Dayeuhkolot, kecamatan di Kabupaten Bandung yang didatangi oleh orang-orang yang hendak mengadu nasib. Maklum saja, banyak pabrik-pabrik besar di kecamatan yang terletak 9 km dari Kota Bandung itu. Salah satu yang ternama adalah PT Ceres produsen cokelat Silverqueen yang peoduknya sering kita lihat di pasaran.
Selain bekerja, kecamatan ini juga ramai pendatang mahasiswa. Di sana ada salah satu perguruan tinggi ternama, Telkom University, yang menjadi incaran calon mahasiswa dari berbagai penjuru negeri.
Sekilas, kecamatan ini terdengar ramah bagi pendatang. Namun, sebagai orang yang tidak asing dengan kecamatan tersebut, saya merasa perlu untuk menjelaskan kondisi kecamatan tersebut sebenar-benarnya.
Menurut saya, Dayeuhkolot tidak cocok untuk semua orang. Ada tipe-tipe orang yang nggak bakal betah tinggal di sana. Ini berdasar pandangan saya yang pernah tinggal di Dayeuhkolot dan hingga saat ini masih sering mengantar penumpang ojek online ke daerah sana ya. Semoga tulisan ini menjadi pertimbangan untuk kalian yang akan mencari kerja ataupun melanjutkan studi di Dayeuhkolot.
Daftar Isi
#1 Dayeuhkolot Bandung nggak cocok bagi orang yang mendambakan daerah bebas banjir dan macet
Segera buang jauh-jauh keinginan tinggal di daerah bebas banjir kalau kalian memutuskan tinggal di Dayeuhkolot. Selain pengelolaan daerahnya yang kurang baik, kondisi geografisnya yang berada di dataran rendah dan dilalui sungai Citarum, menyebabkan kecamatan ini kerap dilanda banjir.
Selain langganan banjir, Dayeuhkolot juga langganan macet. Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung itu memang cukup sibuk dengan lalu lalang keluar masuk kendaraan dari kota. Belum lagi banyak pabrik besar yang membuat jalanan di sana penuh dengan truk-truk.
#2 Tidak cocok untuk orang yang mendambakan suasana pedesaan
Kecamatan ini memang terletak di Kabupaten Bandung yang kata banyak orang masih asri. Ucapan itu memang tidak salah, tapi bukan Kecamatan Dayeuhkolot tempat yang dimaksud orang-orang. Semakin hari, suasana sejuk dan asri khas desa semakin sulit ditemui di sini.
Asal tahu saja, lahan di Kecamatan Dayeuhkolot tiap tahun semakin berkurang dan berubah menjadi kawasan pemukiman dan pabrik-pabrik industri. Jalanan di sana juga jauh dari kata rindang pohon dan penuh polusi karena dilalui berbagai macam kendaraan.
#3 Dayeuhkolot nggak cocok bagi orang yang suka berwisata
Tidak semua daerah di Kabupaten Bandung punya kawasan wisata yang memikat seperti Ciwidey, Rancabali dan Pangalengan. Ada juga daerah-daerah yang nggak menarik sama sekali untuk dikunjungi, Kecamatan Dayeuhkolot salah satunya.
Itu mengapa, saya selalu bingung ketika mendapat pertanyaan dari kawan-kawan yang penasaran dengan kawasan wisata yang bisa dikunjungi di kecamatan ini. Sebab, benar-benar tidak ada yang bisa saya rekomendasikan. Daerah ini memang mungkin kurang cocok untuk kalian yang suka berwisata.
#4 Orang yang gaya hidupnya hedon nggak cocok tinggal di Dayeuhkolot Bandung
Terakhir, bagi kalian yang suka menghambur-hamburkan uang dan suka gaya hidup hedon, saya sangat tidak merekomendasikan tinggal di Dayeuhkolot. Di sana tidak ada mal, tempat hiburan, atau tempat-tempat mahal lain untuk menghabiskan uang kalian. Asal tahu saja, kalau orang Dayeuhkolot ingin menghamburkan uang, mereka biasanya ke Kota Bandung. Toh jarak ke kota juga nggak jauh-jauh amat.
Dayeuhkolot Bandung memang daerah yang menarik untuk mengais rezeki maupun menempuh pendidikan tinggi. Tapi, kecamatan ini sebenarnya kurang cocok untuk 4 tipe orang di atas. Itu mengapa, kalau kalian ingin menetap di sana, pastikan betul-betul bisa berdamai dengan beberapa kondisi di atas.
Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Fakta Kota Bandung yang Banyak Dilupakan Warganya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.