Cimory Squeeze adalah jawaban buat yang bosan dengan rasa dan packing yoghurt yang gitu-gitu aja!
Sebagai orang yang rutin mengonsumi yoghurt, saya sempat merasa bosan dengan jenis dan varian yang ada di pasaran. Dari produk lama sampai teranyar, kebanyakan punya rasa yang mirip-mirip. Nggak ada bedanya. Meski tujuan utama mengonsumsi yoghurt adalah untuk kesehatan, tentu saja konsumen seperti saya menginginkan pembaharuan dari segi harga, tekstur, dan rasa.
Gimana, ya, kebanyakan yoghurt yang biasa dikonsumi punya template yang sama: tekstur cair, varian rasanya plain, dengan sensasi manis-asam yang bergelut di lidah. Sudah, itu saja. Sekalinya eksplor, variannya mentok di situ-situ saja: buah punya cita rasa manis-asam.
Rasanya wajar dan sah jika ada banyak permintaan atau harapan pembaharuan dari para konsumen akan yoghurt yang mereka konsumsi. Bukan hanya dari segi rasa, tapi juga tampilan sekaligus tingkat kepraktisan.
Seakan pengin menjawab harapan tersebut, salah satu produsen susu dan yoghurt, Cimory, meluncurkan produk yoghurt teranyar mereka: Cimory Squeeze.
Jujur saja, kemasan pouch Cimory Squeeze terbilang unik dan menarik. Sangat berbeda dengan kebanyakan produk lain—termasuk produk yoghurt Cimory sebelumnya—yang template kemasannya botolan. Betul-betul inovasi yang patut diapresiasi. Pada poin ini, saya pikir kita semua sepakat bahwa Cimory Squeeze punya first impression yang apik. Paling penting, kemasan pouch Cimory Squeeze ini terbilang praktis. Mudah dibuka dan nggak menghabiskan tempat jika dibawa bepergian.
Pada awal mula kemunculannya, Cimory Squeeze menawarkan varian rasa strawberry, blueberry, plain/original, dan peach. Lantaran tergolong baru dan penasaran bagaimana tekstur dan rasanya, saya langsung membeli keempat varian rasa tersebut.
Ternyata keputusan saya tepat. Sebab, semua varian rasanya menawarkan pembaharuan. Sesuai dengan harapan dan yang saya idam-idamkan. Rasa yang ringan, sensasi manis-asam yang pas, dan tidak menyisakan after taste yang di lidah. Semuanya enak. Tekstur yoghurt-nya terbilang lembut dan creamy. Begitu nempel di lidah, yoghurt-nya langsung lumer dan membikin kita mbatin, “Kok enak, ya?” sambil diam-diam antusias akan sensasi yang dirasakan sambil lanjut menikmati Cimory Squeeze-nya.
Seakan masih pengin memberikan sesuatu yang baru sekaligus kejutan kepada para pencinta yoghurt, Cimory Squeeze meluncurkan varian rasa yang tergolong unik lainnya, di antaranya Cavendish Banana, Madu, Mango Sticky Rice, Purple Taro, Black Sticky Rice, dan Aloe Vera. Semua varian rasanya sangat direkomendasikan dan layak untuk dicoba tanpa terkecuali. Manis-asam, creamy, tekstur yang sangat lembut, dan ciri khas dari masing-masing varian yang memikat, betul-betul memanjakan lidah.
Sekadar saran tambahan dari saya, Cimory Squeeze akan lebih nikmat dikonsumsi selagi dingin. Kalau bisa, langsung dihabiskan. Sebab, jika tutup sudah dibuka dan tidak segera dihabiskan, tekstur yang sebelumnya creamy akan berubah secara perlahan menjadi cair. Dan, jujur saja, hal tersebut berpotensi mengurangi kenikmatan dalam mengonsumsi Cimory Squeeze.
Selain untuk alasan kesehatan, rasanya nggak berlebihan jika Cimory Squeeze dijadikan camilan saat di jam nanggung sebelum waktu makan tiba. Selain dari gambaran rasa dan sensasi yang sudah dijabarkan sebelumnya, Cimory Squeeze punya rasa yang ringan. Jadi, nggak perlu khawatir membikin kembung atau kenyang lebih dulu.
FYI, harga satuannya juga sangat terjangkau. Kalian cukup menyiapkan kocek Rp10.000-Rp12.000 per pouch (120 gram), jika membeli di minimarket. Kalau pengin harga yang lebih murah lagi, bisa beli di beberapa marketplace. Kisaran harganya mulai dari Rp7.800-Rp9.000-an saja. Perihal proses pembelian, tentu saja pilihannya ada pada kalian masing-masing. Bukan wewenang saya untuk menentukan.
Cimory Squeeze, dengan segala keunggulan rasa, kemasan yang praktis, dan first impression yang baik, bisa dijadikan opsi utama oleh para penikmat yoghurt. Itulah kenapa, saya pikir, nggak berlebihan-berlebihan amat jika menganggap Cimory Squeeze adalah cara terbaik dan sempurna dalam mengonsumi yoghurt. Melalui rasa dan kualitas yang ditawarkan, rasanya nggak heran kalau promosi yoghurt satu ini juga dilakukan secara sukarela oleh para konsumennya secara mouth by mouth (dari mulut ke mulut).
Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Intan Ekapratiwi