Dear Point Coffee, Saya Butuh Kopi Baper Less Sugar, Varian Lain kayak Bom Gula!

Kalau Mau Cari Kopi Botolan yang Enak tapi Murah, Jangan Beli Point Coffee Kemasan Botol, Diketawain Kopi Golda! kopi baper

Kalau Mau Cari Kopi Botolan yang Enak tapi Murah, Jangan Beli Point Coffee Kemasan Botol, Diketawain Kopi Golda! (unsplash.com)

Setiap kali saya mampir ke gerai Indomaret Point di tengah hari yang sibuk, saya selalu merasakan kekecewaan yang sama. Di satu sisi, ada kulkas pendingin yang tampak seperti oase di padang gurun: berbaris rapi botol-botol kopi susu dingin yang siap menyelamatkan saya dari kantuk habis makan siang. Yak, betul, yang saya maksud adalah kulkas kecil milik Point Coffee, yang berisi Kopi Baper.

Kopi Baper ini memang jadi salah satu produk yang paling sering dicari selain Kopi Saku. Kepraktisan yang ditawarkan bikin orang-orang terpincut dengan produk ini. Sesuai dengan namanya, Baper alias bawa pergi, orang-orang tinggal ambil, bayar, lalu bisa menikmati kopinya dengan tenang. Kekurangannya sih ada, yaitu varian yang tidak manis.

Tentu, biasanya ada varian black coffee tanpa gula yang ikut dipajang. Tapi jujur saja, bagi saya kaum “pencinta kopi nanggung”—yang suka kopi tapi nggak sanggup menelan pahitnya hidup apalagi pahitnya kopi—minum black coffee botolan itu rasanya kayak minum jamu. Saya butuh kopi susu, tapi yang gulanya sopan.

Masalahnya, semua botol Kopi Baper Point Coffee adalah varian “normal”, yang bagi lidah saya, artinya “bom gula cair” yang kadar manisnya bisa bikin semut kena diabetes.

Lalu, dengan sisa-sisa harapan, saya pun bertanya pada barista, “Mas/Mbak, yang less sugar ada?” Dengan diiringi senyum pasrah, barista menjawab, “Ada, Kak. Tapi dibikinin dulu, ya.”

Seketika, semangat hidup saya yang tinggal 5 watt langsung padam. Tujuan utama saya beli kopi botolan itu biar gercep—ambil, bayar, kabur. Kalau saya harus nunggu 5-10 menit, itu namanya bukan grab & go, itu namanya grab & wait!

Ini bukan lagi soal selera rewel, tapi sudah jadi kebutuhan massal

Awalnya, kami yang minta “gula lebih sedikit” ini mungkin cuma dianggap kaum rewel yang sok-sokan jadi penikmat kopi. Kami cuma ingin merasakan cita rasa kopinya, bukan sekadar minum “es sirup rasa kopi”. Standar “gula normal” itu seringkali kelewat manis dan bikin eneg.

Nah, barisan kaum rewel ini sekarang dapat “booster” dari gelombang kesadaran kesehatan yang makin menggila. Permintaan ini bukan lagi soal selera, tapi sudah menjadi perjuangan kami untuk bertahan hidup di tengah gempuran diabetes nasional.

Kita semua tahu, kesadaran akan bahaya gula berlebih itu lagi naik daun. Semakin banyak orang yang sadar bahwa kopi susu yang manisnya kayak janji politisi itu pelan-pelan merusak badan.

Point Coffee sebenarnya sudah tahu. Buktinya, di menu ada opsi less sugar. Masalahnya, opsi penyelamat nyawa ini dianaktirikan di jajaran kopi botolannya: cuma ada kalau diminta, seolah-olah kami ini kaum minoritas yang merepotkan.

Dosa Terbesar Kopi Botolan: Mengkhianati Kaum Sat-Set-Sat-Set

Aturan main nomor satu dari kopi botolan di kulkas adalah: KECEPATAN!

Kopi botolan diciptakan untuk kaum sat-set-sat-set. Para pekerja yang telat rapat, mahasiswa yang mengejar kelas, atau siapa pun yang butuh kafein instan tanpa basa-basi. Nah, dengan membuat kami yang menginginkan varian less sugar harus memesan ulang dan menunggu, nilai jual utama dari produk siap saji Anda jadi sedikit hilang.

Jadinya kan aneh. Produk ini dibuat untuk orang yang tidak punya waktu, tapi pilihan lainnya justru dibuat khusus untuk orang yang punya banyak waktu luang untuk menunggu. Sedikit ironis, bukan?

Win-Win Solution yang sederhana untuk Point Coffee

Saya menyarankan sebuah solusi sederhana untuk Point Coffee, saking sederhananya saya heran kenapa ini belum dijalankan. Mungkin ada yang khawatir, “Gimana kalau varian less sugar nanti nggak laku?” Tenang, solusinya tidak harus 50:50. Kuncinya adalah proporsional.

Cukup bagi saja isi kulkas itu menjadi dua kubu Kopi Baper: satu barisan untuk “Tim Suka Manis” dan satu barisan lagi untuk “Tim Gula Sopan” seperti kami. Lalu, lihat data penjualan harian. Jika dari 10 botol yang laku, 7 adalah varian normal dan 3 adalah less sugar, ya sediakan saja stok di kulkas dengan perbandingan yang sama: 7 botol normal dan 3 botol less sugar. Dengan cara ini, tidak ada risiko stok menumpuk dan semua segmen pasar terlayani dengan cepat.

Ini adalah win-win solution yang sesungguhnya. “Tim Suka Manis” tetap bisa langsung ambil Kopi Baper favoritnya. “Tim Gula Sopan” seperti kami yang tadinya harus menunggu, sekarang juga bisa langsung gercep. Pelanggan senang, barista tidak perlu kerja dua kali, dan penjualan justru berpotensi meningkat. Semua menang.

Penulis: Yulfani Akhmad Rizky
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Aturan Tidak Tertulis Saat Beli Kopi di Indomaret Point Coffee yang Perlu Diketahui

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version