu Nobita dalam berbagai kesempatan. Ketika Nobita buntu mengerjakan tugas penelitian musim panas yang diberikan Sensei Ganari, Dekisugi dengan senang hati memperlihatkan penelitiannya pada Nobita. Ketika Shizuka ingin ngasih surprise ulang tahun pada Nobita, Dekisugi tanpa ragu berusaha membantu Shizuka agar Nobita bisa mencicipi kue ulang tahun khusus untuknya. Terakhir, di pernikahan Nobita dan Shizuka pun, Dekisugi memberi ucapan selamat pada mereka berdua dengan tulus.
Baca halaman selanjutnya
Dekisugi pun tak pernah memanfaatkan kejeniusan yang dimilikinya untuk berbuat jahil sama sekali. Berbeda dengan Nobita, Suneo, Giant, bahkan Shizuka yang seringkali memanfaatkan alat canggih milik Doraemon untuk kepentingan pribadinya. Seingat saya, hanya sekali saja Dekisugi “meminta” pertolongan Doraemon, yakni saat diteror oleh Gariben.
Mr Nice Guy
Tentu, sewaktu kanak-kanak saya nggak mikir sampai ke sana. Saya justru sebel dengan karena Nobita berkali-kali merengek pada Doraemon untuk membantunya mengalahkan Dekisugi dalam berbagai bidang, mulai dari akademik, olahraga, hingga tentu saja, dalam bersaing mendapatkan hati Shizuka. Padahal, Dekisugi ini nggak pernah punya niat jahat pada Nobita atau siapa pun. Tapi saya dibuat sebel padanya hanya karena Nobita menganggap dia sebagai “villain” dalam hidupnya.
Akhirnya saya menyimpulkan, Dekisugi memang Mr. Nice Guy yang sangat sempurna. Saking “nice-nya”, sampai bikin “loser guy” macam Nobita dan saya sebel pada dirinya karena ketidakmampuan kami dalam bersaing dengan Mr. Nice Guy tersebut.
Di dunia nyata, akan selalu ada sosok haters untuk Mr. Nice Guy di mana pun dan kapan pun ia berada, mau sebaik apapun dia. Jangankan tokoh fiksi, tokoh paling sempurna di dunia ini seperti para pemuka agama hingga sosok para Nabi dan Rasul saja banyak hatersnya.
Terakhir, begitu sempurnanya Doraemon ini, sampai-sampai setelah kedua mangakanya wafat, ada begitu banyak aspek yang bisa saya gali, yang baru saya pahami setelah dewasa. Saya yakin, hingga puluhan tahun ke depan sekalipun, akan ada aspek lainnya yang bisa kita gali dan kita jadikan pelajaran. Doraemon lebih dari sekadar anime yang saya tonton di hari Minggu pagi. Terima kasih Fujiko Fujio, jasamu abadi!
Sumber gambar: Doraemon Wiki
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Paradoks Waktu di Serial ‘Doraemon’ dan Logika yang Bertabrakan