Brand Skincare Jualan Masker Medis? Yakin Kamu Mau Beli?

Brand Skincare Jualan Masker Medis? Yakin Kamu Mau Beli? terminal mojok.co

Brand Skincare Jualan Masker Medis? Yakin Kamu Mau Beli? terminal mojok.co

Pandemi yang nggak berkesudahan ini membuat kita mau nggak mau harus menambah pengeluaran untuk membeli masker. Membeli masker sebenarnya nggak sesusah dulu. Ketika awal pandemi, masker, terutama masker medis, mengalami kelangkaan. Masih inget, kan, ketika satu boks masker harganya mencapai ratusan ribu, kasus para penimbun masker, sampai penjual keji yang menjual ulang masker bekas?

Sekarang, masker masih jadi sumber cuan bagi banyak orang, tapi untung saja bukan dengan cara yang curang. Bisa dilihat bahwa sekarang ini sebagian masyarakat memilih untuk jadi pedagang masker. Banyak orang yang memanfaatkan momentum kebutuhan manusia akan masker ini dengan berjualan, entah itu gelar karpet, bawa meja, atau men-display segala macam masker di mobil di pinggir jalan. Melimpahnya penjual masker dadakan ini juga memudahkan kita untuk mendapatkan masker tanpa perlu masuk ke apotek.

Rupanya, nggak hanya masyarakat biasa yang banting setir berkarier di kancah permaskeran. Para produsen skincare pun nggak mau ketinggalan. Nggak hanya Sensi atau Orlee yang mereknya menghiasi permukaan masker medis yang kita kenakan, tapi kita juga bisa menemukan masker dengan nama merek yang sama dengan produk perawatan wajah yang kita gunakan sehari-hari, seperti Madame Gie dan Bioaqua. 

Saya menengok dua merek skincare tadi melalui Shopee Mall. Untuk Madame Gie, masker yang dijajakan beraneka jenis, warna, dan motifnya. Brand skincare milik Gisella Anastasia ini mungkin menawarkan variasi masker yang lebih komplet daripada pilihan yang ada di supermarket. Masker medis biasa, KF94, KN95, hingga Duckbill ada semua. Nggak hanya 3 lapis, masker Madame Gie yang KF94 bahkan mengklaim bahwa mereka terdiri dari 4 lapis! Tapi untuk saat ini mereka harus tetap sabar karena maskernya masih belum bisa mengalahkan jumlah lapisan Tango. 

Masker yang diproduksi oleh Madame Gie punya warna-warni yang cantik dan cocok buat melengkapi fesyen OOTD. Kemasannya pun menarik. Gisella bahkan turun tangan secara langsung untuk mendemonstrasikan cara mengenakan maskernya. Nggak tanggung-tanggung juga, video produksi maskernya pun turut dilampirkan di setiap produk yang ada di Mall mereka. Seakan-akan meyakinkan kita bahwa masker ini terpercaya. Eits, tapi, kok, di kemasannya nggak tertera nomor izin edar dari Kemenkes, ya? Di deskripsinya juga nggak ada. Hayooo~

Selain Madame Gie, merek skincare asal China, Bioaqua, juga ikutan nyemplung ke ranah produksi masker dan alat proteksi diri. Bioaqua agaknya sangat bersiap menghadapi gelora pasar selama pandemi ini karena mereka turut menjual oximeter, sarung tangan sekali pakai, kotak masker, bahkan strap masker–yang akhir-akhir ini meningkatkan kreativitas ibu-ibu Nusantara dengan rela meronce satu per satu manik-manik hingga memanfaatkan kain perca. Saya jadi curiga kalau pengusaha di balik merek Bioaqua ini adalah Mail karena semua benda dijual.

Sejujurnya, saya terkejut sewaktu tau bahwa Bioaqua sudah memiliki lencana Mall di Shopee mengingat produk perawatan wajah ini sempet kontroversial beberapa waktu lalu. Sekitar 2-3 tahun lalu, Bioaqua dicurigai terkait keamanan produknya karena belum terdaftar di BPOM, banyak produknya yang dipalsukan, sampai dituduh meniru produk lain tapi menjualnya dengan harga lebih terjangkau. Oleh karena itu, saya berharap banget Bioaqua seenggaknya sudah mendaftarkan produknya, terutama masker, untuk membersihkan namanya. Nyatanya, Bioaqua nggak berbeda dari Madame Gie yang belum juga punya nomor izin edar. Haduh.

Sebagian review dari buyer yang saya baca dari kedua produk tadi mengatakan bahwa maskernya tipis. Beberapa buyer masih sempet memaafkan ketipisan masker dengan mengatakan bahwa warna maskernya cantik, lebih nyaman buat dipakai bernapas, sampai kata sakti, “sesuai harga”.

Cukup sedih melihat masker hasil produksi brand skincare yang cukup dikenal di masyarakat ini belum ada izin edarnya. Awalnya saya juga berminat buat ikutan beli karena harga dan rupanya yang menarik. Namun, saya jadi urungkan niat karena merasa sangsi sama keamanannya. Ditambah lagi maskernya nggak memberikan jaminan anti-maskne. Kalau saja ada masker super yang mencegah maskne, tapi juga tetap diizinkan edarnya oleh Kemenkes, sudah pasti jadi idola semua umat itu. Kalau nggak salah merek Ms. Glow punya produk maskne (masker antiacne), ya sekarang. 

Terlepas dari merek, terutama merek skincare yang sudah punya nama terlebih dahulu sebelum mulai memasarkan masker, memilih masker itu susah-susah gampang. Di tengah gempuran produsen yang berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi masker yang menarik tapi dengan harga murah, konsumen dituntut untuk senantiasa teliti sebelum membeli. 

Bandingkan, deh, harga masker yang memiliki izin edar dari Kemenkes dengan masker kosongan yang mengedepankan estetika semata. Saya sudah sering pakai masker bahkan sebelum pandemi. Pada masa itu, satu boks berisi 50 lembar masker biasanya dijual dengan harga Rp 25-30ribu. Tapi sekarang dengan hanya mengeluarkan uang sebesar Rp9 ribu pun kita bisa dapet masker sebanyak 50 lembar. Wow, penghematan banget, kan? Memang sih masker ini cuma sekali pakai. Tapi selama dipakai, kita nggak tau kan partikel atau droplet apa yang lolos dari filtrasi masker yang rasanya setipis kertas A4 80 gram itu?

Sebelum terlanjur beli masker yang nggak punya izin edar, kalian bisa mengakses situs infoalkes.kemkes.go.id milik Kemenkes. Di situ kalian bisa mengecek masker incaran sudah Kemenkes-approved atau belum. Kalau belum, skip aja, deh. Mending beli produk yang memang terjamin atau sebagai gantinya, kalian juga bisa menggunakan masker kain yang justru lebih ramah lingkungan dan hemat.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version