Saya Memutuskan Hijrah ke Bioskop XXI Premiere setelah Dikecewakan Penonton Norak Bioskop Reguler

Saya Memutuskan Hijrah ke Bioskop XXI Premiere setelah Dikecewakan Penonton Norak Bioskop Reguler

Saya Memutuskan Hijrah ke Bioskop XXI Premiere setelah Dikecewakan Penonton Norak Bioskop Reguler (Unsplash.com)

Kalau nonton film di bioskop XXI Premiere lebih khusyuk dan nggak perlu ketemu penonton nyebelin.

Bagi saya, menonton film adalah salah satu bentuk hiburan yang cukup efektif. Saya sangat bersyukur tak jauh dari rumah saya ada bioskop yang bisa ditempuh dalam waktu setengah jam saja, tepatnya di Kota Solo. Ya hitungannya memang agak jauh sih, tapi bagaimanapun tetap saya syukuri karena banyak orang yang nggak seberuntung saya.

Selama masa gap year, saya lebih leluasa untuk menonton film yang saya sukai. Selain itu, sebagai penikmat film, suasana khidmat adalah hal yang wajib ada ketika saya sedang menonton film. Faktor kenyamanan ketika berada di bioskop menjadi hal yang tak bisa ditawar. Apalagi kalau film itu benar-benar ingin saya tonton dari jauh-jauh hari.

Akan tetapi, akhir-akhir ini saya merasa kurang nyaman tiap nonton bioskop, khususnya di bioskop XXI reguler. Fakta bahwa harga tiket bioskop reguler terjangkau bagi siapa pun membuat siapa saja bisa memesan tiket dan nonton film, termasuk orang-orang yang nggak bermoral. Udah sering melihat postingan soal ulah orang-orang tolol ini di dalam bioskop, kan? Ada yang makan nasi Padang di dalam studio hingga meninggalkan sampahnya di kursi begitu saja.

Lantaran gerah menemui hal-hal semacam itu, saya pun memutuskan hijrah ke bioskop XXI Premiere agar kekhusyukan saat menonton film terjamin. Setidaknya alasan-alasan ini juga menguatkan keputusan saya untuk pindah studio.

Bioskop dijadikan tempat ngadem pelajar di weekdays

Saya pernah memiliki pengalaman bertemu pelajar saat hendak nonton film di bioskop di waktu weekdays. Tak hanya sekali, melainkan berkali-kali, saya bertemu gerombolan pelajar di ruang tunggu bioskop. Yang lebih bikin jengkel, kebanyakan dari mereka menunggu di depan pintu masuk bioskop.

Saya nggak tahu ya mereka memang beneran mau nonton film apa gimana, tapi tak jarang ada juga yang sampai berfoto di lorong bioskop dan bikin risih penonton lainnya. Okelah, mungkin mereka memang pengin refreshing sejenak dengan nonton film di bioskop bareng teman-teman, tapi kan bisa pulang dulu ke rumah, mandi, lalu ganti baju. Kadang kalau saya satu studio dengan mereka, aroma kaos kaki dan keringat mereka tercium persis di hadapan saya, lho.

Tentu hal ini nggak saya dapatkan ketika nonton di bioskop XXI Premiere. Mengingat harga tiketnya yang lebih mahal, para pelajar biasanya akan mikir dua kali untuk nonton di sini. Saya pun bebas dari pelajar yang bikin risih.

Baca halaman selanjutnya: Penonton bioskop reguler selanjutnya yang bikin saya sebel…

Pengunjung bergerombol saat antre

Penonton bioskop reguler selanjutnya yang bikin saya sebel adalah mereka yang nonton secara bergerombol. Persis seperti yang saya keluhkan sebelumnya, banyak juga penonton yang bergerombol secara nggak beraturan saat antre. Kadang saya sampai bingung antreannya sebelah mana gara-gara ada gerombolan orang ini.

Saran saya, kalau kalian nonton bareng rombongan, mbok teman-teman lainnya disuruh nggak menghalangi antrean. Cukup satu atau dua orang aja yang antre tiket, nggak usah semuanya ikutan berdiri. Kalau ketemu gerombolan kayak gini saya mencoba positive thinking, mungkin rombongan ini baru pertama kali nonton di bioskop, makanya pengin ngerasain sensasi pesan tiket. Mungkin lho yaaa.

Penonton bioskop reguler yang ngoceh terus

Udah dibikin kesel saat antre tiket, mosok ketika nonton di dalam studio juga dibikin jengkel? Jadi gini, sebelum memutuskan hijrah ke bisokop XXI Premiere, saya kerap nonton di bioskop reguler. Saat itu, saya sering ketemu penonton yang mengajak pacar atau temannya lebih dari satu orang. Okelah kalau ngajak orang lain untuk nonton film ya nggak masalah. Masalahnya, sepanjang film diputar, mosok orang-orang ini ngoceh terus?

Kadang kalau studio tempat saya nonton nggak begitu rame dan penuh, saya merespons hal tersebut dengan pindah ke kursi yang masih kosong jauh dari penonton norak ini. Saya tahu, saya melanggar peraturan dengan berpindah kursi, tapi gimana ya, kenyamanan saat menonton adalah hal utama.

Buka hape di tengah film

Penonton nyebelin di bioskop reguler yang bikin saya memutuskan hijrah ke bioskop XXI Premiere adalah orang yang sok sibuk mainan hape di tengah-tengah pemutaran film. Plis deh, hal ini jelas mengganggu penonton lainnya, apalagi kalau tingkat kecerahan hapenya setara cahaya Ilahi. Ampun, deh.

Kelebihan nonton film di bioskop XXI Premiere

Selain terhindar dari penonton-penonton norak, nonton film di bioskop XXI Premiere juga membuat acara nonton saya jadi lebih berkualitas. Gimana nggak berkualitas, wong audio, visual, sampai tempat duduk di studio XXI Premiere oke banget. Tempat duduknya bisa diatur, dapat selimut, karcis bioskopnya diamplopin. Terus yang paling mewahnya lagi, apa yang saya keluhkan di atas nggak saya temukan di bioskop XXI Premiere. Xixixi.

Penulis: Fajar Novianto Alfitroh
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Alasan Saya Nggak Butuh Kehadiran Bioskop.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version