Binte Biluhuta, Sup Jagung Khas Gorontalo yang Wajib Banget Dicoba

Binte Biluhuta, Sup Jagung Khas Gorontalo yang Wajib Banget Dicoba (Supardisahabu via Wikimedia Commons)

Binte Biluhuta, Sup Jagung Khas Gorontalo yang Wajib Banget Dicoba (Supardisahabu via Wikimedia Commons)

Gorontalo, selain dikenal dengan Kota Serambi Mekah, juga dikenal dengan milu siram atau binte biluhuta. Binte biluhuta adalah makanan khas Gorontalo yang rasanya pasti endeus mantulita. Yang bikin makin spesial, makanan ini jarang ditemukan di daerah lain, alias eksklusif

Binte biluhuta artinya adalah milu siram. Milu sendiri artinya jagung. Jadi, kalau diterjemahkan untuk target pasar yang lebih luas, binte biluhuta artinya sup jagung. Makanan ini amat ikonik, saking ikoniknya, sampe dibikinin lagu.

Begini lagunya:

Binde biluhuta ula ulau loduwo… (milu siram bercampur dengan nike/ikan)

Wanu olamita ngoinda mopulito… (kalau dirasa enak akan cepat habis)

Binde biluhuta malo sambe lolowo… (milu siram sangat pedas)

Malita dadata orasawa tohuwoto… (banyak cabe rasanya sampai di gusi)

Monga binde binde biluhuta… (makan milu milu siram)

Timi idu bele dila tamotolawa… (seisi rumah tidak ketinggalan)

Binde biluhuta diyaluo tou weo… (milu siram tidak ada di tempat lain)

Binde biluhuta bome to Hulondalo… (milu siram hanya di Gorontalo)

Sebagaimana namanya milu siram atau jagung yang disiram, penyajian kuliner ini adalah dengan merebus milu yang dipakai kuah bercampur bumbu. Cara buat kuliner khas Gorontalo ini tidak seperti sup jagung biasa yang direbus dengan tongkol. Namun, milu terlebih dahulu harus dicude (dipisahkan) antara biji milu dengan tongkol. Yang dipakai adalah biju milu yang manis, sedangkan tongkolnya dibuang kayak masa lalu yang pahit.

Jagung (Pixabay.com)

Paling enak jika milu yang dipakai adalah jagung ketan, masyarakat biasa menyebutnya milu pulo. Namun, karena saat ini milu pulo semakin langkah di pasaran dan agak mahal, maka sudah jarang ditemukan binde biluhuta dengan bahan milu pulo. Saat ini, kebanyakan binde biluhuta memakai milu manis yang banyak di pasaran. Ya, meski rasanya tidak seenak jika memakai milu pulo, tapi binde biluhuta dengan milu manis juga enak di lidah. Yang penting bukan memakai jenis jagung hibrida atau jagung tepung, masyarakat biasa menyebutnya milu paket, sebab milu yang satu ini kalau direbus kerasnya minta ampun. Tidak heran jika disebut milu tepung, sebab pemanfaatan jagung hibrida lebih afdal dibuat tepung ketimbang direbus.

Milu yang sudah terpisah dari tongkolnya kemudian direbus dengan kuah yang telah diberi bumbu serta beberapa dauh rempah. Tidak lupa rebusan milu dicampur ikan dan parutan kelapa. Ditunggu matang, dan milu siram siap disantap.

Rebusan milu memberi rasa manis. Ikan serta parutan kelapa membuatnya semakin gurih. Dan, jangan lupa diberi garam serta perasan lemon nipis biar manis dan gurihnya bercampur rasa asin. Oiya, tentunya diberi rica (cabai) agar pedasnya sampai ke huwoto (gusi).

Binte biluhutan tongkol (Pixabay.com)

Seperti yang tertera di lirik lagu, milu siram ini tidak ada di tempat lain. Ada sih, tapi susah, jadi terlihat seakan-akan makanan ini hanya ada di Gorontalo. Tapi, untuk daerah tetangga macam Bolaang Mongondow, milu siram masih mudah ditemukan.

Di tempat asal saya, Bolaang Mongondow Selatan, milu siram banyak ditemukan. Sebab, memang sejak dulu interaksi masyarakat Gorontalo di pesisir selatan Bolaang Mongondow terbilang intens. Tidak heran jika ada pengaruh budaya, dalam hal ini, kuliner lokal berupa milu siram, yang ditemukan di sini.

Milu siram ini amat cocok dipakai untuk santapan berbuka puasa. Manis dan gurih dari jagung dan ikan bikin perut terasa lega setelah seharian tidak diisi. Maka dari itu, jika berminat, mending segera berkunjung ke Gorontalo biar menikmati makanan ini langsung dari asalnya.

Kenapa harus jauh-jauh? Ya sekalian berwisata, membantu perputaran ekonomi Indonesia, Gaes. Jadi, apa lagi yang kamu tunggu? Gas Gorontalo sekarang juga!

Penulis: Moh. Rivaldi Abdul
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Melihat 4 Hal Repotnya Punya Motor Matik dari Perspektif Perempuan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version