Jika kita ulas balik perjalanan pengembangan Cyberpunk 2077 dari mengeluarkan teaser trailernya yang pertama tahun 2013 sampai 2020 sebelum game ini launching, CD Projekt mengakomodir ekspektasi dari para gamer yang menunggu game ini. Setelah tujuh tahun, akhirnya game ini pun rilis dengan genre dystopian sci-fi open world. Di sini saya akan coba mengulas beberapa kesan setelah memainkan Cyberpunk 2077 dengan beberapa kekurangan dan kelebihannya. Kita mulai dari kekurangannya.
First person shooter ( FPS) untuk game open world
Saya bukan penikmat game open world dengan angle FPS, kenapa? Karena karakter pada game FPS biasanya cenderung tidak mementingkan fisik detail dari karakter yang kita mainkan. Untuk perbandingan di FPS open world ini mungkin yang sedikit mirip adalah game Kingdom Come: Deliverance karena sama-sama membuat karakter dengan detail seperti Cyberpunk 2077, namun dengan angle FPS. Bedanya, Kingdom Come: Deliverance bertema medieval, sedangkan Cyberpunk 2077 bertema sci-fi. Pada awalnya saya menganggap ini sebagai kekurangan karena akan susah mendapatkan kesan dramatik jika kita bermain dengan angle FPS dan bikin mau muntah semacam saya main Battlefield V. Tapi ternyata, ada sensasi yang unik ketika saya memposisikan layar monitor sebagai penglihatan saya. Di situ saya mulai paham apa yang diinginkan game ini kepada orang yang memainkannya. Di sisi lain, ketika kita berjalan atau berlari dengan angle FPS, seharusnya ada shakiness seperti kita berlari, saya menemukan itu di Kingdom Come: Deliverance, Far Cry 5, ataupun Battlefield V. Namun, di Cyberpunk 2077, ketika saya berlari, rasanya seperti terbang.
GPS yang membingungkan
Saya akui memang detail map dan blok-blok gedung di Cyberpunk luar biasa karena banyak area yang memiliki layer map. Misalnya, ada pasar di lantai 19, ada bar yang di bawah tanah. Kadang itu membuat bingung ketika kita harus naik satu elevator yang letaknya hanya di blok pertokoan gelap tanpa petunjuk jalan, hanya sekedar map. Apalagi tema future sci-fi yang diusung, membuat saya berekspektasi lebih soal GPS ini. Lebih baik jika ada GPS yang lebih futuristis minimal di sight FPS-nya akan lebih memudahkan. Atau semacam VO personal assistant seperti Google Maps akan jauh lebih membantu.
Polisi ajaib dan sadis tapi bodoh
Kenapa polisinya ajaib? Karena di manapun kamu melakukan kejahatan, polisi akan datang detik itu juga dan langsung menembaki tanpa peringatan. Apakah polisinya menggunakan teleport? Oh, tentu tidak. Dengan berlari beberapa meter saja dari zona itu, polisi tidak akan mengejarmu. Sangat berbeda dengan GTA V, Watch Dogs 2, ataupun Sleeping Dogs yang eskalasi pengejaran oleh polisinya lebih realistis.
Johnny Silverhand, Night City 2013 Vs 2077
Di alur cerita utama, ada posisi ketika kita bermain menjadi Johnny Silverhand yang diperankan oleh Keanu Reeves. Untuk ukuran setting tahun 2013, Night City terlalu canggih dan saya merasa tidak ada bedanya dengan setting tahun 2077. Beberapa orang sudah memakai Cyberware, senjata yang digunakan sudah canggih, dandanan NPC yang tidak ada bedanya dengan tahun 2077. Apakah dulu 2013 kita secanggih itu? Jika ini sci-fi, rentangan waktu enam dekade yang menghasilkan perbedaan tidak signifikan dalam alur cerita, buat saya ini mengecewakan.
Susah terjatuh dari motor
Ini cukup unik karena baru ini saya merasakan sebuah game open world yang susah terjatuh dari motor. Bahkan GTA San Andreas yang memiliki kemampuan untuk upgrade skill expert handling pun masih akan jatuh dari motor ketika memang saat bermain kita berekspektasi akan jatuh dari motor yang kita kendarai. Saya mencoba banyak cara agar terjatuh dari motor mulai dari menabrak tiang, pipa air, sampai menabrak mobil dari belakang, tetap tidak terjatuh. Saya hanya bisa terjatuh dari motor ketika mungkin menabrak mobil dari arah berlawanan, itu pun terkadang mobil yang kita tabrak justru yang terpental. Aneh.
Bug paling aneh dan ada di sepanjang jalan cerita
Di Cyberpunk 2077 saya bermain sebagai V, karakter yang kita buat sendiri. Seiring perjalanan, V mengalami gangguan pada sistem cerebral cortex-nya karena ia memasukkan Engram chip milik Johnny Silverhand. Setiap saat setelah misi, V mengalami glitching karena chip itu mulai membunuhnya. Glitch itu membuat V muntah darah di tangannya. Sedangkan, di telapak tangan kanan V sudah terinstal implant dari Viktor, seorang Ripperdoc. Implant itu berwarna hitam di telapak tangan kanan V yang berfungsi untuk memaksimalkan aiming ketika menembak. Tapi anehnya, ketika Glitch muntah darah itu muncul dan dimuntahkan ke telapak tangan kanan V, tidak ada darahnya. Selama perjalanan game saya tidak menemukannya, kecuali Glitch yang parah terjadi dan muntah ke lantai, baru darah itu muncul di lantai.
Cyberpunk yang sekedar menjadi punkster
Jangan berharap banyak dari kata cyber, walaupun upgradeable cyberwarenya lumayan cukup banyak, tapi efek “cyber” nya sendiri kurang berasa. Saya upgrade semua part cyberware sampai semua hampir rata legendary, dan skill points unlocked hampir mentok. Tapi, yang saya dapatkan, bukan seorang cyborg tapi sekadar menambah darah menjadi lebih tebal, kekuatan pukulan yang lebih kuat, intelejensi yang mumpuni. Lalu ekspektasi cyborg semacam apa yang saya inginkan? Setidaknya ada kecanggihan lain yang ditunjukkan dari implant-implant yang saya pasang. V bisa menggunakan Brain Dance pada beberapa misi, tapi di free roam mode kita tidak bisa menggunakannya, walaupun sudah memasang alat Brain Dance itu di badan. Sungguh aneh ketika itu hal paling canggih yang ada di Cyberpunk tapi mubazir ketika kita tidak bisa menggunakannya setiap saat.
Itu beberapa kekurangan kecil yang membuat saya kecewa. Sebagai penikmat game open world, saya perlu detail-detail kecil yang logis disamping jalan cerita yang bagus. Lalu apa yang menjadi kesan baik saya menikmati game ini sampai tamat?
Jalan cerita yang luar biasa banyak kemungkinan
Seperti The Witcher 3 : Wild Hunt yang juga besutan dari CD Projekt, kita bisa memilih percakapan yang variatif untuk merespon orang ketika berbicara dengan pilihan probabilitas yang cukup lengkap. Di samping itu? setiap percakapan yang kita pilih akan memungkinkan menjadi alternatif berbeda saat melanjutkan jalan cerita.
Misi sampingan menjadi pertimbangan besar untuk menentukan berbagai alternatif ending
Pada awalnya saya mengabaikan misi sampingan karena saya kira sama seperti GTA V atau Watch Dogs misi sampingan tidak akan berpengaruh pada jalan cerita utama. Ternyata di sini rasio penyelesaian misi sampingan akan sangat berpengaruh untuk menentukan jalan cerita yang berbeda.
Grafik yang memukau
Memang banyak reviewer yang mencemooh grafik Cyberpunk 2077, tapi harus diingat bahwa game ini menawarkan variasi grafik yang cukup beragam. Kita bisa bermain dengan grafik jelek sampai grafik yang luar biasa bagus. Satu hal yang paling saya suka dari grafiknya adalah detail tubuh dari karakter-karakternya. Mulai dari keringat, shading, hack-and-slash sampai kepala terpotong, katana blade yang berlumuran darah setelah membantai lawan, menusuk dengan mantis blade, interior mobil yang cukup futuristis, ketika menjadi penumpang pun, kita berasa naik mobil beneran, melihat pemandangan di luar, cukup memanjakan mata. Walaupun Ada satu yang saya juga terasa aneh, yaitu tidak adanya variasi cuaca buruk. Hanya hujan biasa saja, dan badai pasir pada satu sekuen cerita. Jika kalian terbiasa membandingkan tipikal grafik dari beberapa game engineer, maka CD Projekt dengan REDEngine 4 yang sama dipakai di The Witcher 3: Wild Hunt tentunya akan memanjakan mata. Mungkin lawan berat dari Unreal Engine, walaupun menurut saya lebih bagus dari Frostbite Engine.
Adegan panas dan sadis yang berani
Disclaimer dari game ini memang tidak diperbolehkan untuk gamer yang belum cukup umur karena cukup vulgar dan sadis. Nudity dan combat yang lebih berani dari The Witcher 3: Wild Hunt, RDR 2, atau GTA V karena FPS mode yang membuat kita merasakan sudut pandang karakter secara langsung. Mungkin jika nantinya dikembangkan lagi maka yang cocok untuk Cyberpunk 2077 ini adalah online multiplayer VR, karena dari segala aspek bisa mengarah kesana.
Map open world yang luas
Cyberpunk 2077 bisa jadi lawan berat dari Red Dead Redemption 2 untuk urusan ini, sedangkan GTA V Online sendiri memiliki map yang lebih kecil dibandingkan Cyberpunk 2077, walaupun kita bisa mengendarai pesawat, dan eksplorasi bawah laut yang cukup bagus di GTA V. Cyberpunk 2077 memiliki map open world yang luas dan juga memiliki layering tempat-tempat yang luas dan beragam. Jadi jika kalian ingin free roam berkeliling map, mungkin bisa menghabiskan waktu yang cukup lama untuk melakukannya.
Misi sampingan yang bervariasi
Sebagai karakter yang bisa disebut punkster yang ingin bertahan hidup, ternyata V tidak hanya melulu soal membunuh saja. Tapi, banyak pilihan misi sampingan seperti mencuri sesuatu, mencari sesuatu seperti lukisan kartu tarot, menyelamatkan orang, dan sebagainya.
Drama percintaan
Salah satu yang menjadi alasan kuat untuk para gamer memainkan game ini adalah adanya drama percintaan yang ada dalam jalan cerita. Ada beberapa alternatif untuk ini yang bisa kalian temukan. Walaupun karakter V, tidak selalu laki-laki, namun ada beberapa karakter yang dapat kita ikuti jalan ceritanya menjadi percintaan. Seperti Panam dan Judy, yang banyak diperbincangkan di forum-forum gamer.
Mungkin, itu sedikit banyak yang saya rasakan selama bermain Cyberpunk 2077 dengan segala aspek kekurangan dan kelebihan gamenya. Untuk saya, sebenarnya game ini tidak seburuk yang banyak orang perdebatkan. Menurut saya, CD Projekt memang sengaja mengambil langkah kontroversial marketing agar game ini viral dengan banyak bullying dan membuat banyak orang semakin ingin mencoba daripada sekedar melihat review-review buruk baik di YouTube ataupun platform lain.
BACA JUGA Mari Sambut dengan Tawa Wacana Menkes Terawan Soal Wisata Kebugaran, Jamu, dan Kerokan.