Cimahi Terbuat dari Kesalahpahaman yang Perlu Diluruskan

Cimahi Terbuat dari Kesalahpahaman yang Perlu Diluruskan Mojok.co

Cimahi Terbuat dari Kesalahpahaman yang Perlu Diluruskan (wikipedia.org)

Saya bukan orang Cimahi, tapi begitu akrab dengan Kota Tentara ini. Saya hafal betul semua jalan dan seluk beluk kota ini. Kebetulan rumah saya berbatasan dengan Cimahi, sehingga masa anak-anak hingga remaja banyak dihabiskan di sana. 

Kalau sekarang ini, saya masih sesekali mampir ke sana kalau ada orderan ojek online. Itu mengapa saya benar-benar akrab dengan kota yang punya 3 kecamatan dan 15 kelurahan ini. 

Nah, sepanjang pengalaman saya hidup, ada banyak sekali kesalahpahaman mengenai kota ini. Kesalahpahaman biasanya datang dari orang-orang luar Cimahi atau luar Jawa Barat. Sebagai seseorang yang akrab dengan kota ini, saya merasa perlu meluruskan beberapa kesalahpahaman. 

#1 Cimahi bukan bagian dari Bandung

Ini kesalahpahaman yang paling sering saya temui. Banyak orang mengira Cimahi adalah bagian dari Kabupaten Bandung. Padahal Cimahi adalah kota sendiri yang berada di bawah provinsi Jawa Barat.

Akan tetapi, saya cukup memaklumi kesalahpahaman ini. Kenyataannya, banyak warga Cimahi yang memang suka mengaku dari Bandung. Mereka melakukannya karena malas menjelaskan seluk beluk daerahnya yang kurang populer. Beda cerita ketika mereka mengaku dari Bandung, sebagian besar orang akan langsung paham. 

Melihat kebiasaan itu, saya jadi nggak heran kalau banyak orang kemudian nggak mengenal atau salah paham soal Cimahi. Warganya saja malas mempromosikan daerahnya, ya bagaimana mau dikenal. 

Selain itu, usia Cimahi tergolong baru. Daerah ini memisahkan diri dari Kabupaten Bandung dan dimekarkan sebagai kota sendiri pada 21 Juni 2001. Sejak pertama kali dibentuk sebagai kota administratif pada 1976 hingga 2001, Cimahi berada di bawah Kabupaten Bandung. Mungkin itu yang menjadikan citra Cimahi begitu lekat dengan Kabupaten Bandung. 

#2 Kota Militer, tapi nggak semua bangunannya bercorak militer/tentara juga

Seperti yang sudah saya singgung di awal, Cimahi punya julukan Kota Militer. Julukan tersebut muncul karena banyak pusat pendidikan tentara di kota ini. Asal tahu saja, hampir 60 persen wilayah Cimahi dimanfaatkan oleh tentara. Misal, Pusat Pendidikan Artileri Medan (Pusdikarmed), Pusat Pendidikan Pengetahuan Militer Umum (Pusdikpengmilum), Sekolah Pelatih Infanteri Pusat Pendidikan Infanteri (SPI Pusdikif), dan masih banyak lagi.

Demi memperkuat branding sebagai Kota Tentara, di kota ini banyak dibangun simbol-simbol terkait militer. Di sana kalian dapat dengan mudah menemukan patung tank baja, maung siliwangi, meriam, pesawat tempur, tugu, dan monumen lain yang berkaitan dengan militer.

Walau citranya begitu lekat dengan militer, nggak semua daerahnya seperti itu kok. Bangunan yang dimanfaatkan oleh militer atau punya corak tentara kebanyakan berada di Cimahi Tengah. Sementara, Cimahi Utara didominasi oleh perkebunan dan persawahan. Bahkan, kini mulai bergeser ke cluster perumahan. Cimahi Selatan lebih banyak kawasan padat pendidik dan kawasan industri. 

Baca halaman selanjutnya: Cimahi dikira …

#3 Cimahi dikira nggak punya kampus

Banyak orang mengira kota ini tidak punya perguruan tinggi. Orang-orang kebanyakan hanya tayu universitas di Bandung  seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Parahyangan, dan lain-lain. Padahal kenyataannya, Kota Cimahi juga banyak kampus lho. Walau memang, nggak sepopuler univeritas-universitas yang saya sebutkan sebelumnya.

Beberapa perguruan tinggi yang ada sana yaitu Universitas Jenderal Ahmad Yani, STKIP Pasundan, STKIP Siliwangi, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Cimahi, Politeknik TEDC, dan masih banyak lagi.

#4 Dikira tidak mempunyai klub sepak bola

Kebanyakan warga Kota Tentara adalah seorang bobotoh Persib atau pendukung Persib Bandung. Namun, jangan salah, Kota Cimahi sebenarnya juga memiliki klub sepak bola yang bernama PSKC (Persatuan sepak bola Kota Cimahi). PSKC berdiri pada 2001 dengan nama Persikoci Cimahi. PSKC bermarkas di Stadion Sangkuriang yang berkapasitas 10.000 penonton. Saat ini PSKC bermain di liga 2 kasta kedua sepak bola Indonesia. Sebuah prestasi yang biasa saja, jadi sangat wajar apabila klub ini kurang terkenal di kancah sepak bola Indonesia.

Di atas beberapa kesalahpahaman terkait Cimahi yang perlu saya luruskan. Semoga setelah ini kota yang terkenal akan curugnya itu semakin menggeliat dan maju. Menjalani slogan yang selama ini diusungnya, “Saluyu Ngawangun Jati Mandiri” yang berarti bahu membahu untuk membangun citra diri yang mandiri dalam kemajuan.

Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Kota Bandung dan Kabupaten Bandung: Namanya Mirip, Jaraknya Dekat, tapi Kondisinya Jauh Berbeda

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version