Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Catatan Perjalanan Naik Motor dari Bandung ke Yogyakarta: Berawal dari Pembangkangan

Zaki Annasyath oleh Zaki Annasyath
8 Juli 2020
A A
catatan perjalanan bandung ke yogyakarta MOJOK.CO

catatan perjalanan bandung ke yogyakarta MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Pemaknaan tentang pembangkangan yang mempengaruhi saya untuk melakukan perjalanan pulang dari Bandung ke Yogyakarta menggunakan sepeda motor tiga tahun silam. Saat itu, orang tua melarang saya habis-habisan. Alasannya tentu saja kekhawatiran akan masalah keselamatan saya, dan seterusnya dan seterusnya. Lagipula SIM dan STNK saya yang hilang beberapa bulan lalu belum saya urus lagi.

Tentang pembangkangan dan perjalanan…

Kalau memeriksa kembali kredo beberapa agama mengenai penciptaan manusia, kita dapati sejarah manusia justru mulai bergulir semenjak Adam dan Hawa melakukan pembangkangan. Iblis membebaskan Adam dan Hawa dari belenggu kebodohan dengan menghasut mereka untuk memakan Buah Pengetahuan.

Atas tindakan pembangkangan tersebut, Adam dan Hawa diusir dari surga. Namun di sisi lain, mereka juga mendapat imbalan besar berupa pengetahuan (kemampuan berpikir) dan kebebasan.

Pembangkangan manusia atas otoritas Tuhan melahirkan kisah-kisah sejarah yang memukau. Kata Bakunin, pembangkangan merupakan satu dari tiga prinsip mendasar bagi pembangunan sejarah manusia, baik itu secara kolektif maupun individual. Tentu kita sudah akrab, dan mungkin jemu, dengan bermacam-macam kisah revolusi dari berbagai belahan dunia yang membentuk dunia sekarang ini. Dan bisa dibilang, hidup kita terbuat dari pembangkangan orang-orang di masa lalu.

Dari Bandung ke Yogyakarta

Saat itu saya tetap aja nekat. Pada Kamis pukul 5 pagi, di bulan Ramadan, saya putuskan untuk berangkat menuju Yogyakarta. Naik motor tanpa SIM dan STNK, saya melibas jarak sejauh 319 Km.

Awalnya sih saya amat bersemangat. Sejuknya udara di Bandung dan jalanan yang lengang menggenjot kegembiraan dan semangat saya pagi itu. Apalagi ditambah bayangan akan pemandangan-pemandangan segar yang mungkin saya temui sepanjang jalan nanti.

Namun, semangat itu sedikit sirna ketika melihat kemacetan panjang di daerah Cileunyi. Saya tak mengira akan macet sepagi ini. Padahal saya sengaja berangkat pagi biar terhindar dari momok menakutkan bernama macet.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Entah apa penyebab macet tersebut, yang jelas klakson yang memekakkan telinga, asap knalpot, dan jumlah kendaraan yang bejibun membuat kepala saya sakit. Beberapa kali terlintas pikiran ingin balik badan dan melanjutkan tidur nyenyak di kos.

Tapi untung saja saya bisa bertahan. Harga diri mengalahkan rasa malas melanjutkan perjalanan. Ya masak baru 30 menit berkendara, saya udah nyerah. Kan lucu.

Keluar dari kemacetan, saya langsung tancap gas melanjutkan perjalanan. Dan kalau ingatan saya tak berkhianat, saya mengambil jalur selatan yang nantinya nembus ke Jalan Daendels. Yup, jalan lurus tak berujung yang membosankan itu.

Sepanjang perjalanan, saya sempat menemukan beberapa cegatan polisi yang bikin jantung hampir copot. Maklum, wong saya nggak membawa semua persuratan yang dibutuhkan untuk naik motor. Dan perkaranya akan rumit kalau saya ketilang di kota yang jauh dari kos dan rumah. Salah-salah saya nggak akan nyampe ke Jogja.

Akan tetapi, keberuntungan nyatanya masih berada di pihak saya. Seolah udah terpengaruh cheat polisi cuek, para polisi itu sama sekali nggak menghiraukan keberadaan saya. Saya tentu saja lega. Dengan cepat dan tenang saya melesak pergi meninggalkan area berbahaya itu.

Saya mempertahankan kecepatan itu sampai menemukan masjid yang nyaman untuk disinggahi. Saya memang banyak berhenti untuk istirahat. Hal itu disebabkan saya tetap memaksakan berpuasa meski Islam sendiri membolehkan untuk nggak berpuasa bagi musafir.

Saya melanjutkan perjalanan sambil agak menaikkan kecepatan. Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Langit mulai kemerah-merahan. Dagangan-dagangan khas Ramadan mulai berjejeran di pinggir jalan. Kalau lancar, seharusnya saya tiba di rumah pukul 5 sore.

Namun, mana ada perjalanan yang mulus-mulus aja. Perjalanan, mau gimana jenisnya, pastilah menawarkan kelokan-kelokan tajam, jalan yang bergerigi, dan kemungkinan-kemungkinan buruk lainnya.

Dan benar saja. Karena memacu motor dengan kencang, helm saya terbang dan hilang! Iya, itu terjadi ketika melewati daerah sepi yang terdapat sawah di pinggirnya.

Saat kejadian itu, saya tak langsung berbalik arah. Masalahnya saya takut helm saya mengenai pengendara di belakang. Saya memacu pelan-pelan motor sembari menunggu ada orang yang protes. Setelah merasa aman, barulah saya berbalik ke tkp mencari helm saya.

Usaha pencarian saya nihil. Hemat saya pastilah helm itu jatuh ke area persawahan. Menimbang tipisnya kemungkinan menemukan helm tersebut dan waktu yang sudah menginjak malam, saya akhirnya tancap gas tanpa menggunakan helm.

Saya memelankan irama motor, berusaha menikmati jalanan yang mulai sepi. Waktu telah memasuki Maghrib ketika saya sampai Kulon Progo. Saya berhenti di sebuah warung untuk membeli air mineral dan aneka gorengan.

Setelah ngobrol basa-basi dengan ibu warung, saya langsung ngebut menuju rumah saya di bilangan Jalan Bantul. Bayangan akan kehangatan kasur di rumah memecut semangat saya untuk terus ngebut dan ngebut dan ngebut.

Namun, bayangan itu segera lenyap ketika sampai di rumah. Rumah saya dikunci. Keluarga saya pergi entah ke mana. Berkali-kali saya menelepon nggak diangkat. Tetangga saya pun tak tahu menahu.

Saya yang amat letih pun akhirnya memilih untuk tidur di teras rumah sambil menunggu kedatangan keluarga. Dan saya benar-benar tertidur sampai orang tua membangunkan saya. Tentu saja mereka kaget melihat seonggok gembel yang tertidur di teras rumah.

Saya pusing sekali. Terhitung saya tertidur selama dua jam di teras. Tanpa banyak cincong, saya langsung ke kamar dan rebahan. Dalam hati, muncul keinginan untuk tak membangkang lagi untuk melakukan perjalanan. Sekarang kembali menjadi anak yang patuh dan berbakti kepada orang tua.

BACA JUGA Cerita Horor Pakdhe Saya yang Diseruduk Siluman Manusia Berkepala Kuda dan tulisan Zaki Annasyath lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Juli 2020 oleh

Tags: BandungJogjaperjalananYogyakarta
Zaki Annasyath

Zaki Annasyath

Medioker

ArtikelTerkait

KKN di Kota Jogja Ternyata Nggak Mudah, Nggak Semua Mahasiswa Mampu. Mending Pikir Ulang Sebelum Terjun ke Sana  Mojok.co

KKN di Kota Jogja Nggak Mudah, Nggak Semua Mahasiswa Mampu. Mending Pikir Ulang Sebelum Terjun ke Sana 

23 Mei 2024
Klaten Nggak Melulu Candi Prambanan dan Umbul Ponggok, Ada Desa Kemudo yang Tak Kalah Istimewa! klaten solo jogja

Empat Tahun Mondar-mandir Solo-Jogja, Musuh Terberatku Bukan Macet, tapi Klaten

13 Agustus 2025
Cari Kos Murah di Jogja Ibarat Mencari Jarum di Tumpukan Jerami 10 Ton, Susahnya Minta Ampun!

Cari Kos Murah di Jogja Ibarat Mencari Jarum di Tumpukan Jerami 10 Ton, Susahnya Minta Ampun!

17 Juli 2022
Jalan Adisucipto Jogja Diam-diam Menyedihkan di Balik Keramaiannya Mojok.co

Jalan Adisucipto Jogja Diam-diam Menyedihkan di Balik Keramaiannya

18 November 2025
Jembatan Jirak Gunungkidul: Jadi Tempat Main Pedagang Ternak hingga Saksi Bisu Kisah Cinta Anak Penguasa Kerajaan Jin dengan Manusia

Jembatan Jirak Gunungkidul: Jadi Tempat Main Pedagang Ternak hingga Saksi Bisu Kisah Cinta Anak Penguasa Kerajaan Jin dengan Manusia

10 Maret 2024
Pengalaman Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh untuk Pertama Kali

Pengalaman Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh untuk Pertama Kali

15 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.