Dekadensi Sepatu Brodo: It’s Evolving, Just Backwards!

Dekadensi Sepatu Brodo: It's Evolving, Just Backwards!

Dekadensi Sepatu Brodo: It's Evolving, Just Backwards! (Pixabay.com)

Aku pernah menjadi fans brand sepatu Brodo di awal kemunculan mereka. Meski demikian, harus aku akui kalau makin ke sini, Brodo justru kehilangan sentuhannya. Entah berniat menyasar pasar yang lebih umum, entah ingin melebarkan bisnis dan nggak hanya jualan sepatu. Tetapi langkah itu justru membuat Brodo seolah kehilangan jati dirinya. Produk Brodo yang harus diacungi jempol adalah jajaran sepatu boots, vulcan, dan mentok ke varian Vantage. Selepas itu, semua produk sepatu Brodo terkesan nggak ada istimewanya sama sekali.

Brodo pernah menjadi brand sepatu yang sangat istimewa–bagiku

Awal mula ngefans berat dengan Brodo adalah sewaktu melihat sepatu Vulcan Hi Olive. Jarang ada yang berani bermain dengan kanvas hijau olive dengan sol hitam untuk membuat sepatu. Salah design sedikit saja jatuhnya akan norak. Meski begitu Brodo berhasil mendesain sepatu yang penuh kharisma dengan sentuhan klasik pada varian Vulcan Hi Olive. Setelah membeli sepatu itu, meski kecewa karena satu ring tali sepatunya copot setelah beberapa kali pakai, aku tetep nggak komplain karena memang sepatunya super keren.

Meski nggak fleksibel untuk dipadukan dengan berbagai jenis celana, tetapi bodo amat. Tinggal pakai ripped jeans dan jaket hijau army, penampilan auto mirip anak-anak motor fuckboy kharismatik. Kalau pakai outfit seperti itu, minimal motornya ya Kawasaki W175 biar makin garang. Apalah dayaku yang cuma pake motor beat terbang.

Intinya adalah Sepatu Brodo Vulcan Hi Olive adalah puncak sebuah mahakarya dari brand lokal. Seenggaknya aku anggap seperti itu. Varian Vulcan lain juga oke, hanya saja nggak ada yang lebih standout daripada Vulcan Hi Olive. Dan aku cukup yakin, nama Brodo melambung tinggi juga karena sepatu hijau satu ini.

Varian Vulcan yang lain nggak segarang Vulcan Hi Olive. Justru memberikan kesan klasik bagi pemakainya. Kalau anak rebel dan ugal-ugalan bakal suka Vulcan Hi Olive, maka anak-anak pemuja outfit klasik, pasti bakal jatuh cinta dengan varian Vulcan yang lain. Intinya, varian Vulcan sangat membantu Brodo menjadi brand yang dikenal secara luas.

Varian vantage, peralihan dari ugal-ugalan ke ranah yang lebih elegan

Aku bisa bilang kalau varian vulcan ditujukan untuk mereka yang ingin tampak ugal-ugalan, berjiwa bebas, penuh ekspresi, dan brutal(?). Setelah kelar dengan sepatu jenis seperti itu, Brodo mengeluarkan varian Vantage. Berbeda dari Vulcan yang ugal-ugalan, Vantage justru terkesan lebih elegan. Dan hal itu sangat aku apresiasi. Meski ada perubahan, tetapi Brodo masih memiliki sentuhannya. Masih memiliki keunikan dibandingkan brand lain. Perubahan logo Brodo menjadi huruf B di sepatu, dan menambahkan corak cokelat di sol putih, juga membuat kesan elegannya lebih masuk. Jajaran Vantage menjadi sangat cocok untuk dipakai ke kantor, kuliah, atau bahkan acara-acara formal.

Perubahan yang cukup drastis, namun masih diterima dengan baik oleh para penggemarnya. Salah satu teman kerjaku membeli varian Vantage, dan menurutnya nggak ada masalah soal kualitas sama sekali. Nggak ada kasus ring tali sepatu copot seperti yang terjadi di kasusku. Mungkin kualitasnya memang sudah ditingkatkan. Atau memang sebenarnya kualitasnya sudah oke sejak awal, hanya saja aku apes dapat yang agak buruk kualitasnya.

Varian Vantage V2, awal mula kekacauan terjadi

Sukses dengan Vantage, Brodo merancang Vantage V2, yang celakanya justru menjadi kemunduruan. Kalau Vulcan cocok untuk mereka yang ugal-ugalan maupun yang berjiwa klasik, Vantage versi pertama cocok untuk yang ingin sedikit lebih elegan, nah Vantage V2 justru nggak jelas menyasar siapa. Dipakai ngantor kurang cocok, dipasangkan dengan outfit klasik terlalu modern, dan dipakai untuk ugal-ugalan juga rasanya terlalu gemoy. Nggak ada lagi corak cokelat di sol putih

Warna dari jajaran Vantage V2 juga nggak ada yang istimewa. Justru terkesan mati karena warna kalem kanvas nabrak dengan sol putihnya. Sejak varian ini muncul, perlahan-lahan aku mulai nggak ngefans lagi sama Brodo. Mereka mulai kehilangan sentuhan dalam mendesain sepatu yang memikat orang. Varian lama sudah sulit didapatkan. Varian baru juga nggak ada yang menarik. Berharapnya di varian berikutnya, Brodo muncul dengan jajaran sepatu yang kembali memikat mata.

Celakanya, hal itu nggak terjadi.

Ngapain ngeluarin sneaker?

Aku merasa aneh, masa tim R&D Brodo nggak ngerasa kalau banyak yang lebih suka produk mereka yang lama? Varian Boots, Vulcan, dan mentok Vantage, itu oke-oke. Kenapa nggak fokus di sana saja? Kenapa justru bikin kaos dan parfum?

Oke, parfum Flores dari Brodo bisa aku bilang sangat enak dan super berani memunculkan aroma nyentrik seperti itu. Kalau saja projection dan longevity parfum Flores dari Brodo itu nggak letoy–cuma bertahan dua jam–aku pasti beli lagi dan beli lagi. Kalau bisa memperbaiki kualitas parfum, okelah mau merambah ke sana. Tapi nyatanya parfum-parfum Borodo hampir letoy semua. Ditambah lagi, jajaran sepatunya malah kayak ditinggalkan. Oke, sepertinya mereka memang mau berkembang menjadi brand fashion yang jualan apa saja. Tapi apa gunanya jualan ini itu kalau produknya nggak istimewa?

Produk Brodo yang istimewa itu ya sepatu. Kalau sepatunya aja udah nggak istimewa kayak dulu, terus mau ngapain lagi? Bukannya mengembangkan varian yang oke kayak dulu, kini malah fokus bikin sneakers.

Ayolah, siapa saja tau kalau banyak pilihan sneakers yang lebih layak beli daripada milik Brodo. Orang beli produk Brodo–khususnya aku–karena memang naksir dengan keunikannya. Nggak ada produk sepatu lain yang kayak Vulcan maupun Vantage. Ya ada yang coba niru-niru, tetapi nggak ada yang semenarik produk milik Brodo. Kenapa justru meninggalkan yang menjadi daya tarik brand dan memilih jualan Sneakers yang super biasa aja itu?

Iya. Brodo memang berkembang. Eh, apa iya?

Brodo, mohon maaf sekali, bagiku sentuhan magis dari produk-produkmu semakin hilang. Aku paham, mereka memang selalu berkembang dan menciptakan sesuatu yang baru. Hanya saja menurutku, kalimat paling tepat untuk menggambarkan perkembangan brand ini adalah yang diucapkan PewDiePie. “It’s Evolving. Just Backwards!”

Penulis: Riyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 10 Sepatu Lokal Terbaik yang Perlu Dipertimbangkan untuk Dibeli

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version