Cilok, Cimol, Cireng Isi, dan Cilung: Mana yang Paling Enak?

Cilok, Cimol, Cireng Isi, dan Cilung: Mana yang Paling Enak? terminal mojok.co

Cilok, Cimol, Cireng Isi, dan Cilung: Mana yang Paling Enak? terminal mojok.co

Jajanan khas Sunda yang terbuat dari aci (tepung) semakin ke sini semakin banyak aja. Yang baru-baru ini sedang hits di daerah Garut yaitu cibay. Cibay, kepanjangan dari cireng ngambay (cireng basah). Makanan yang satu ini bahan utamanya kulit lumpia dan tepung. Lalu, agar tampak terlihat keren biasanya diberi isian seperti sosis, ayam suwir, atau daging kornet.

Akan tetapi, bagi saya, cibay ini mau dikeren-kerenin gimana pun tetep kurang keren. Soalnya, tekstur kenyal yang terdapat di dalam makanan ini kurang cocok di mulut saya. Apalagi, para penjual cibay ini aneh-aneh saja, masa iya minyak gorengnya sering kali kebanyakan, jadi malah over ngelebay. Saya yang tidak suka sama makanan ini menyebutnya bukan aci ngambay, tapi aci lebay.

Selain cibay, ada lagi yang namanya cigu (tepung terigu). Makanan ini kadang bikin saya malu untuk mengenalkannya kepada khalayak. Cigu ini tidak ada isiannya. Adonannya cuma tepung terigu doang. Kurang kreatif. Dua makanan ini saya pikir kurang gagah untuk saya bahas. Maka, saya tentu kurang berkenan untuk membandingkannya dengan cilok, cimol, cireng isi, dan cilung.

Nah, saya punya alasan mengapa saya pengin banget membahas makanan-makanan ini. Utamanya, saya melihat bahwa ada semacam kubu-kubuan di antara penggemar makanan-makanan ini, khususnya di Garut. Maka dari itu, saya akan bahas satu per satu. Siapa tahu juga jajanan ini jadi referensi buat orang luar Jawa Barat pas mau ke Bandung maupun ke Garut.

#1 Cilok

Di film Preman Pensiun, sejak Ubed insyaf dan menjadi tukang cilok, makanan ini jadi terkenal. Wajar cilok menjadi terkenal. Sebab, di antara tiga makanan lain, cilok lah yang banyak gayanya. Mulai dari cilok yang biasa dijual di pinggir jalan sama mang-mang yang pakai gerobak hingga di tempat-tempat elite.

Biasanya tukang cilok yang pakai gerobak, bumbu ciloknya hanya pakai saus, kecap, dan kacang. Sedangkan cilok elite dari namanya saja sudah keren-keren, seperti cilok pelangi, cilok denok (ini favorit saya di dekat Stasiun Kiaracondong), hingga cilok cepot. Di Garut, kami punya juga cilok favorit mahasiswa yaitu ciloknya Ceu Pipit, di pinggir Universitas Garut. Harganya sama kayak tahu bulat yaitu cuma lima ratusan.

Jujur, makan cilok yang dijual sama mang-mang gerobak kadang-kadang rasanya kurang enak karena tidak ada pilihan rasa. Sedangkan cilok denok atau cilok elite lainnya, bagi saya sangat lezat. Sebab, di dalam cilok elit ada irisan dagingnya. Bahkan, di beberapa tempat, cilok bisa disajikan bareng seblak. Barangkali inilah yang membuat sebagian orang Garut kurang suka sama cilok gerobakan.

#2 Cimol

Cimol atau kepanjangannya aci digemol, bentuknya bulat-bulat kecil dan warna putih. Cimol ini standarnya hanya ada tiga macam rasa yaitu rasa gurih, keju, dan pedas. Namun, makin hari pedagang cimol semakin pintar berinovasi dengan memodifikasi topingnya. Terbaru, ada cimol mozarella. Gila.

Saran saya, belilah cimol yang dibumbui cabai pedas. Selain paling laku, cimol pedas identik dengan orang Sunda yang suka makanan-makanan pedas. Kalau makan cimol yang rasa keju dan gurih, suka ada kurang-kurang gimana gitu.

Nah, untuk jajanan yang satu ini, saya tidak akan berkomentar banyak. Cuma, saya ngasih saran kalau mau beli cimol bilangnya begini, “Mang, cimolnya setengah mateng, yaaa!” Soalnya, ada kenikmatan tersendiri ketika menikmati cimol setengah mateng, insyaAllah tidak akan mengecewakan. Coba aja. Untuk menemukan penjual cimol, sudah ada di mana-mana. Mulai dari sekolahan, kampus, pasar, dan lain-lain. Paling, untuk di masa pandemi sekarang, mereka berjualan di pasar-pasar.

#3 Cireng isi

Waini, cireng isi adalah favorit saya sejak SMP. Dari tiga makanan lain, cireng isi paling banyak penggemarnya. Bahkan, kesimpulan dari tulisan ini, cireng isilah yang paling enak. Bahkan, kalau ada yang bilang cireng isi tidak enak, kita bertarung saja.

Cireng isi yang terkenal kelezatannya yaitu di Bandung. Saya paham betul varian rasa cireng isi, sudah saya cobain satu-satu. Mulai dari kacang pedas, kornet pedas, bakso pedas, sosis pedas, ayam pedas, dan kornet tidak pedas. Rekomendasi dari saya adalah cireng yang isiannya kornet pedas.

Nah, harga jual cireng isi berkisar Rp2.000 hingga Rp3.000 per bungkus. Ini lebih murah daripada cilok elite yang harganya goceng. Terakhir kali saya ke Bandung dan nanya-nanya soal makanan ini, jawaban si mang-mang terkait kenapa cireng isi banyak penggemarnya, ia bilang karena cireng isi mengandung banyak gizi sehingga orang-orang menyukainya.

Sekadar berbagi informasi, kalau lagi di Bandung dan pengin menikmati cireng isi, silakan ke Jl. Cemara nomor 63 Sukajadi, Bandung, Ceu Ani Rochaeni.

#4 Cilung

Terakhir nih si bungsu, namanya cilung alias aci digulung. Makanan ini sebenarnya harum-harumnya sama kayak cibay dan cigu. Rame-ramenya sekarang ini. Namun, cilung punya kelebihan di rasa papedanya.

Meski cilung agak kalah saing sama tiga makanan di atas, cilung juga banyak yang suka. Ini dikarenakan cilung ada kombinasi aneka bumbu tabur kayak Boncabe untuk rasa pedas, bisa ditambahin saus cabai, bahkan mayones. Makanya, harusnya penjual cibay dan cigu kreatif kayak cilung, nih.

Jadi, dari keempat jajanan di atas, mana yang lebih enak menurut kamu?

BACA JUGA Panduan buat yang Bingung Memilih Cilok, Cilor, atau Telur Gulung dan tulisan Muhammad Ridwansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version