Dandadan, Manga Kocak Gabungan Jujutsu Kaisen dan Gintama

Dandadan, Manga Kocak Gabungan Jujutsu Kaisen dan Gintama

Dandadan, Manga Kocak Gabungan Jujutsu Kaisen dan Gintama (Pixabay.com)

Pernah merasa bahwa alur cerita manga-manga terbaru nggak cukup menghibur dan klise-klise saja? Apalagi manga populer macam One Piece, My Hero Academia, dan One Punch Man nggak kunjung tamat juga. Well, barangkali kita semua ada di titik yang sama, kalian bisa saja meromantisasinya dengan sebutan quarter life crisis bagi para penggemar manga dan anime.

Untungnya semua kegalauan itu berubah ketika beberapa waktu terakhir saya mengikuti manga Dandadan. Terlepas dari segala statistik kepopulerannya yang nggak beda jauh dari Monster #8 dan Spy x Family, manga Dandadan punya storyline yang bagi saya cukup unik dan menggelitik. Berikut ini ulasan singkatnya buat kalian yang mau coba.

Dandadan adalah manga buatan Yukinobu Tatsu menceritakan pengalaman kocak anak remaja bernama Ken Takakura dan Momo Ayase yang punya latar belakang berbeda. Ken adalah seorang anak yang terlihat cupu dan selalu jadi sasaran bullying teman-temannya. Sementara Momo adalah gadis tomboy yang berasal dari trah keluarga dengan kekuatan supernatural.

Awalnya cerita berjalan normal-normal saja sampai pada titik di mana Ken dan Momo secara bersamaan bertemu dengan hantu dan alien. Cerita mulai berjalan menarik dengan artwork one-on-one battle yang detil dan disajikan dalam bentuk multi panel yang terstruktur.

Singkat cerita Momo terancam karena akan dijadikan objek mesum oleh alien, sementara Ken dirasuki oleh Turbo-Granny, hantu penunggu terowongan angker yang punya kecepatan lari 100 km per jam. Meskipun Momo juga memiliki kekuatan supernatural psikokinesis mirip Wanda atau Ms Marvel, teknologi alien tidak mampu ia kalahkan.

Ken kemudian secara heroik berhasil menyelamatkan Momo setelah mampu mengendalikan kekuatan Turbo-Granny. Nah, kocaknya Dandadan ini adalah cara Yukinobu Tatsu menceritakan latar belakang tokoh-tokohnya yang terkesan aneh, nggak masuk akal, tapi bikin ngakak.

Misalnya ada scene di mana salah satu prajurit alien tobat dan terluka parah, lantas dirawat oleh Ken, Momo, dan Seiko, nenek Momo yang bisa dibilang dukun dengan desain karakter yang mengingatkan kita pada sosok Tsunade dalam Naruto. Wajahnya masih muda, body goals banyak wanita, badass pula.

Si alien yang hampir mati ini butuh donor darah yang warnanya putih cair, lantas diberikanlah susu sapi yang secara ajaib bikin alien sehat kembali. Ternyata alien yang disebut sebagai Dover ini punya masalah besar di planet asalnya dan anaknya juga butuh donor “darah” di sana. Maka dibawalah sapi perah ke luar angkasa dengan pesawat alien yang nggak jauh beda dengan millennium falcon milik Han Solo di star Wars.

Yukinobu Tatsu memang bukan pemain baru di industri manga, dari pengalamannya sebagai asisten Tatsuki Fujimoto, pencipta Chainsaw Man, kita bisa mengira dari mana datangnya inspirasi dunia setan berkekuatan super.

Sementara cerita alien yang manusiawi dalam Dandadan juga bikin semacam nostalgia lama pada Gintama, manga dan anime kacau yang isinya alien dan samurai pengangguran yang kerjaannya bikin parodi manga lain. Apalagi artwork hitam dan gelap yang horor banget, serta banyaknya pertarungan satu lawan satu sepanjang 60 chapter Dandadan, serasa nonton anime Jujutsu Kaisen yang belum tahu kapan lagi mulai anime musim duanya.

Uniknya, Dandadan tetap bikin campur aduk pembaca segala usia dengan cerita romance comedy yang dibumbui dengan adegan ciuman nggak sengaja, pegangan tangan sambil blushing, dan drama percintaan anak remaja yang nggak jauh dari cemburu sambil malu-malu. Dan tentu saja makin lama makin banyak tokoh baru yang dirasuki setan, misalnya Aira dan Jiji.

Klop. Pas. Makin absurd. Akan tetapi, justru itulah yang bikin Dandadan layak buat jadi hiburan sekali sepekan. Barangkali Ken dan Momo tidak punya tujuan akhir seperti Luffy yang ingin jadi Raja Bajak Laut atau Naruto yang ngotot jadi Hokage, tetapi wibu orang tahu bagaimana Ichigo dan Itadori sebagai pemuda nggak jelas memulai kepopulerannya hingga saat ini.

Penulis: Adi Sutakwa
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Hal Tidak Menyenangkan Jadi Warga Kabupaten Lamongan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version