Casper, Cerminan Sad Boy Sesungguhnya

Casper, Cerminan Sad Boy Sesungguhnya Terminal Mojok

Casper, Cerminan Sad Boy Sesungguhnya (KadirOrhan/Shutterstock.com)

Siapa yang tak kenal Casper? Sosok hantu kecil nan ramah ini tentu lekat dengan masa kecil generasi milenial yang suka menghabiskan waktu sore harinya dengan menonton acara animasi di televisi. Casper digambarkan sebagai hantu dengan image yang berbeda 180 derajat dengan citra hantu yang selama ini kita kenal, menyeramkan dan suka menakut-nakuti manusia. Sebaliknya, Casper diceritakan sebagai figur hantu anak laki-laki imut dan sama sekali tidak suka menggoda manusia.

Dikisahkan pula, ia tinggal di sebuah kastil tua bersama ketiga pamannya yang juga hantu, yakni Stretch, Stinky, serta Fatso. Ketiga pamannya ini suka sekali membuat ulah dengan mengerjai manusia melalui mimik wajah menyeramkan ataupun suara-suara horor.

Dalam film yang menyatukan animasi tiga dimensi dengan live action yang dibintangi oleh aktris Christina Ricci pada tahun 1995, misteri kematian Casper diungkap. Sebelum menjadi hantu gentayangan, ia adalah seorang anak berusia 12 tahun dengan nama lengkap Casper McFadden. Ketika musim dingin tiba, ia terlalu lama bermain kereta salju di luar rumah sehingga dirinya terserang pneumonia dan meninggal dunia. Saat menjadi hantu pun, Casper masih terperangkap dalam jiwa ABG-nya di mana pada masa-masa itu seseorang pasti membutuhkan teman curhat dan mulai mengenal lawan jenis.

Casper tinggal di kastil tua bersama tiga pamannya (Unsplah.com)

Sayangnya, bayangan mengenai hantu yang mengerikan ternyata sudah sangat melekat dalam setiap benak manusia. Hal ini pun tak lepas dari jalan hidup Casper sebagai sosok gaib. Belum sempat berkenalan, setiap kali ia menampakkan diri untuk mencoba penjajakan dengan manusia, mereka pasti kabur ketakutan.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Peluang Casper untuk berkenalan dan menjalin hubungan dengan manusia seolah terbuka kembali ketika seorang anak perempuan bersama ayahnya berencana tinggal di kastil tempat Casper dan ketiga pamannya berdiam.

Kathleen, atau yang lebih akrab dipanggil Kat, nama anak perempuan itu. Walaupun awalnya takut dengan eksistensi makhluk halus di tempat tinggalnya, lambat laun Kat dan Casper pun mulai akrab. Witing tresno jalaran seko kulino, mungkin ungkapan inilah yang bisa disematkan pada hubungan antara dua makhluk beda dimensi tersebut. Disadari atau tidak, sebagai hantu, Casper mungkin tengah mengalami apa yang dinamakan cinta monyet. Ia dengan sigap selalu mengulurkan tangan untuk Kat setiap kali gadis itu membutuhkan bantuannya.

Bisa dansa bareng Kat walau sebentar (Unsplah.com)

Bak mendapat durian runtuh, suatu kali Casper berkesempatan untuk sejenak merasakan menjadi manusia dengan bantuan mantera ajaib dari hantu mendiang Ibu Kat. Ia memanfaatkan keajaiban itu untuk berdansa dengan Kat, gadis yang disukainya.

Namun seperti kisah Cinderella, Casper harus merelakan momen bahagia itu hilang seketika saat jam berdentang 10 kali. Ya, mungkin karena masih anak-anak, jadi ia tidak seperti Cinderella yang diberi waktu hingga tengah malam. Ia kecewa meskipun tahu hal itu akan terjadi. Selamanya, ia dan Kat tidak akan pernah bisa bersama sebagai pasangan. Kat adalah entitas yang hidup dan bernyawa, sedangkan ia hanyalah ektoplasma.

Kisah sedih Casper sebagai hantu sad boy tidak berhenti di situ saja. Meskipun tidak diceritakan di film dan animasinya, sesungguhnya Casper memiliki sesama teman hantu. Teman hantunya yang juga baik hati dan tidak usil adalah Pearl yang merupakan hantu perempuan cantik berambut panjang. Tetapi, ia tidak pernah melakukan pendekatan kepada Pearl meskipun dunia mereka sama karena hantu perempuan cilik itu lebih menyukai hantu laki-laki lain bernama Spooky. Boleh dikata, Spooky adalah hantu yang jauh lebih beruntung karena meskipun ia tidak imut dan nakal, Pearl selalu setia berada di sampingnya.

Temenan sama penyihir juga (Unsplash.com)

Teman sebaya Casper yang lain adalah seorang penyihir cilik perempuan yang manis. Penyihir yang suka menolong makhluk hidup lainnya itu bernama Wendy. Memiliki nasib serupa, Wendy juga tinggal bersama ketiga bibinya yang adalah penyihir jahat. Casper dan Wendy sangat akrab karena mereka juga memiliki visi dan misi yang sama yakni untuk membantu semua makhluk hidup lainnya.

Sayangnya, walaupun memiliki begitu banyak persamaan, tetap saja Casper dan Wendy tidak akan pernah bisa bersatu selamanya. Apalagi kalau bukan perbedaan dasar mereka, Wendy—meskipun seorang penyihir—adalah seorang manusia. Mungkin saat ini yang Casper butuhkan hanya duduk termenung menatap hujan sambil mendengarkan lagu Tulus terbaru yang bertajuk “Hati-hati di Jalan”.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version