Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Cilandak vs Cipayung: Sama-sama Daerah Pinggiran Jakarta, tapi Vibe-nya Beda Jauh, Cilandak Lebih Mahal, Lebih Mewah!

Karina Londy oleh Karina Londy
1 Juli 2025
A A
Cilandak vs Cipayung: Sama-sama Daerah Pinggiran Jakarta, tapi Vibe-nya Beda Jauh, Cilandak Lebih Mahal, Lebih Mewah!

Cilandak vs Cipayung: Sama-sama Daerah Pinggiran Jakarta, tapi Vibe-nya Beda Jauh, Cilandak Lebih Mahal, Lebih Mewah! (Dokumentasi penulis)

Share on FacebookShare on Twitter

Lagi-lagi saya dihempas kenyataan betapa bedanya Jaksel dengan Jaktim. Ini semua gara-gara pengalaman saya ke Cilandak kemarin, dan membandingkannya dengan Cipayung, tempat saya tinggal.

Hampir seluruh kehidupan saya berputar di Jakarta Timur. Dari lahir, tinggal, sampai sekarang bekerja. Baru-baru ini saya akhirnya berkesempatan tinggal sebentar di Jaksel. Bukan untuk alasan yang menyenangkan sih, saya di sana untuk menemani ibu yang dirawat di RS Fatmawati di Cilandak Jaksel.

Ibu sempat masuk HCU selama seminggu. Di ruang ranap itu, keluarga nggak boleh menemani di dalam kamar. Rumah sakit menyediakan “ruang” tersendiri buat penunggu pasien HCU tapi saya memilih buat nggak bermalam di sana. Alasannya apa, lebih baik disimpan buat tulisan lain saja. 

Syukurnya, ada kawan saya yang rumahnya dekat dari RS Fatmawati. Saya putuskan untuk menginap di sana saja. Selama menginap di sana, saya jadi merasakan langsung keseharian versi orang Jaksel. Saya nggak nyangka, ternyata rasanya begitu berbeda dengan kehidupan di Jakarta Timur. 

Padahal ini masih sama-sama di Jakarta! Tapi kesenjangan antara dua kawasan ini tidak bisa diabaikan.i

Cilandak vs Cipayung: kesenjangan imej

Tak hanya sama-sama di Jakarta, Cilandak dan Cipayung pun sama-sama berada di pinggiran wilayah Jakarta. Dua “pojok Ibu Kota” secara harfiah. 

Saya baru menyadari fakta ini, ya ketika menginap di rumah teman saya. Sebelumnya, saya selalu membayangkan Cilandak sebagai kawasan elit Jaksel yang dekat pusat kota. Soalnya begitulah narasi marketingnya orang properti.

Cilandak punya Cipete dan dekat dengan Blok M, dua tempat paling kalcer se-Jakarta. Di Cilandak juga banyak perkantoran besar dan RSUP Fatmawati, tujuan rujukan segala rumah sakit lain di Jakarta. Dengan semua kesibukan itu, Cilandak nggak mungkin pinggiran Ibu Kota dong. 

Baca Juga:

4 Hal Penting yang Harus Diketahui Jika Ingin Berkunjung ke Blok M Jaksel agar Kunjunganmu Tidak Sia-sia

Hutan Kota Indraloka, Wisata Hidden Gem Jakarta Timur Bagaikan Gerbang Time Travel ke Majapahit

Pinggir Ibu Kota tuh kayak rumah saya di Cipayung, Jakarta Timur. Yang selalu disangka Jakarta coret sama banyak orang. Yang kalau nggak ada Mabes Hankam, rasanya nggak cukup penting untuk dianggap sebagai bagian dari Ibu Kota.

Tapi tuan rumah saya kekeh. “Ini Jakarta pinggiran, Kar! Nggak jauh dari sini udah Depok sama Tangsel tau,”

Saya melirik maps. Ternyata betul, batas selatannya Cilandak adalah Cinere, Depok. Dan sebelah baratnya adalah Kota Tangerang Selatan.

Saya pikir, sama dong kayak Cipayung di Jakarta Timur. Batas selatan Kecamatan Cipayung juga Depok, lho! Bisa-bisanya dua kecamatan yang sama-sama bersinggungan dengan Depok nan ajaib itu punya vibes serta imej yang begitu kontras.

Pembayaran cashless

Salah satu penyebab kesenjangan imej itu tentunya adalah perbedaan gaya hidup. Cilandak dan Cipayung punya gaya yang berbeda dalam melakukan banyak hal. Perbedaan itu hingga ke aktivitas paling biasa namun penting dalam kehidupan manusia, yaitu bertransaksi. 

Betapa terkejutnya saya ketika bisa bayar warung seafood di Cilandak menggunakan QRIS. Sederhana, tapi warung seafood di Cipayung nggak bisa. 

Padahal, dibanding dengan yang saya kunjungi di Cilandak, warung-warung seafood langganan saya di Cipayung itu jauh lebih besar dan ramai. Tapi bayarnya masih kudu pake cash. 

Jangankan warung makan. Tempat cuci mobil di Cilandak yang dari luar terlihat abal-abal juga bisa nerima QRIS dan kartu debit. Iya, kartu debit. Sedangkan di Cipayung, terutama daerah Ceger, rasanya nggak ada deh tempat cuci mobil & motor yang cashless. 

Pokoknya, di Cipayung kamu masih bakal kesulitan bertransaksi kalau lupa tarik tunai minimal sekali seminggu. Kontras dengan Cilandak yang ramah buat manusia cashless.

Serba lebih mahal 10 ribu

Entah mana yang duluan membayangi Cilandak: imej elit atau harga serba mahal. Hampir segalanya di Cilandak itu lebih mahal daripada di Cipayung.

Contohnya tempat cuci mobil abal-abal itu. Jasa cuci mobil biasa di tempat seperti itu ditarif Rp45 ribu. Kalau di Cipayung, harga segitu sudah bisa cuci hidrolik tau! Sedangkan harga cuci mobil biasa hanya Rp35 ribu. Dan di tempat cuci mobil yang proper pula. 

Selain itu, yang paling bikin jiwa ngirit ini menjerit adalah tarif parkir rumah sakit yang lebih mahal. Ibu saya sebelum ke RS Fatmawati sempat dirawat di rumah sakit dekat rumah, yaitu RS Adhyaksa. Di RS Adhyaksa, tarif parkir rawat inap adalah Rp10 ribu perhari. 

Sementara di Fatmawati, tarifnya Rp20 ribu per hari! Padahal, apa sih yang beda? Kan, sama-sama numpang naro mobil doang. Kenapa mesti lebih mahal sih??? Jaksel oh Jaksel.

Macet sampai malam

Kesenjangan selanjutnya yang saya rasakan antara Cilandak di Jaksel dengan Cipayung, Jakarta Timur adalah tentang definisi jam malam. Ada beberapa hari ketika saya baru balik dari RS Fatmawati di atas jam 9 malam. Saya kira, jalanan ke rumah teman saya bakalan lengang. Soalnya, jam 9 itu udah bukan rush hour pulang kantor, kan?

Salah besar! Sesampainya saya di persimpangan Jalan Raya TB Simatupang-Jalan Raya RS Fatmawati, wah jangankan lengang. Yang ada malah sebaliknya! Baik mobil maupun motor jalannya merayap. Padahal hari nggak hujan, dan bukan weekend pula.

Selain memang masih banyak pengendara yang memadati jalan, ada juga pool taksi dadakan yang menyumbat arus lalu lintas di persimpangan besar itu. Hamparan warna biru taksi Bluebird dan Xanh XM menghiasi pinggiran Jalan TB Simatupang, nggak jauh dari kolong Stasiun MRT Fatmawati. Mereka mangkal di depan sebuah SPBU Pertamina, menyulapnya menjadi pool taksi dadakan ketika malam tiba. 

Makin malam, makin ramai yang mangkal. Siap mengangkut pekerja Ibu Kota yang turun dari MRT setelah lembur sampai begitu larut. 

Melihat kemacetan hingga lewat jam 9 ini tentunya bikin saya agak culture shock. Soalnya, pemandangan padat merayap di Jalan Raya Mabes Hankam sebagai jalanan terbesar di Cipayung hanya ada sampai jam 8 malam. Selepas itu sudah lengang total, ibarat mengundang buat kebut-kebutan. 

Cilandak terlalu sibuk bagi warga Cipayung yang terbiasa nyantai

Ramainya suasana Cilandak bikin saya rindu dengan ketentraman Cipayung. Apalagi teman saya juga cerita, setelah ada stasiun MRT di dekat rumahnya, kawasan situ jadi nggak aman. Kelewat banyak orang yang bukan warga lokal berlalu lalang di sekitar rumah dia untuk ke stasiun MRT. 

Memang jadi pro kontra tersendiri sih, tinggal di daerah yang padat dengan kesibukan. Di satu sisi, dekat dengan segala fasilitas terbaik bisa sangat memudahkan hidup. Tapi di sisi lain, banyak orang yang nggak kita kenal pada berdatangan pula ke fasilitas tersebut. Sebut saja RS Fatmawati dan Stasiun MRT Fatmawati, dua fasilitas yang mengundang keramaian nyaris 24 jam di sekitar rumah teman saya. 

Saya terbiasa tinggal di daerah yang bersinonim dengan kata santai. Maka bagi saya, menjadi pengalaman tersendiri untuk bisa merasakan tinggal di Cilandak, Jaksel yang begitu sibuk meski hanya beberapa hari. 

Suatu pengalaman yang awalnya saya pikir bakal biasa-biasa saja, mengingat toh saya bukannya ke luar kota. Saya masih di dalam Jakarta juga. Tapi ternyata pengalaman ini menjadi menarik ketika saya mulai menyadari berbagai detail perbedaan, serta kesamaan geografis yang tak disangka-sangka antara Cilandak Jaksel dengan Cipayung, Jakarta Timur.

Penulis: Karina Londy
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Cilandak Jakarta Selatan Daerah Elite tapi “Tak Aman”, Gaji di Bawah UMR buat Kredit Motor Langsung Hilang sebelum Sebulan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Juli 2025 oleh

Tags: cilandakCipayungjaksel
Karina Londy

Karina Londy

Lulusan komunikasi yang bekerja di industri penerbangan. Fotografer dan pegiat olahraga alam bebas. Pengelola taman baca swadaya di Jakarta Timur.

ArtikelTerkait

4 Kemiripan Bahasa Jaksel dengan Bahasa Cikarang terminal mojok.co

4 Kemiripan Bahasa Jaksel dengan Bahasa Cikarang

26 Januari 2022
Festival Tawuran Jaksel: Kenapa sih Pemerintah Berlomba Bikin Ide Konyol?

Festival Tawuran Jaksel: Kenapa sih Pemerintah Berlomba Bikin Ide Konyol?

13 Oktober 2022
Setu Babakan, Tempat Nongkrong Paling Adem di Jaksel

Setu Babakan, Tempat Nongkrong Paling Adem di Jaksel

7 Agustus 2023
Bau Selokan Jaksel Tak Seharum Citranya di Media Sosial

Bau Selokan Jaksel Tak Seharum Citranya di Media Sosial

7 Mei 2024
Kebayoran Lama Adalah Bukti Nyata Nggak Semua Wilayah Jaksel Elite

Kebayoran Lama Adalah Bukti Nyata Nggak Semua Wilayah Jaksel Elite

1 Februari 2024
Mustahil Mahasiswa UI Meromantisasi Kota Depok, Kenal Saja Tidak

Mustahil Mahasiswa UI Meromantisasi Kota Depok, Kenal Saja Tidak

3 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.