Cukai Gula Nggak Segera Diterapkan, Pemerintah Mau Nunggu Apa? Generasi Diabetes 2030?

Cukai Gula Nggak Segera Diterapkan, Pemerintah Mau Nunggu Apa? Generasi Diabetes 2030?

Cukai Gula Nggak Segera Diterapkan, Pemerintah Mau Nunggu Apa? Generasi Diabetes 2030? (Pixabay.com)

Cukai gula sebaiknya segera diberlakukan, agar konsumsi gula masyarakat bisa lebih terkendali.

Kalau jadi, tahun ini pemerintah akan mulai menerapkan cukai gula untuk minuman bergula dalam kemasan (MBDK). Saya bilang kalau jadi karena rencana cukai MBDK sudah dibahas sejak Maret 2022 dan akan diterapkan tahun 2023. Sayangnya, penerapannya diundur tahun ini, itu juga kalau nggak diundur lagi.

Padahal, riset dari United States Departement of Agriculture (USDA) menunjukkan Indonesia berada di urutan ke-6 negara dengan konsumsi gula tertinggi, yakni sekitar 7,9 juta metrik ton per November 2023. Dengan jumlah konsumsi gula masyarakat sebesar ini, jelas pemerintah perlu memasukkan ini dalam daftar masalah prioritas.

Bahaya konsumsi gula berlebihan

Konsumsi gula berlebihan itu bisa menyebabkan penyakit jangka panjang. Tubuh nggak lagi bisa mengubah gula menjadi energi, jadi gulanya numpuk di aliran darah. Kondisi ini disebut dengan diabetes. Di Indonesia, diabetes setidaknya menjadi top 3 penyakit paling mematikan setelah stroke dan penyakit jantung.

Akan tetapi, fakta di lapangan justru menunjukkan kalau diabetes itu nggak penting-penting amat. Mulai dari konten sosial media sampai produk yang dijual di pasar, hampir semua tinggi gula. Lebih parahnya lagi, banyak minuman yang ngakunya untuk anak-anak dan menyehatkan ternyata malah tinggi gula.

Saya pernah ngecek kandungan gula di salah satu merek susu UHT rasa stroberi sekitar 19 gram. Padahal, batas asupan gula harian untuk orang dewasa hanya 30 gram, sedangkan untuk anak-anak sekitar 19–24 gram tergantung usia. Bayangkan, satu kotak susu saja sudah mengambil setengah jatah gula harianmu. Belum ditambah kandungan gula dari nasi ayam geprek dan es teh favoritmu itu.

Jadi, cukai gula keliatan masuk akal kan?

Diabetes memang ditanggung BPJS, tapi…

Ada dua hal yang akan saya sampaikan, berita baik dan berita buruk. Berita baiknya, diabetes termasuk dalam penyakit kronis yang ditanggung BPJS Kesehatan. Mulai dari perawatan, suntik insulin, sampai alat cek gula darah semuanya ditanggung. Padahal, kalau harus bayar bisa sekitar Rp1–Rp2 juta per bulan. Untung bisa gratis.

Nah, berita buruknya, diabetes itu penyakit yang nggak bisa sembuh. Sekali ada orang yang divonis diabetes, maka dia harus membawa penyakit tersebut seumur hidupnya. Satu-satunya yang bisa dilakukan cuma mengontrol gula darah agar tetap normal, biar nggak menyebabkan komplikasi atau penyakit lanjutan.

Lagi pula, sebelum atau sesudah kena diabetes juga sama-sama harus menjaga asupan gula. Kalau saya sih mending menjaga dari sekarang pas masih normal, jadi pikiran nggak stres. Bayangkan, ada orang yang harus membatasi gula karena udah terlanjur kena diabetes. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Sedih.

Lagi-lagi, cukai gula jadi terlihat masuk akal, kan?

Pemerintah harus segera ambil tindakan, dan cukai gula adalah salah satunya

Saya setuju kalau diabetes itu penyakit yang tergantung individu, orang kena diabetes atau nggak tergantung pilihan dan pola hidup mereka masing-masing. Tapi, saya kira pemerintah tetap harus ambil tindakan soal banyaknya produk tinggi gula yang dijual di pasaran. Terutama, produk yang menyasar segmen anak-anak.

Sumpah, saya nggak habis pikir dengan orang-orang kaya brengsek yang tega menipu banyak orang seakan-akan produknya sehat untuk anak, sementara produknya tinggi gula. Sekelas Mas Gibran aja sampai tertipu membagikan susu tinggi gula kok. Apalagi masyarakat biasa kayak saya gini?

Terlepas ini kesalahan koordinasi atau bukan, saya kira yang perlu dijadikan sorotan adalah perlu upaya lebih untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada produk-produk tinggi gula. Salah satu caranya ya tadi, cukai gula MBDK harus segera diterapkan. Atau, pemerintah bisa niru Nutri-Grade milik Singapura yang mencantumkan nilai kesehatan berdasarkan kandungan gula di kemasan produk.

Apa pun itu pokoknya pemerintah harus segera bertindak, lah. Jangan lama-lama, memangnya mau nunggu apa? Nunggu ada generasi diabetes 2030?

Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 6 Rekomendasi Jajanan Indomaret dengan Kandungan Gula Nol Gram

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version