Daripada Nonton Bokep, Mending Nonton Serial Watchmen

watchmen mojok

watchmen mojok

Saya cukup kaget ketika melihat artikel Terminal Mojok yang berjudul “Film Bokep Adalah Tontonan dengan Skenario Paling Membosankan yang Pernah Ada”. Sebab, memang dari dulu hingga sekarang, yang dicari dari film bokep, ya hanya aksi panasnya saja. Perihal cerita, yang tak berlogika, rasanya tak pernah menjadi fokus utama film bokep. Sekali lagi, yang penting panas.

Mungkin ada, bokep yang diproduksi oleh art house, yang bisa menawarkan bokep dengan cerita yang baik. Tapi, ya untuk apa, kalau mau menikmati film atau serial dengan cerita yang baik, mending sekalian saja menonton serial Watchmen. Lagipula, baik bokep atau Watchmen, keduanya ditujukan untuk kalangan dewasa, kok.

Saya sendiri baru-baru saja menonton serial Watchmen, tergolong cukup telat memang. Padahal serial Watchmen dirilis pada Oktober 2019, dengan jumlah sembilan episode. Serial Watchmen ini diadaptasi dari komik DC. Untuk penontonnya, ditujukan untuk kalangan dewasa. Saat menontonnya, melalui HBO GO, yang terdapat pada website Mola TV, tertulis hanya untuk penonton dengan usia 21 tahun keatas.

Seperti halnya serial kepahlawanan yang dikhususkan untuk penonton dewasa, Watchmen memiliki banyak kelebihan dibandingkan serial kepahlawanan yang dikhususkan untuk remaja atau anak-anak. Hal ini mungkin saja terjadi karena dengan dikhususkan untuk penonton dewasa, maka semakin banyak pula cerita yang bisa dicoba. Berbeda dengan serial kepahlawanan untuk remaja atau anak-anak, ada beban ramah segala usia yang tidak bisa dihindarkan.

Selanjutnya, akan ada sedikit spoiler. Serius, sedikit.

Konflik cerita

Perihal konflik, serial Watchmen menawarkan konflik yang menarik. Saat baru memasuki episode pertama. Kita langsung disajikan flashback aksi brutal dari teroris white supremacy, yang mungkin terjadi sekitar puluhan tahun yang lalu. Setelah beberapa menit episode pertama berjalan, barulah serial Watchmen menuju cerita di tahun 2019.

Awalnya, saya berpikir bahwa flashback tersebut, adalah flashback untuk seru-seruan saja. Tapi, ternyata tidak. Flashback tersebut mengandung informasi penting yang nantinya akan berpengaruh akan episode-episode selanjutnya.

Secara cerita sendiri, premis dari Watchmen cukup sederhana, yaitu melawan teroris white supremacy, yang ternyata anggotanya mengalami regenerasi setiap zamannya. Bahkan teroris white supremacy tersebut memiliki misi untuk menguasai dunia.

Tentu saja, sebagai cerita kepahlawanan ada tokoh utama yang akan diplot sebagai penyelamat dunia. Tokoh tersebut awalnya saya kira bernama Angela Abar (Regina King), seorang polisi sekaligus detektif yang di kepolisian biasa dikenal dengan sebutan Sister Night.

Saat baru memasuki episode awal, dengan polosnya saya pikir tokoh Angela Abar yang akan menyelamatkan dunia, tapi ternyata tidak juga. Memang, untuk menyelamatkan dunia bukan tanggung jawab satu orang. Jadi siapa yang akan menyelamatkan dunia? Bisa disaksikan sendiri.

Perlahan tapi pasti, serial Watchmen akan memberikan berbagai informasi, terkait para tokoh, berbagai macam organisasi, dan kekuatan penting. Pada episode awal, serial ini memang terasa lamban, seperti menonton serial slow burn, tapi saat memasuki episode pertengahan, barulah akan terasa lebih menegangkan, dan berbagai pertanyaan yang didapatkan pada episode awal akan terjawab satu persatu.

Permasalahan keluarga

Sebagai serial kepahlawanan yang ditujukan untuk penonton dewasa, akan lebih seru jika ditambahkan dengan konflik yang disebabkan oleh keluarga. Permasalahan keluarga pada serial ini tidak seperti serial Jessica Jones, yang ibu kandungnya tiba-tiba hadir sebagai penjahat dan harus dilawan. Bukan juga seperti Itachi Uchiha yang menjadi martir untuk melindungi desa Konoha.

Saya tidak akan menceritakan masalah keluarga apa yang terjadi pada serial Watchmen, karena akan menjadi spoiler. Tapi, saya memastikan bahwa permasalah keluarga pada serial Watchmen, lebih dibuat dengan sederhana. Meskipun begitu, tetap saja berkesan.

Penokohan yang mantap

Selain Angela Abar, tokoh penunjang lainnya juga diberikan porsi yang tidak main-main. Ada tokoh Wide Tillman (Tim Blake Nelson) biasa dikenal dengan julukan Looking Glass. Awalnya, saya pikir Wide Tillman adalah tokoh biasa saja, hanya rekan dari Angela Abar. Tapi, ternyata saya kembali salah.

Wide Tillman ternyata pernah mengalami kejadian traumatis yang berpengaruh terhadap hidupnya saat itu. Bahkan, peristiwa traumatis tersebut, bukan hanya sebagai gimmick saja. Tapi, menjadi hal penting yang berkaitan dengan keseluruhan cerita dari serial Watchmen itu sendiri.

Selain itu, ada pula karakter Adrian Veidt (Jeremy Irons). Karakter Adrian Veidt juga memiliki peran yang sangat penting dari seluruh cerita Watchmen. Awalnya, karakter ini memang diperkenalkan secara tidak jelas. Pada episode awal, Adrian Veidt berlagak seperti raja, di istana yang luas. Seperti tidak ada nyambungnya dengan cerita Watchmen. Tapi, ternyata tidak. Memasuki episode akhir, penonton akan disajikan dengan aksi orang tidak jelas tersebut.

Berbagai karakter oke dan cerita yang luar biasa, ketika menyudahi menonton sembilan episode Watchmen, bahkan saya secara tidak langsung bertanya-tanya tentang banyak hal terkait esensi dari menyelamatkan dunia.

Pada akhirnya, Watchmen ini adalah serial yang memiliki alur cerita yang jelas, berlogika, dan sangat layak untuk diikuti dengan santai. Sama seperti film bokep, kesembilan episode Watchmen sangat cocok untuk dinikmati oleh kalangan dewasa. Jadi, daripada nonton bokep, mending nonton Watchmen.

BACA JUGA Deddy Corbuzier Harus Segera Rombak Dekorasi Studio Podcast-nya dan tulisan Muhammad Ikhsan Firdaus lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version