Tahun lalu, salah satu penulis Terminal Mojok bernama Fajar Novianto membuat klaim yang menemui kebenarannya. Menurut Fajar, es teh jumbo adalah minuman yang bisa dan akan bertahan di segala musim. Saya setuju dengan pendapat Fajar. Bagi kebanyakan orang Indonesia, teh memang minuman favorit.
Di Pulau Jawa sendiri, khususnya Jogja, es teh jumbo tetap digdaya di kala musim hujan. Maklum, meski hujan, hawa di banyak tempat di Jogja malah terasa gerah. Makanya, minuman ini tetap laku. Saking lakunya, ada saja oknum yang memanfaatkan polosnya pembeli. Mereka melakukan cara-cara licik untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya.
Nah, setelah melakukan pengamatan dan uji coba sendiri. Berikut 3 cara licik yang dilakukan oleh oknum pedagang es teh jumbo.
Daftar Isi
Memakai air mentah
Untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya, ada oknum pedagang es teh jumbo yang menggunakan air mentah. Mereka menggunakan air mentah untuk membuat bahan teh dalam jumlah besar. Oknum ini antara malas memasak air sampai mendidih supaya bakteri dan mikroorganisme berbahaya mati dan terlalu pelit membeli air mineral.
Pembeli es teh jumbo harus waspada. Air mentah punya banyak kandungan berbahaya. Beberapa bakteri yang ada di air mentah adalah Salmonella, E.Coli, hingga Giardia. Kamu bisa sakit perut, diare, dehidrasi, hingga kematian, kata Halodoc.
Tidak hanya itu, di dalam air mentah, ada juga mikroorganisme bernama Vibrio cholerae. Mikroorganisme ini bisa menyebabkan infeksi usus, kolera, dan diare akut. Parah, sih
Baca halaman selanjutnya: Cara licik pedagang membawa penyakit untuk pembeli yang polos.
Es batu dari air mentah
Salah satu komponen penting dari es teh jumbo tentu saja es batu. Sudah ada banyak penyedia es batu yang menggunakan air matang. Tinggal pesan saja, es batu akan dikirimkan.
Namun, ada saja oknum pedagang yang nggak mau rugi. Mereka memakai batu es dari air mentah, yang bisa beli atau bikin sendiri. Es batu dari air mentah ini memiliki bahaya sama seperti air mentah itu sendiri.
Untuk membedakan es batu dari air matang dan mentah, saya ingin berbagi tips. Es batu dari air mentah cenderung berwarna putih seperti susu. Terkadang ada gelembung di dalamnya.
Gelembung ini menunjukkan bahwa masih banyak gas atau oksigen yang terperangkap di dalam es. Biasanya, es yang terbuat dari air mentah akan dikemas dalam bentuk es balok, terasa kurang segar saat dicium aromanya, dan terdapat kotoran di dalamnya, kata Halodoc. Jadi, waspadalah kamu para penikmat es teh jumbo.
Tidak mengganti bahan es teh jumbo yang sudah kecut
Cara licik berikutnya dari oknum es teh jumbo adalah tidak mengganti bahan teh yang sudah lama. Kalau orang Jogja menyebutnya sebagai “dekokan”. Bisa juga disebut sebagai teh basi. Kalau sudah lama, biasanya teh menjadi terasa kecut.
Teh yang tidak lagi segar tentu mengurangi kenikmatan meminum ini di kala matahari sedang terik-teriknya. Teh basi itu juga mengandung bahaya jika dikonsumsi. Misalnya, kamu bisa kena diare atau hingga infeksi karena kuman di dalamnya.
Sebenarnya, teh basi sendiri punya berbagai manfaat. Misalnya, bisa untuk perawatan rambut, menyegarkan kulit wajah, hingga menyuburkan tanaman. Namun, semuanya adalah “pemakaian luar”, tidak dimasukkan ke dalam lambung. Makanya, teh basi nggak cocok untuk es teh jumbo.
Jadi, itulah 3 cara licik oknum pedagang es teh jumbo yang saya temukan. Teh memang nikmat, apalagi tambah es, bikin segar. Namun, tidak ada salahnya berhati-hati karena sehat itu mahal harganya!
Penulis: Yamadipati Seno
Editor: Yamadipati Seno
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.