Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

BSI, Bank Syariah Terbesar yang Katanya Modern, tapi Bikin Nasabah Malu, Kesal, dan Terkadang Terhina

Aliful Muhlis oleh Aliful Muhlis
6 September 2025
A A
BSI, Bank Syariah Terbesar yang Katanya Modern, tapi Bikin Nasabah Malu, Kesal, dan Terkadang Terhina

BSI, Bank Syariah Terbesar yang Katanya Modern, tapi Bikin Nasabah Malu, Kesal, dan Terkadang Terhina

Share on FacebookShare on Twitter

Tidak penting BSI dibilang “bank syariah terbesar” kalau kenyataannya untuk transfer uang saja bikin frustrasi

Saya adalah seorang aktivis ekonomi syariah. Sejak kuliah, saya aktif di Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI), sebuah organisasi mahasiswa yang bergerak dalam dakwah dan gerakan ekonomi syariah. Semangat itu terus saya bawa hingga hari ini, dengan bergiat di lembaga filantropi Islam serta berbagai aktivitas sosial untuk mendorong tumbuhnya ekosistem keuangan syariah di Indonesia.

Oleh karena itulah, saya sangat peduli dengan perkembangan perbankan syariah. Saya ingin perbankan syariah bukan sekadar besar secara aset, tetapi juga kuat secara pelayanan. Maka dari itu, saya punya concern serius terhadap BSI.

Katanya Bank Syariah Indonesia (BSI) adalah bank syariah terbesar di Indonesia, bahkan digadang-gadang sebagai “leader” perbankan syariah. Sebagai aktivis ekonomi syariah, saya seharusnya bangga. Namun, kenyataannya sering kali saya justru dibuat malu, panik, bahkan rugi akibat pelayanan dan teknologi yang amburadul.

BSI Mobile yang, aduh…

Mari mulai dari aplikasi mobile banking-nya, BSI Mobile (Byond). Rasanya sudah jadi rahasia umum kalau aplikasi ini lemot setiap saat. Gangguan harian sudah kayak menu wajib. Puncak rasa malunya muncul saat saya belanja di warung atau toko, mau bayar pakai QRIS. Bukannya cepat dan praktis, saya malah berdiri lama di depan kasir karena aplikasi tidak kunjung merespons.

Penjual mulai curiga, seolah-olah saya nggak punya saldo atau bahkan mau menipu. Orang-orang di belakang ikut menatap karena antrean jadi terhambat. Padahal masalahnya bukan di saya, melainkan di aplikasinya.

Saya yakin banyak orang pernah mengalami situasi serupa. Di era serba digital, kita terbiasa mengandalkan QRIS untuk transaksi kecil maupun besar. Harusnya ini jadi solusi praktis, tapi dengan BSI justru berubah jadi sumber stres. Bayar kopi lima belas ribu saja bisa bikin jantung deg-degan, bukan karena nominalnya, tapi karena aplikasinya tidak bisa dipakai.

Lemot bukan satu-satunya masalah. Beberapa kali saya alami transfer gagal, saldo terpotong, tapi dana tidak sampai ke rekening tujuan. Masalah semacam ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga secara psikologis. Bayangkan, saat transaksi penting malah macet, uang menguap sementara, dan yang ada hanya rasa panik.

Baca Juga:

Sebagai Anak Muda, Ini Alasan Saya Memakai Bank Syariah Indonesia (BSI)

Saya Katolik dan Pengguna BSI Mobile, Jadi Makin Tahu Arah Kiblat dan Takut Transaksi Haram

Pelayanan di bank yang mengecewakan

Masalah serupa juga terjadi di layanan fisik. ATM BSI sering bikin kesal. Jarak antar satu ATM dengan ATM lain berjauhan, belum lagi sering error. Tak jarang layar ATM menampilkan tulisan “out of service.” Kadang mesin tidak bisa tarik tunai, kadang bermasalah saat setor. Ini bukan sekadar pengalaman pribadi, banyak kawan-kawan saya juga mengeluh hal yang sama. Bagi nasabah, kondisi ini jelas tidak nyaman.

Dari sisi pelayanan di bank juga tidak kalah mengecewakan. Sebagai tim keuangan di tempat saya bekerja, saya sering ke bank untuk urusan finance. Tapi antrean lama sekali, pelayanannya pun lamban, padahal kondisi bank tidak terlalu ramai. Bayangkan, hanya untuk tarik tunai saja harus menunggu berjam-jam. Di bank lain, urusan serupa bisa selesai lebih cepat. Jadi kenapa di BSI tidak bisa lebih efisien?

Lebih parah lagi, saya pernah mendapat cerita dari tim penghimpunan lembaga kami. Mereka setor tunai dengan nominal jutaan, tapi uangnya berupa recehan: seribuan, dua ribuan, hingga koin. Itu hasil donasi masyarakat yang harus disetorkan. Bukannya dilayani dengan ramah, teller BSI justru bersikap sedikit judes dan merendahkan, seolah-olah uang recehan itu tidak bernilai. Padahal, di situlah letak amanah: bagaimana memperlakukan titipan publik, sekecil apa pun bentuknya, dengan penuh hormat. Syariah bukan cuma soal akad, tapi juga sikap dan pelayanan.

Tak berhenti di aplikasi

Seorang teman saya bahkan punya pengalaman lebih parah. Ia berniat membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) adiknya di hari terakhir pembayaran. Transaksi gagal, saldo terpotong, tapi pembayaran tidak tercatat. Akibatnya, adiknya tidak bisa KRS-an, dan teman saya dituduh menggelapkan uang kuliah oleh orang tuanya. Padahal, itu saldo terakhir di rekeningnya. Lebih sial lagi, keesokan harinya adalah akhir pekan, sehingga kantor bank tutup.

Untung pihak kampus masih memberi toleransi setelah dijelaskan, kalau tidak adiknya bisa terancam cuti kuliah. Namun tetap saja, BSI baru mengembalikan saldo maksimal 14×24 jam. Bayangkan, untuk urusan sepenting itu, butuh dua minggu hanya untuk mengembalikan uang sendiri.

Masalah tidak berhenti di aplikasi mobile. Internet banking BSI (Cuz.BSI) juga tak kalah menyedihkan. Di tempat saya bekerja—sebuah lembaga filantropi Islam—kami menggunakan BSI untuk payroll karyawan dan berbagai transaksi ke mitra. Tapi setiap kali melakukan transfer ke banyak penerima, lemotnya minta ampun. Tak jarang gagal total. Bukan sekadar menghambat kerja, tapi merusak kepercayaan mitra dan penerima manfaat yang menunggu pencairan dana. Untuk lembaga filantropi, ini jelas berbahaya. Sebab yang kami kelola adalah amanah publik. Begitu transfer tersendat, reputasi lembaga ikut dipertaruhkan.

Ironis, bank yang mengklaim paling syariah justru kalah dalam aspek pelayanan. Syariah seharusnya bukan sekadar label atau jargon. Syariah adalah soal amanah, transparansi, dan keadilan. Kalau urusan transaksi dasar saja gagal berulang kali, di mana letak prinsip amanahnya?

Sebagai nasabah, kami tidak butuh jargon atau branding megah. Tidak penting BSI dibilang “bank syariah terbesar” kalau kenyataannya untuk transfer uang saja bikin frustrasi. Kami butuh layanan lancar, teknologi andal, dan kepastian transaksi. Itu saja.

BSI mentereng, tapi itu tidak penting

Saya pribadi sebagai aktivis ekonomi syariah jadi malu. Bagaimana mau meyakinkan orang bahwa sistem ekonomi syariah itu solutif, kalau bank syariahnya sendiri membuat nasabah frustrasi? Rasanya percuma berbicara tentang inklusi keuangan syariah, zakat digital, atau wakaf produktif kalau bank syariah nasionalnya justru kalah kualitas dibanding bank konvensional.

BSI memang punya status mentereng: merger tiga bank syariah, aset raksasa, branding nasional. Tapi status besar tanpa pelayanan yang mumpuni hanya jadi kebanggaan semu. Ketika nasabah berulang kali mengalami kerugian dan kekecewaan, wajar jika kepercayaan publik terhadap perbankan syariah ikut tergerus.

Harapan saya sederhana: semoga BSI segera berbenah. Tidak perlu muluk-muluk dulu bicara tentang ekspansi internasional atau target-target besar. Selesaikan dulu masalah di dalam negeri: aplikasi mobile yang stabil, internet banking yang bisa diandalkan, ATM yang berfungsi, dan pelayanan bank yang menghargai nasabah. Kalau BSI bisa membuktikan diri di hal-hal dasar ini, barulah pantas disebut sebagai pemimpin perbankan syariah di Indonesia.

Penulis: Aliful Muhlis
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sebagai Anak Muda, Ini Alasan Saya Memakai Bank Syariah Indonesia (BSI)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 September 2025 oleh

Tags: ATM BSIbank syariahbank syariah indonesiabsikeuangan syariah
Aliful Muhlis

Aliful Muhlis

Ketua Umum Madura Millenial Institute (MMI).

ArtikelTerkait

5 Hal yang Sering Ditutup-tutupi Soal Bank Syariah BSI

5 Hal yang Sering Ditutup-tutupi Soal Bank Syariah

19 Agustus 2022
5 Hal yang Sering Ditutup-tutupi Soal Bank Syariah BSI

BSI Benar-benar Bikin Nasabahnya Langsung Berasa “Kere Mendadak”

12 Mei 2023
5 Hal yang Sering Ditutup-tutupi Soal Bank Syariah BSI

3 Fakta Menarik BSI yang Mungkin Kamu Nggak Tahu

14 Mei 2023
Saya Malu Jadi Lulusan Jurusan Ekonomi Syariah: Jurusannya Kurang Populer dan Lulusannya yang Galak-galak Mojok.co

Saya Malu Jadi Lulusan Jurusan Ekonomi Syariah: Jurusannya Kurang Populer dan Lulusannya yang Galak-galak

22 November 2023
4 Aplikasi m-Banking yang Bikin Nasabah Makin Boros Terminal Mojok

4 Aplikasi m-Banking yang Bikin Nasabah Makin Boros

1 Oktober 2022
Muhammadiyah Tarik Dana 15 Triliun dari BSI. Ada Apa? (Nyanews via Shutterstock.com)

Muhammadiyah Menarik Dana 15 Triliun dari BSI. Ada Apa Gerangan dan Bagaimana Menyikapinya?

12 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.