Agak kaget waktu tahu Cikgu Melati menyuruh Upin Ipin dan siswa Tadika Mesra lainnya mengerjakan tugas membuat maket rumah dalam sehari. Hah?
Kemarin Mas Sugeng Riyanto mencoba membandingkan tingkat pemahaman siswa mengenai pelajaran berdasarkan jumlah siswa di kelas. Mas Sugeng menggambarkannya secara apik melalui contoh pendidikan yang ditempuh oleh tokoh Upin Ipin, Nobita, dan Naruto.
Akan tetapi di saat yang sama, saya diberi tahu seorang teman soal episode terbaru Upin Ipin yang tayang. Teman saya ini tiba-tiba marah. “Apa sih maksudnya?” begitu omelnya.
Lantaran penasaran, saya pun mencoba menonton episode Upin dan Ipin yang dimaksud teman saya. Setelah menonton, saya jadi sangsi kalau Tadika Mesra memberikan pendidikan yang wajar bagi anak berusia dini.
Tugas dari Cikgu Melati nggak masuk akal
Oke, mari kita ingat-ingat terlebih dahulu ketika kita masih seusia Upin dan Ipin. Kalau saya pribadi, ketika TK, saya belajar membaca diselingi bermain plastisin atau bernyanyi. Tergantung gurunya sedang mengajar apa.
Atau tak jarang, saya main di taman bermain dan berakhir dengan rok kotor penuh tanah. Sisanya ya makan bekal yang dibawa dari rumah sembari jajan makanan ringan di kantin. Saya jamin, jamaah mojokiyah pasti sependapat dengan pengalaman saya ini.
Namun hal lumrah yang dirasakan anak TK itu dibantah dengan episode Upin dan Ipin terbaru. Dalam episode tersebut, Upin Ipin dan kawan-kawan sedang latihan soal yang mengharuskan mereka memberikan keterangan bagian-bagian rumah tradisional dalam sebuah gambar. Baik, sampai di sini, tugas mereka masih masuk akal untuk dikerjakan anak seusia mereka, ya.
Siapa sangka tugas tersebut berlanjut menjadi pekerjaan rumah. Cikgu Melati meminta masing-masing siswa membuat maket rumah yang dihuni oleh mereka dan besoknya wajib dikumpulkan. Iya, kalian nggak salah baca, Gaes, pekerjaan sekolah mereka membuat maket rumah dalam sehari!
Bayangkan, deh, anak-anak seusia TK yang biasanya cuma nongkrong makan ABCD Uncle Muthu harus bergelut dengan tugas rumah membuat maket hunian setara anak kuliahan.
Cikgu Melati, saya kasih tahu, ya. Tugas ini sangat nggak mungkin dilakukan anak TK karena yang ada anak-anak bakalan tantrum. Alhasil, yang mengerjakan tugas pasti orang tuanya, deh. Duh.
Baca halaman selanjutnya: Para siswa harusnya nggak dibebani tugas sulit…
Para siswa harusnya nggak dibebani tugas sulit yang cuma diberi waktu pengerjaan sehari
Kalau dipikir-pikir, boro-boro membuat maket rumah, dulu waktu saya sudah SD saja disuruh menghias layangan sudah tantrum. Lha, ini bocil-bocil TK malah diberikan pekerjaan rumah sekelas mahasiswa Arsitektur. Yang bener aja nih, Cikgu Melati? Apalagi anak-anak Tadika Mesra diberi waktu cuma sehari. Duh, mahasiswa Arsitektur saja sampai nggak tidur berhari-hari lho buat bikin maket rumah.
Akan tetapi kayaknya nggak cuma episode ini yang mengundang kehebohan. Pada episode sebelumnya, Cikgu Melati sempat memberikan pelajaran tentang penggunaan alat kelistrikan yang baik dan benar. Yang saya soroti adalah kemampuan Cikgu Melati membuat rumah-rumahan sebagai alat menjelaskan materi tersebut hanya dalam satu malam. Gokil!
Sebenarnya pergantian guru dari Cikgu Jasmine ke Cikgu Melati membawa efek pembelajaran yang lebih modern, sih. Contohnya, nih, anak-anak Tadika Mesra jadi bisa belajar menggunakan media tablet hingga pakai mobil-mobilan sebagai media pembelajaran biar interaktif dan nggak bikin bosen. Jujur, deh, Tadika Mesra menerapkan Kurikulum Merdeka, ya?
Harus diakui, sistem pendidikan di Tadika Mesra makin bagus dan tertata di tangan Cikgu Melati. Tapi menurut saya, seharusnya para siswa nggak dibebani dengan tugas sesulit membuat maket rumah yang dikerjakan dalam sehari, dong. Cikgu, ingat, lho, Upin Ipin dkk., masih berusia 6 tahun!
Menurut kalian gimana, Gaes? Apakah kalian setuju dengan kurikulum yang diterapkan di Tadika Mesra yang mengharuskan murid-murid membuat maket rumah?
Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.