Saya Muak dengan Mobil Diesel Cumi Darat, Bukannya Keren Jatuhnya Malah Norak!

Cumi Darat Bikin Muak- Modifan Mobil Diesel yang Jatuhnya Norak (Unsplash)

Cumi Darat Bikin Muak- Modifan Mobil Diesel yang Jatuhnya Norak (Unsplash)

Cukup sering saya harus pergi luar kota untuk berbagai keperluan. Kalau lagi nggak ke luar kota, frekuensi saya di jalananan Kota Solo cukup tinggi. Dua kondisi ini membuat saya sering bertemu mobil diesel yang terkenal dengan sebutan cumi darat. Dan itu semua bikin saya muak.

Saya tahu, semakin banyak orang melirik mobil diesel. Katanya, mesin lebih bandel, suku cadang gampang dicari, perawatan murah, irit, dan yang terpenting bisa diisi solar. 

Kondisi ini membuat peminatnya semakin besar. Tua sampai muda. Nggak mandang umur. Mayoritas memodifikasi mobilnya sedemikian rupa. Komunitasnya juga solid. Melihat itu semua, saya sih nggak ada masalah.

Namun, ada satu circle dari mobil diesel ini yang bikin saya muak dan jengkel. Yang saya maksud adalah diesel “cumi darat”. Lantaran sering ada di jalan, hampir tiap hari saya melihat cumi darat. Saya yakin pembaca juga sesekali pernah melihatnya dan muak kayak saya.

Asap cumi hitam yang bikin muak

Memodifikasi suatu kendaraan itu terserah pemilik. Tetapi sering saya temui kebanyakan mobil diesel cumi darat memodifikasinya kelewatan dan norak.

Saya sering tidak sengaja berada di belakang cumi darat saat naik motor. Rasanya sangat tersiksa oleh asap hitam yang keluar. Rasanya pedih di mata, seperti kena pasir di muka, dan bikin muka ikut item. 

Memang betul namanya diesel cumi darat yang seperti cumi mengeluarkan tinta hitam. Tetapi saya pikir jangan terlalu norak. Apalagi saat dibawa berkendara dalam kota itu merugikan dan menyengsarakan pengendara lain.

Sebetulnya, itu bisa di-setting melalui remap ECU mobil, mau asapnya hitam pekat, hitam tipis, atau tidak ada asap yang biasanya disebut dengan “smokeless”. Menurut saya kalau masih sering berkendara di dalam kota jangan dibuat ada asapnya. Ingat sumpah orang yang tersakiti bisa terkabul dengan cepat.

Biasanya ugal-ugalan dan noral

Kebanyakan cumi darat itu ugal-ugalan. Salip kanan dan kiri tanpa memperkirakan resiko. Cara berkendaranya seperti orang yang kebelet buang air besar. 

Tidak jarang juga kalau di jalanan perkotaan, apalagi malam hari, melakukan konvoi 5 sampai 8 cumi darat, mengebut, dan menerobos lampu merah. Norak banget.

Bahkan saya lihat di sosial media memang kebanyakan pengendara cumi darat ugal-ugalan. Jika ada video cumi darat kecelakaan, reaksi orang biasa saja. Mereka maklum karena pengendaranya norak.

Bisa diartikan kalau kebanyakan pengendara mobil ini ugal-ugalan dan menurut saya lebih baik tobat. Jangan sampai merugikan pengendara karena ulah konyol dan norak kalian itu.

Pemasangan lampu biled yang norak

Lampu biled memang sangat menguntungkan, apalagi saat berada di jalanan gelap. Saya sendiri memakai lampu ini di hampir semua kendaraan saya. 

Tetapi, yang paling membuat kesal adalah cumi darat yang menggunakan lampu biled tidak tahu aturan. Kebanyakan dari mereka memasang lampu foglamp yang memang terang, tetapi terlalu tinggi dan menyilaukan pengendara lawan arah. Norak! Tidak hanya itu saja, kebanyakan juga memasang lampu di bagian grill mobil yang juga menyilaukan dan membuat mata sakit.

Itulah beberapa hal yang membuat saya muak sama cumi darat. Sebetulnya, kalau kebanyakan dari mereka yang norak ini bertobat, saya rasa akan membawa hal positif. Stigma orang tentang mobil diesel cumi darat akan berubah. Saya tahu rasanya mengendarai mobil diesel memang menyenangkan, tetapi bedanya mobil diesel yang saya kendarai tidak norak.

Penulis: Imanuel Joseph Phanata

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Fortuner dan Pajero Dibuat untuk Menjadi SUV Terbaik di Segala Medan, tapi Pengendara Goblok Merusak Citra Keduanya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version