Dear Bupati Sampang, Masih Banyak Masalah yang Belum Selesai, Tak Usah Jauh-jauh Ngurusin Salat Jama’ah

Sebagai Warga Bangkalan, Saya Iri pada Sampang Madura yang Diam-diam Mulai Berbenah. Bangkalan Lewat!

Sebagai Warga Bangkalan, Saya Iri pada Sampang Madura yang Diam-diam Mulai Berbenah. Bangkalan Lewat! (Lukjsly via Wikimedia Commons)

Surat terbuka ini saya sampaikan kepada Bupati Sampang yang pada Rabu, 6 Agustus 2025 kemarin mengeluarkan surat edaran tentang imbauan salat berjama’ah. Maksud saya, masih banyak masalah-masalah yang harus diselesaikan. Tak usah dulu mengurusi masalah ibadah, biar itu menjadi tugas para kyai saja.

Saya mengerti bahwa Anda bermaksud baik tentang hal itu. Soal ibadah memang penting; dan sebagai sesama muslim, kita memang harus saling mengingatkan. Saya juga mengerti bahwa nasihat bisa datang dari siapa pun. Memang ada pepatah arab yang mengatakan “unzur ma qala, wa la tanzur ma qila, yang artinya lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang mengatakan.

Namun sayangnya, pepatah itu kadang tidak sejalan dengan realitas yang ada. Lihat saja bocah motivator yang kemarin ngomongin “perintis itu asik,” bukan respect yang dia dapat, tapi malah bully-an dari netizen.

Saya tidak bermaksud bilang Anda tidak rajin salat berjama’ah, bahkan saya yakin Anda lebih rajin dari saya. Tapi, biarlah persoalan ibadah itu jadi urusan masyarakat. Jadi urusan kyai-kyai di ceramah-ceramahnya. Tugas Anda hanya perlu menyelesaikan masalah-masalah di Sampang yang ada. Ya, hanya itu.

Hasil survei 100 Hari Kerja yang buruk

Penting dicatat bahwa, maksud saya di sini bukan untuk menasihati. Tapi, lebih kepada mengingatkan. Sebab, sekali lagi, ini memang tugas Anda sebagai pejabat. Maka tak perlu saya repot-repot harus mengerjakannya dulu, baru menceramahi Anda.

Peringatan pertama, hasil survei dari 100 hari kerja Anda sangatlah buruk. Data ini dilansir dari Lembaga Risat dan Ilmu Sosial (Access) yang menyasar koresponden usia 17-30. Ada beberapa isu krusial yang diukur, sebagaimana berikut:

Kondisi Ekonomi: 23,8% buruk. Kondisi Politik: 51,5% responden menilai buruk dan sangat buruk. Pelaksanaan Demokrasi: 33,7% kurang puas. Infrastruktur Pertanian: 61,4% menilai kurang hingga sangat tidak mendukung. Fasilitas Kesehatan: 27,7% menyatakan buruk atau sangat buruk. Fasilitas Sekolah: 67,3% menyatakan kurang baik hingga sangat tidak baik.

Mungkin penilaian ini terlalu dini karena masa kerja Anda sebagai Bupati Sampang masih tak sampai empat bulan. Tapi, kan periode sebelumnya Anda juga toh yang mimpin. Masak gitu-gitu aja hasilnya. Tak ada perkembangan yang cukup signifikan. Paling tidak kan, jika separuh bisa selesaikan di lima tahun sebelumnya, maka sisanya tinggal selesaikan lima tahun yang akan datang.

Masalah Penting: Dari Korupsi Hingga Jalan Rusak

Kalau boleh jujur-jujuran, Sampang menjadi kabupaten pertama dengan angka kemiskinan paling tinggi di Madura, bahkan di Jawa Timur, sekitar 20,83%. Dari sini aja, masih banyak sebenarnya tugas yang harus Anda selesaikan, pak.

Di antara banyak masalah yang ada, setidaknya dua masalah krusial ini selesaikan dulu deh. Apa lagi kalau bukan korupsi dan jalan rusak.

Pertama, masalah korupsi memang tidak bisa dimungkiri sudah jadi budaya bangsa kita ini. Dari tingkat yang paling bawah hingga yang paling atas, kalau nggak korupsi kayak ada yang kurang lengkap. Tapi, bukankah itu menjadi kebanggaan tersendiri jika Anda sebagai Bupati Sampang berhasil menghilangkan budaya itu. Anda pasti sudah menjadi mutiara yang berkilauan di tengah kubang comberan.

Tapi, apa boleh buat. Anda masih tidak berhasil memberantasnya. Berita buruk paling segar adalah dana ganti rugi Rumpon sebesar 21 Miliar hilang entah ke mana. Jangan bilang itu dicuri tuyul, orang Anda sangat religius sekali dengan imbauan salat berjama’ah itu kok. Tidak mungkin kan Anda percaya tuyul-tuyulan?

Sampang diberesin dulu

Kedua, masalah jalan rusak. Jalan rusak memang ada di mana-mana, tak hanya Sampang. Di tempat saya pun, di Sumenep, banyak juga jalan yang belum layak untuk dilewati dengan nyaman dan tentram. Tentu, ini adalah tanda dari kegagalan yang harus diakui dengan rendah hati dan wajib diselesaikan secepatnya.

Berita buruknya lagi, dana untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar 12 Miliar pun dikorupsi. Memang bukan Anda yang menjadi tersangkanya, tapi itu kan jadi urusan yang harus Anda atasi.

Demikian isi surat terbuka dari saya. Maafkan jika saya dinilai lancang karena dianggap ngurusi bupati orang daripada bupati sendiri. Jangan khawatir, saya sudah lebih dulu menulis surat terbuka kepada bupati saya di beberapa tulisan sebelumnya. Atas nama sesama warga Madura, saya ingin pulau ini maju.

Salam, settong dhara!

Penulis: Abd. Muhaimin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sebagai Warga Bangkalan, Saya Iri pada Kabupaten Sampang yang Diam-diam Mulai Berbenah. Bangkalan Lewat!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version