Dear Maba Jurusan Ilmu Politik, Tak Usah Risau Prospek Kerja Setelah Lulus, toh Memang Tidak Ada yang Bisa Diharapkan

Kuliah Jurusan Ilmu Politik Itu Berat, Nggak Semua Orang Kuat: Setelah Lulus Susah Cari Kerja, Masih Harus Memikul Stigma Buruk pula

Kuliah Jurusan Ilmu Politik Itu Berat, Nggak Semua Orang Kuat: Setelah Lulus Susah Cari Kerja, Masih Harus Memikul Stigma Buruk pula (unsplash.com)

Beberapa waktu lalu, saya menerima mention di Instagram dari seorang kolega semasa kuliah. Isinya merujuk pada unggahan akun @pesanunnes, semacam kotak pertanyaan anonim yang sering jadi tempat curhat mahasiswa Unnes. Kebetulan salah satu pengirimnya adalah mahasiswa baru jurusan Ilmu Politik.

Dengan nada yang penuh harapan dan kepolosan khas semester satu, ia bertanya kurang lebih begini:“Kak, prospek kerja Ilmu Politik itu apa ya setelah lulus? Jujur sender overthinking”

Pertanyaan ini sebenarnya wajar. Bahkan sah-sah saja untuk dilontarkan. Toh, setiap orang berhak tahu masa depan dari jurusan kuliah yang sedang ditempuhnya. Tapi masalahnya, untuk pertanyaan satu ini, jawabannya bisa bikin sakit hati kalau disampaikan terlalu jujur. Karena kalau saya boleh jujur, nggak ada yang bisa diharapkan dari prospek kerja di jurusan ini.

Jangankan orang luar. Alumni dan dosennya pun kadang lebih fasih menjelaskan demokrasi elektoral ketimbang menjawab, “Setelah ini kamu mau kerja apa?”

Namun demi menjaga kewarasan kolektif terutama adik-adik maba yang baru belajar memahami negara, kekuasaan, dan distribusi keadilan, saya akan coba jawab pertanyaan itu dengan ringan tapi tetap blaka sutho. Bukan untuk mematahkan semangat, tapi untuk mengatur ekspektasi. Karena urusan hidup, sebagaimana politik, terkadang memang tidak selalu beriringan dengan realitas yang ada.

Pekerjaan nggak harus linier dengan jurusan ilmu politik

Pertama-tama, saya ingin luruskan satu hal: saat ini, mencari pekerjaan terutama yang linier dengan jurusan kuliah itu bukan cuma susah. Tapi bisa dibilang ampun-ampunan. Sumpah, saya nggak bohong. Kalau ada yang bilang gampang, kemungkinan besar dia punya privilege tertentu atau memang hoki luar biasa.

Realitasnya, banyak dari rekan-rekan alumni jurusan ilmu politik atau bahkan dari jurusan lain, harus rela melipir jauh dari keilmuan yang dipelajari semasa masih kuliah.

Saya pun mengalami hal yang serupa. Alih-alih bekerja di ranah pemerintahan, analis kebijakan publik, atau sektor-sektor politik formal lainnya, saya justru memulai karier sebagai agent contact center. Profesi ini tentu jauh dari dunia politik praktis maupun akademik. Bahkan tak pernah terbersit sedikit pun saya akan melakoni pekerjaan ini setelah lulus kuliah.

Oleh karena itu, kalian para maba tidak perlu terlalu merasa cemas atau terbebani jika nanti setelah lulus ternyata harus bekerja di bidang yang tidak linier dengan jurusan. Faktanya, masih banyak perusahaan yang lebih menghargai keterampilan, etos kerja, dan kemauan untuk belajar, ketimbang sekadar mencocokkan jurusan kuliah dengan posisi yang tersedia. Dunia kerja tidak selalu peduli kamu lulusan apa, selama kamu mampu membuktikan bahwa kamu bisa untuk diandalkan.

Menyadari bahwa jurusan ilmu politik itu bukan sarana mencari pekerjaan

Berbeda dengan lulusan teknik yang biasanya langsung dibutuhkan oleh berbagai sektor industri seperti manufaktur, energi, atau teknologi. Lulusan jurusan Ilmu Politik harus bekerja lebih ekstra untuk menemukan tempat yang tepat mengaplikasikan ilmunya di dunia kerja.

Selama masa kuliah, kita memang dibekali dengan kemampuan analisis, pemahaman tentang struktur kekuasaan, serta cara memahami realitas sosial-politik. Namun, dari seluruh keahlian tersebut, saya yakin tidak ada yang secara otomatis menjamin tersedianya lowongan pekerjaan yang spesifik dan dibutuhkan banyak perekrut kerja setelah kita lulus.

Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa baru yang memilih kuliah di jurusan ilmu politik untuk menyadari bahwa ilmu yang mereka pelajari lebih berfungsi sebagai modal berpikir dan kerangka intelektual, bukan sebagai jaminan dalam mencapai karier tertentu. Kesadaran ini akan sangat membantu dalam menyiapkan mental menghadapi tantangan dunia kerja setelah kampus, yang penuh dengan dinamika dan ketidakpastian.

Fokus kuliah saja, dan selesaikan skripsimu

Pada akhirnya, daripada menghabiskan waktu dan energi hanya untuk terus-menerus mengkhawatirkan prospek kerja yang penuh ketidakpastian bagi lulusan jurusan ilmu politik, tentu akan jauh lebih bijak jika kalian para maba memfokuskan diri pada penguasaan ilmu dan penyelesaian tugas akademik.

Manfaatkan masa kuliah ini untuk membangun jaringan, mengasah kemampuan, dan menuntaskan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. Sebab, itulah bekal utama yang akan membantumu menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.

Ingatlah, kalian telah memilih jurusan Ilmu Politik, maka sudah selayaknya untuk bertanggung jawab atas keputusan tersebut. Meskipun saat ini negara sedang gonjang-ganjing, justru di sinilah kesempatan bagi kalian untuk menunjukkan bahwa dengan mempelajari ilmu politik ada harapan untuk memperbaiki sistem yang amburadul ini. Semoga ya.

Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kuliah Jurusan Ilmu Politik Itu Berat, Nggak Semua Orang Kuat: Setelah Lulus Susah Cari Kerja, Masih Harus Memikul Stigma Buruk pula

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version